Ada Orang yang Makan Banyak Tapi Tetap Kurus, Ini 7 Fakta Menariknya!
Beauties, kamu pasti pernah iri dengan teman yang bisa makan banyak tapi berat badannya tetap stabil. Saat kita baru makan sedikit saja sudah merasa “naik timbangan”, mereka malah bisa habis dua piring nasi, minum boba, dan masih terlihat langsing keesokan harinya. Kok bisa, ya?
Ternyata, bukan semata karena “beruntung” atau punya metabolisme ajaib. Ada banyak faktor biologis dan gaya hidup yang membuat seseorang bisa makan lebih banyak tanpa mudah naik berat badan. Mulai dari metabolisme tubuh, genetik, hormon, hingga kebiasaan makan yang berbeda.
Dilansir dari Cigna dan RollingOut, berikut ini tujuh fakta menarik tentang orang yang bisa makan banyak tapi nggak gendut. Yuk, simak biar kamu bisa tahu rahasianya dan mungkin bisa menirunya secara sehat!
1. Metabolisme Dasar Mereka Bekerja Lebih Cepat
Metabolisme bekerja lebih cepat/ Foto: Pexels.com/ Ali Alcántara
Setiap orang punya kecepatan metabolisme yang berbeda. Metabolisme dasar (Basal Metabolic Rate atau BMR) adalah jumlah energi yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga fungsi vital seperti bernapas, memompa darah, dan menjaga suhu tubuh.
Orang yang tampak makan banyak tapi nggak gemuk biasanya punya BMR tinggi. Artinya, tubuh mereka membakar kalori lebih cepat, bahkan saat sedang duduk santai atau tidur. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor genetik, massa otot yang lebih banyak, atau gaya hidup aktif yang membuat pembakaran energi berlangsung terus-menerus.
Selain itu, semakin banyak otot dalam tubuh, semakin banyak pula energi yang dibutuhkan untuk mempertahankannya. Jadi, tanpa sadar, orang dengan massa otot tinggi akan membakar kalori lebih banyak setiap harinya, bahkan ketika tidak berolahraga.
2. Faktor Genetik Mempengaruhi Cara Tubuh Menyimpan Lemak
Faktor genetik/ Foto: Pexels.com/ Pixabay
Genetik berperan besar dalam menentukan seberapa mudah seseorang menambah atau menurunkan berat badan. Beberapa orang memiliki gen yang membuat tubuhnya lebih efisien membakar energi, bukan menyimpannya dalam bentuk lemak.
Selain itu, gen juga berpengaruh pada cara hormon seperti leptin dan ghrelin bekerja. Leptin berfungsi memberi sinyal kenyang, sementara ghrelin memicu rasa lapar. Orang dengan keseimbangan hormon ini yang baik cenderung lebih cepat merasa kenyang dan tidak mudah makan berlebihan.
Faktor lain yang tak kalah penting adalah komposisi mikrobiota usus, atau populasi bakteri baik di sistem pencernaan. Beberapa jenis bakteri usus dapat membantu meningkatkan metabolisme dan memecah lemak lebih efisien, sementara ketidakseimbangan mikroba justru dapat memicu penumpukan lemak.
3. Aktivitas Harian Mereka Lebih Tinggi Tanpa Disadari
Ilustrasi olahraga/Foto: Pexels.com/pixabay
Orang yang kurus dan tetap stabil berat badannya meski makan banyak, seringkali memiliki tingkat aktivitas harian yang lebih tinggi, bahkan tanpa mereka sadari. Aktivitas kecil seperti berjalan ke kantor, sering berdiri, mengetuk-ngetukkan kaki, atau sekadar bergerak aktif disebut NEAT (Non-Exercise Activity Thermogenesis).
Walau tampak sepele, semua gerakan kecil itu bisa membakar ratusan kalori per hari. Penelitian menunjukkan bahwa dua orang dengan berat badan sama bisa berbeda hingga 500 kalori per hari hanya karena perbedaan aktivitas non-olahraga mereka.
Jadi, mungkin bukan cuma soal olahraga di gym, tapi lebih kepada gaya hidup aktif. Orang yang banyak bergerak secara alami cenderung lebih efisien membakar energi tanpa harus sadar “diet” atau “latihan berat”.
