Arawinda Kirana Mengaku Mengidap Vaginismus, Apa Itu dan Bagaimana Penanganannya?

Riswinanti Pawestri Permatasari | Beautynesia
Selasa, 12 Sep 2023 20:00 WIB
5. Apa Dampaknya?
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/Drazen Zigic

Aktris Arawinda Kirana kembali mengejutkan publik. Bintang film Yuni itu mengungkap bahwa dirinya sedang berjuang melawan vaginismus. Melalui unggahan di Instagram Story, dia mengaku bahwa kondisi ini telah dialaminya sebelum menjadi korban pelecehan. Lalu apa itu vaginismus?

Melansir Cleveland Clinic, vaginismus adalah gangguan otot di area vagina yang menyebabkan ketegangan tanpa bisa dikontrol. Alhasil, penderita mungkin mengalami kesulitan melakukan hubungan seksual atau menggunakan tampon. Berikut beberapa fakta tentang vaginismus yang perlu kamu tahu:

1. Mengenal Vaginismus dan Jenisnya

Ilustrasi Vaginismus/Foto: Freepik.com/drobotdean
Ilustrasi Vaginismus/Foto: Freepik.com/drobotdean

Melansir WebMD, vaginismus adalah kondisi ketika otot di sekitar vagina perempuan mengejang dan menjepit ketika ada benda asing yang masuk, misalnya saat hubungan seksual atau menggunakan tampon.

Hal ini terjadi secara refleks tanpa bisa dikontrol oleh penderita sehingga menyebabkan lubang vagina menutup dan menimbulkan rasa sakit saat ada benda asing yang masuk. Secara umum, ada dua jenis vaginismus yang diketahui saat ini:

  • Vaginismus primer terjadi secara alami atau karena faktor yang tak diketahui, di mana penderita sejak awal memang mengalami rasa sakit setiap kali ada benda apapun yang masuk ke dalam vagina.
  • Vaginismus sekunder adalah kondisi yang terjadi karena penyebab tertentu, misalnya trauma, kekerasan seksual, dan lain-lain. Dalam hal ini, penderita awalnya tidak mengidap vaginismus.

Sayangnya, sebagaimana diungkap oleh Arawinda Kirana dalam unggahnnya, vaginismus adalah kasus yang masih dianggap tabu dan jarang dibicarakan di Indonesia. Terlebih lagi, penggunaan tampon tidak sepopuler di luar negeri sehingga kondisi ini tidak banyak terungkap.

2. Gejala Vaginismus

Ilustrasi/Foto: Freepik.com/jcomp

Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi dan Praktisi Medis Vaginismus, dr Robbi Asri Wicaksono, SpOG, sebagaimana dilansir dari detikHealth, mengungkapkan bahwa kasus vaginismus umumnya baru diketahui setelah menikah dan melakukan hubungan seksual.

Meski demikian, kondisi ini bisa diketahui lebih awal jika penderita menggunakan tampon, menstrual cup, atau melakukan pemeriksaan panggul. Secara garis besar, berikut ini beberapa gejala vaginismus.

  • Munculnya rasa sakit setiap kali melakukan hubungan seksual, di mana rasa tidak nyaman muncul saat penetrasi, namun langsung hilang setelah alat vital dicabut.
  • Beberapa perempuan, melansir WebMD, mendeskripsikan rasa sakit seperti terbakar atau muncul perasaan seperti dihantam di area vagina.
  • Kesulitan melakukan penetrasi saat hubungan seksual atau menggunakan tampon/menstrual cup.
  • Takut melakukan hubungan seksual karena khawatir kesakitan.
  • Kehilangan gairah seksual.
  • Dalam kondisi parah, penderita mungkin mengalami iritasi, pembengkakan, dan muncul bau menyengat.

Perlu dipahami bahwa tanda-tanda di atas muncul tanpa bisa dikontrol dan bukan sesuatu yang disengaja. Jika mengalami hal tersebut, coba lakukan pemeriksaan medis agar mendapat penanganan yang tepat.

3. Penyebab Vaginismus

Ilustrasi/Foto: Freepik.com

Menurut dr Robbi Asri Wicaksono, SpOG, hingga saat ini penyebab vaginismus masih belum diketahui. Pasalnya, gejalanya seringkali tidak terlihat atau disadari, sehingga belum banyak hal yang bisa diteliti. Meski demikian, menurut Cleveland Clinic, kondisi ini kemungkinan terjadi karena berbagai hal, antara lain:

  • Berkaitan dengan gangguan kecemasan.
  • Cedera serius saat melahirkan.
  • Pernah menjalani operasi yang berdampak pada area otot vagina.
  • Trauma, misalnya akibat kekerasan seksual.

Selan itu, masih banyak hal yang mungkin bisa menjadi pemicu vaginismus. Bahkan rasa sakit akibat kondisi vagina yang terlalu kering juga dapat menjadi salah satu pemicu trauma yang berimbas pada vaginismus. Masalah hormon, infeksi ginjal, hingga gangguan pankreas dan kandung kemih bisa memperparah vaginismus.

5. Apa Dampaknya?

Ilustrasi/Foto: Freepik.com/Drazen Zigic

Vaginismus bisa mempengaruhi kehidupan seks dengan pasangan, dan mungkin bisa berimbas pada keharmonisan hubungan. Kondisi ini juga bisa mempengaruhi mental dan menyebabkan gangguan kecemasan. Untuk perempuan yang sedang merencanakan kehamilan, vaginismus bisa menjadi tantangan yang berat.

5. Pencegahan dan Penanganan

Ilustrasi/Foto: Freepik.com/stefamerpik

Sayangnya, hingga saat ini para ahli belum mengetahui cara yang diketahui efektif untuk mencegah kondisi ini. Meski demikian, jika terdiagnosa vaginismus, kamu mungkin akan menjalani beberapa penanganan sebagai berikut:

  • Pengobatan topikal dengan lidocaine bisa mengurangi rasa sakit yang muncul.
  • Terapi fisik dasar panggul.
  • Terapi dilator vagina.
  • Cognitive behavioral therapy (CBT) adalah terapi untuk penderita gangguan kecemasan dan trauma yang bisa membantumu memahami emosi dan efeknya pada perilaku.
  • Terapi seksual.

Demikian beberapa fakta tentang vaginismus yang perlu kamu tahu. Walaupun penyebabnya belum diketahui, namun beberapa pasien berhasil mengatasi kondisi ini setelah menjalani terapi dan treatment. Jika kamu salah satu yang mengalaminya, jangan ragu berkonsultasi dengan dokter atau ahli agar mendapatkan penanganan yang tepat.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.