Detoks ketiak merupakan salah satu cara alternatif yang bisa dilakukan untuk menghilangkan bau badan tidak sedap. Bahkan, cara ini sempat populer dan banyak mengundang rasa penasaran untuk mencobanya.
Keberadaannya pun sering digadang-gadang sebagai pengganti deodorant yang selama ini banyak digunakan dalam keseharian. Namun, seperti apa sebenarnya detoks ketiak ini dan hal-hal terkait apa saja yang perlu diketahui? Simak selengkapnya di bawah ini.
Apa Itu Detoks Ketiak?
Detoks ketiak/freepik.com |
Memahami apa itu detoks ketiak bisa ditelaah berdasarkan pengertian detoks secara umum yang tidak lain merupakan proses pembuangan racun dari dalam tubuh. Saat diaplikasikan pada istilah detoks ketiak, maka dapat diartikan sebagai proses ataupun cara yang dilakukan untuk mengeluarkan racun-racun penyebab bau ketiak sekaligus bau badan. Hal ini mengacu pada pengurangan produksi keringat di area ketikak menggunakan bahan-bahan alami.
Manfaat Detoks Ketiak
Detoks ketiak/freepik.com |
Detoks ketiak dapat memberikan manfaat yang baik bagi tubuh terutama untuk area ketiak. Bahan-bahan alami yang digunakan sebagai detoks ketiak mengandung antibakterial yang mampu mengurangi dan mencegah perkebangbiakan bakteri penyebab bau badan dan juga ketiak. Alhasil, masalah bau ketiak dan juga badan bisa teratasi.
Selain itu, detoks ketiak juga membantu meregenerasi sel kulit area ketiak sekaligus mengangkat sel kulit mati. Dengan rutin melakukan detoks ketiak turut mencerahkan dan melembapkan ketiak.
Cara Melakukan Detoks Ketiak
Detoks ketiak/freepik.com |
Detoks ketiak bisa dilakukan dengan membuat ramuan yang berasal dari bahan-bahan alami. Adapun bahan-bahan alami yang dimaksud adalah minyak kelapa, tanah liat bentonit, cuka sari apel dan air.
Bahan-bahan ini kemudian dicampur menjadi satu hingga terbentuk pasta kental. Jika sudah, tinggal diaplikasikan sebagai masker ke area ketiak. Cukup diamkan selama 5 hingga 20 menit, lalu bilas menggunakan air bersih.
Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Detoks Ketiak
Detoks ketiak/freepik.com |
Mengingat bahwa sensitivitas kulit tiap orang berbeda-beda, maka penggunaan detoks ketiak ini perlu diperhatikan. Pastikan bahwa bahan-bahan alami ramuan detoks ketiak benar-benar asli agar manfaat yang diberikan bisa maksimal dan tidak menimbulkan bahaya. Selain itu, sebelum mengaplikasikannya ke area ketiak, ada baiknya untuk diuji coba dulu ke bagian kulit yang lain seperti tangan.
Apabila terjadi reaksi seperti iritasi ataupun yang lainnya, maka sebaiknya tidak usah diteruskan. Selain itu, perlu diketahui bahwa detoks ketiak ini tidak dapat menyingkirkan racun dari bekas pemakaian deodoran berbahan kimia. Sebaliknya, sistem pengeluaran racun tubuhlah yang akan mampu mengeluarkannya melalui feses, urin dan juga keringat.
Satu hal lagi yang tidak kalah penting adalah, cara terbaik untuk menghilangkan bau tidak sedap pada ketiak maupun badan adalah dengan membersihkannya secara rutin menggunakan sabun. Meskipun hasil yang diperoleh tidak instan, cara ini terbilang lebih aman dibandingkan penggunaan produk berbahan kimia.
Perbandingan Detoks Ketiak dan Deodoran
Detoks ketiak/freepik.com |
Tidak sedikit yang membandingkan antara detoks ketiak dan deodoran. Terlebih lagi mengenai mana yang lebih baik di antara keduanya. Untuk bisa menjawab hal ini, tentu harus dipahami terlebih dahulu risiko masing-masing. Deodoran sendiri pada umumnya mengandung beberapa zat kimia yang memungkinkan untuk memicu terjadinya iritasi seperti kemerahan, gatal dan kulit ketiak hitam.
Di lain sisi, deodoran antiperspirant dapat membuat beralihnya bakteri sehingga berakibat pada peningkatan jumlah bakteri penyebab bau busuk (actinobacteria) dan bakteri penyebab iritasi (staphylococcus).
Sementara itu, detoks ketiak terbebas dari bahan-bahan kimia sehingga dapat menjadi alternatif menggantikan deodoran dan mencegah iritasi. Meski demikian, patut digarisbawahi bahwa kemampuan detoks ketiak ini hanya sampai pada tahap mencegah iritasi, bukan mengobati iritasi.
Maka, apabila sebelumnya ketiak mengalami iritasi akibat penggunaan sebuah produk kemudian berusaha melakukan detoks dengan tujuan meredakan iritasi, hal tersebut merupakan sesuatu yang keliru. Malah, kemungkinan iritasi semakin parah akan lebih besar.