4. Hormon Tubuh Mereka Bekerja dengan Seimbang
Hormon tubuh bekerja dengan seimbang/ Foto: Pexels.com/ Tirachard Kumtanom
Hormon memainkan peran besar dalam pengaturan berat badan. Dua hormon utama, leptin dan ghrelin bekerja seperti saklar makan. Leptin memberi sinyal pada otak saat tubuh sudah kenyang, sedangkan ghrelin memberi sinyal lapar.
Orang yang bisa makan banyak tanpa naik berat badan biasanya punya respon hormon yang seimbang. Ketika mereka sudah kenyang, tubuh langsung memberi sinyal untuk berhenti makan. Sebaliknya, ketika lapar, mereka makan secukupnya hingga kebutuhan energi terpenuhi.
Selain itu, hormon kortisol (hormon stres) juga memengaruhi berat badan. Orang yang bisa mengelola stres dengan baik cenderung tidak mengalami peningkatan nafsu makan emosional. Kualitas tidur juga sangat berpengaruh terhadap stabilitas hormon ini. Tidur cukup (7–8 jam per malam) dapat membantu menyeimbangkan hormon lapar dan kenyang, serta menjaga metabolisme tetap aktif.
5. Cara Makan Mereka Lebih Perlahan dan Sadar (Mindful Eating)
Cara makan mereka lebih pelan/ Foto: Pexels.com/ Tirachard Kumtanom
Bukan cuma soal apa yang dimakan, tapi juga bagaimana cara makan. Orang yang makan banyak tapi tidak gendut cenderung makan dengan perlahan dan penuh kesadaran. Mereka menikmati makanan, mengunyah dengan tenang, dan berhenti ketika kenyang, bukan ketika piring kosong.
Kebiasaan ini dikenal sebagai mindful eating. Dengan makan perlahan, otak punya waktu cukup untuk menerima sinyal kenyang dari lambung, sehingga mencegah makan berlebihan. Sebaliknya, orang yang makan terburu-buru seringkali belum merasa kenyang meski sudah melewati batas kalori harian.
Selain itu, mereka jarang makan karena stres atau bosan. Pola makan yang tenang dan teratur membantu menjaga keseimbangan energi tanpa perlu “menahan diri” secara ekstrem.
6. Tidur yang Cukup dan Ritme Tubuh yang Sehat
Tidur yang cukup/ Foto: Pexels.com/ Andrea Piacquadio
Tidur punya hubungan erat dengan berat badan. Orang yang tidur cukup dan berkualitas memiliki metabolisme lebih stabil dibanding mereka yang sering begadang. Kurang tidur menyebabkan hormon ghrelin (lapar) naik dan leptin (kenyang) turun, sehingga kamu cenderung makan lebih banyak dari biasanya.
Sebaliknya, tidur yang cukup akan menjaga keseimbangan hormon serta menurunkan kadar kortisol (hormon stres) yang sering memicu keinginan ngemil malam hari. Selain itu, orang yang tidur cukup juga cenderung memiliki energi lebih untuk beraktivitas di siang hari yang berarti pembakaran kalori lebih besar.
7. Pencernaan Efisien dan Tubuh Menyerap Nutrisi dengan Baik
Ilustrasi pencernaan/Foto: Freepik.com/wayhomestudio
Kesehatan sistem pencernaan juga berperan penting dalam pengaturan berat badan. Orang yang bisa makan banyak tapi tetap ramping biasanya memiliki pencernaan yang efisien dan seimbang. Mereka mampu menyerap nutrisi sesuai kebutuhan, bukan berlebihan.
Usus yang sehat membantu tubuh memproses makanan dengan optimal dan membuang sisa metabolisme dengan baik. Jika sistem pencernaan terganggu, tubuh bisa menumpuk lemak akibat ketidakseimbangan mikrobiota dan gangguan penyerapan nutrisi.
Konsumsi makanan tinggi serat seperti buah, sayur, biji-bijian, serta air putih yang cukup membantu menjaga pencernaan tetap aktif dan sehat.
Ternyata, rahasia orang yang makan banyak tapi tidak gemuk bukan cuma satu faktor saja. Namun, penting diingat bahwa tidak semua tubuh sama. Setiap orang memiliki komposisi genetik dan metabolisme yang unik. Jadi, jangan membandingkan tubuhmu dengan orang lain.
Fokuslah pada pola makan sehat, cukup tidur, rutin bergerak, dan menjaga keseimbangan pikiran agar tubuhmu tetap dalam kondisi terbaik. Karena tujuan akhir bukan sekadar “tetap kurus”, tapi menjadi sehat, bertenaga, dan bahagia dengan tubuh sendiri ya, Beauties!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!