Enak sih, Tapi Ketahui 5 Bahaya Terlalu Sering Makan Kol Goreng untuk Kesehatan
Kol goreng terbuat dari kol yang digoreng dalam minyak panas dan banyak sampai garing kecokelatan. Kol yang digoreng membuat teksturnya menjadi lebih renyah, mudah dikunyah, dan rasanya lebih manis. Kol goreng biasanya dapat kamu temui saat menyantap sajian ayam goreng atau pecel lele. Lauk pendamping ini akan semakin nikmat ketika dipadukan dengan sambal dan lalapan.
Namun, di balik rasanya yang enak, kol goreng rupanya memiliki bahaya kesehatan, apalagi jika sering dikonsumsi. Selain itu, seringkali minyak yang dipakai untuk menggoreng kol sudah dipakai berulang kali hingga warnanya menggelap.
Kalau kamu pecinta kol goreng, sebaiknya ketahui sederet bahaya makan kol goreng berikut ini.
1. Kehilangan Nutrisinya
Kol/Foto: Freepik.com/Mateus Andre
Kol merupakan sayuran berdaun hijau yang penuh nutrisi. Melansir WebMD, kol kaya akan vitamin C, serat, folat, kalium, magnesium, mangan, juga vitamin A dan K.
Tingginya kandungan serat tak larut dalam sayuran renyah ini baik untuk menjaga kesehatan pencernaan. Kol juga mengandung antioksidan yang membantu meredakan pembengkakan pada jaringan tubuh, serta fitosterol yang membantu menurunkan kolesterol.Â
Sayangnya, menggoreng kol dengan minyak panas sampai kering justru menghilangkan semua nutrisi penting tersebut. Berbeda dengan kol yang diolah dengan cara ditumis, dikukus, atau direbus, kol goreng tidak mengandung nutrisi apapun.
2. Menambah Berat Badan
Berat badan bertambah karena terlalu banyak makan makanan digoreng/Foto: Freepik.com/rawpixel.com
Secara umum, makanan yang digoreng memiliki kandungan lemak dan kalori yang jauh lebih tinggi daripada makanan yang tidak digoreng. Meski kol secara alami rendah kalori, yakni 24 kalori per 100 gram kol, tetapi menggoreng kol dapat meningkatkan kandungan lemak dan kalorinya.
Saat makanan digoreng dalam minyak, kandungan air akan hilang dan menyerap lemak jenuh, yang selanjutnya meningkatkan jumlah kalorinya. Kemudian, menurut penelitian dalam International Journal of Obesity (2011), lemak jenuh dalam makanan yang digoreng dapat memengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan dan penyimpanan lemak. Pada akhirnya, mengonsumsi terlalu banyak lemak jenuh dapat menyebabkan penambahan berat badan.Â
3. Menaikkan Kadar Kolesterol
Bahaya makan kol goreng/Foto: Pinterest.com/Vannia Gloria
Mengonsumsi makanan yang digoreng, termasuk sayuran hijau, dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Dikutip dari detikHealth, ahli gizi olahraga dan kebugaran Mochammad Rizal dari Indonesia Sport Nutritionist Association (ISNA) menjelaskan bahwa lemak trans yang muncul selama proses menggoreng dengan minyak yang terlalu panas mampu meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kolesterol baik (HDL). Kadar kolesterol jahat yang tinggi dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.Â
4. Meningkatkan Risiko Penyakit Kronis
Kardiovaskular/Foto: Freepik.com/freepik
Kol sejatinya memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi yang bisa membantu mencegah penyakit jantung, stroke, diabetes, dan jenis kanker tertentu. Akan tetapi, hal sebaliknya justru terjadi pada kol goreng. Meski kol goreng mungkin menggoda, mengonsumsinya dalam jumlah banyak atau terlalu sering dapat berdampak negatif pada kesehatan. Apa alasannya?
Pertama, pedagang ayam goreng atau pecel lele umumnya memakai minyak yang sama berulang kali untuk menggoreng kol. Padahal, hasil studi dalam jurnal Food Chemistry (2016) menemukan bahwa setiap kali minyak digunakan kembali untuk menggoreng, kandungan lemak transnya meningkat.
Kedua, lemak trans dalam makanan yang dimasak dengan teknik deep-fry, seperti kol goreng, sanggup merangsang peradangan dalam tubuh. Merujuk Healthline, peradangan yang berlebihan dianggap sebagai penyebab utama banyak penyakit kronis, seperti penyakit jantung, sindrom metabolik, diabetes, radang sendi, dan tipe kanker tertentu.Â
5. Bikin Wajah Berjerawat dan Penuaan Dini
Wajah berjerawat/Foto: Freepik.com/sweet_tomato
Kol kaya akan vitamin C yang berperan dalam pembentukan kolagen yang membantu menjaga kekencangan, kelembutan, dan kecerahan kulit. Namun, dikutip CNN Indonesia, vitamin C pada sayur dan buah mudah teroksidasi dan rusak saat terkena panas. Dengan cara digoreng, nutrisi vitamin C pada kol justru tidak bisa kamu dapatkan.
Makanan yang digoreng juga dapat dikaitkan dengan masalah kesehatan kulit, mengutip laman Bionyx. Hal ini karena kandungan lemak trans pada makanan yang digoreng memicu peradangan dan radikal bebas, yang terkait dengan jerawat, kerutan, noda hitam, dan garis-garis halus.Â
****
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!