Apakah Benjolan di Payudara Tanda Kanker? Simak Penjelasan Ahli untuk Memahami Risikonya
Kalau kamu pernah membaca literasi terkait kanker payudara, kamu pasti sering membaca banyak referensi menyebutkan bahwa benjolan pada payudara adalah salah satu indikator kanker. Walaupun begitu, penting untuk diingat bahwa tidak semua benjolan di payudara menandakan kanker.
Nodul pada payudara tersebut dapat dibedakan menjadi jinak atau ganas. Untuk lebih memahami benjolan mana yang berisiko menjadi kanker, kamu bisa merujuk pada informasi yang dilansir dari Nebraska Medicine di bawah ini!
Perbedaan Benjolan Biasa dan Kanker
![]() Ilustrasi/Foto: Freepik.com/diana.grytsku |
Kebanyakan orang akan khawatir jika menemukan benjolan di payudara. Namun, kamu boleh bernapas lega sekarang karena tidak semua benjolan berarti kanker. Selain mengungkapkan fakta yang satu ini, Juan Santamaria, MD., ahli bedah kanker payudara juga menyatakan bahwa hanya sekitar 10 persen sampai 20 persen benjolan di payudara yang merupakan kanker. Sisanya biasanya merupakan benjolan yang tidak berbahaya.
Dokter bisa tahu jenis benjolan tersebut dengan cara memeriksa payudara dan mengambil sedikit sampel jaringan untuk diperiksa di lab (biopsi), jika diperlukan. Benjolan kanker biasanya keras seperti batu, bentuknya tidak beraturan, dan sulit digerakkan. Sementara itu, benjolan yang tidak berbahaya biasanya lebih lunak, bentuknya teratur, dan mudah digerakkan.
Tanda-tanda lain yang bisa menunjukkan bahwa seseorang mengidap kanker payudara antara lain:
- Cairan keluar dari puting, terutama jika berwarna merah, coklat, atau merah kecoklatan.
- Terasa benjolan baru di area payudara atau ketiak.
- Timbul benjolan yang tumbuh menembus kulit dan menyebabkan luka terbuka.
- Sekresi dari benjolan payudara.
Kanker payudara biasanya dimulai dari bagian kecil dari payudara yakni lobulus dan saluran (duktus) payudara. Jika sel-sel di area ini mengalami pertumbuhan abnormal dan proliferasi yang tidak terkendali, jaringan tersebut dapat menjadi kanker.
Apakah Benjolan Non-Kanker Bisa Hilang?
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/prostooleh
Santamaria menjelaskan bahwa benjolan di payudara bisa berubah ukuran; kadang lebih besar, kadang lebih kecil. Menurutnya, banyak perempuan yang punya payudara berbenjol-benjol dan berubah ukuran seiring siklus datang bulannya.
Perubahan itu biasanya bukan kanker. Karena hormon perempuan naik turun, benjolan di payudara menjadi lebih besar menjelang menstruasi, kemudian mengecil setelah menstruasi selesai. Kondisi ini disebut perubahan fibrokistik pada payudara dalam istilah medis, dan merupakan kondisi yang umum terjadi.
Selain benjolan, perempuan juga mungkin merasakan payudara terasa berat, nyeri, atau bengkak. Kondisi ini bisa berbeda-beda pada setiap perempuan karena ada yang punya banyak kista dan benjolan dan ada juga yang hanya sedikit.
Perubahan fibrokistik ini sendiri biasanya terjadi pada perempuan berusia 20 hingga 40 tahunan. Kemudian setelah menopause, benjolan ini biasanya akan berhenti muncul.
Benjolan yang Terasa Sakit Belum Tentu Kanker
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/gpointstudio
Santamaria menjelaskan bahwa benjolan kanker di payudara bisa terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakitnya tidak sekuat benjolan yang bukan kanker. Namun, benjolan yang disebabkan oleh kondisi jinak seperti fibrokistik, fibroadenoma, atau kista payudara justru cenderung lebih nyeri dibandingkan benjolan kanker.
Kista payudara sendiri adalah kantung berisi cairan yang sering ditemukan pada perempuan yang belum menopause. Jika kista tumbuh lebih besar atau terasa sakit, dokter dapat melakukan aspirasi kista dengan jarum. Sementara itu, benjolan kanker payudara jarang mengandung cairan, meskipun bisa saja terjadi.
Hal yang Harus Dilakukan Jika Muncul Benjolan
Ilustrasi/Foto: Freepik.com
Jika kamu merasakan perubahan seperti munculnya benjolan, keluarnya cairan, atau hal-hal lain yang tidak biasa pada payudaramu, segera pergi ke dokter kandungan atau dokter umum. Pendeteksian dini kanker payudara merupakan faktor kunci dalam meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan. Jika kanker payudara terdeteksi sejak awal, peluang bertahan hidup selama 5 tahun ke depan bisa mencapai 99 persen.
Dokter mungkin akan menyarankan kamu untuk melakukan mamografi, USG, atau keduanya. Jika ditemukan sesuatu yang mencurigakan, kamu mungkin perlu melakukan biopsi.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
