Beauties, apakah kamu memiliki rencana menghabiskan liburan Natal dan Tahun Baru di Singapura? Kalau iya, hati-hatilah dengan kasus batuk rejan yang sedang meningkat di Singapura.
Mengutip laman Kemenkes, batuk rejan atau pertusis adalah jenis infeksi saluran pernapasan yang sangat menular. Penyakit ini ditandai dengan batuk yang diiringi suara tarikan napas tinggi yang khas dan berkepanjangan.
Penyakit ini biasanya disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis, tetapi juga bisa disebabkan oleh bakteri Bordetella parapertussis.
Saat ini, di Singapura terdapat 108 kasus batuk rejan pada tahun 2024, hingga awal Desember lalu. Sementara itu, hanya 19 kasus pada tahun 2023.
Seorang dokter yang diwawancarai oleh Channel News Asia, menghubungkan lonjakan ini dengan perjalanan selama periode liburan akhir tahun yang sedang berlangsung, serta orang dewasa yang kekebalannya menurun karena mereka divaksinasi lebih dari satu dekade lalu.
Perlu diketahui, bahwa batuk rejan ini ternyata sangat menular, biasanya menyebar melalui batuk, bersin, atau bernapas sangat dekat dengan orang lain.
Lalu, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Ari Fahrial Syam pun mengimbau untuk masyarakat Indonesia mewaspadai penyakit yang timbul di momen liburan ini. Terutama, yang akan berlibur ke Singapura.
"Hati-hati untuk masyakat yang akan liburan bersama anak2 akhir tahun ke Singapura, sedang terjadi peningkatan drastis kasus batuk rejan di Singapura," kata Prof Ari melalui akun X pribadinya, mengutip detikHealth.
Di samping itu, Prof Ari mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap memperhatikan kesehatan saat liburan akhir tahun. Untuk mencegah terjadinya perubahan suhu tubuh yang mendadak, Prof Ari menyarankan siapkan jaket ketika berlibur di tempat dingin.
"Tetap mengonsumsi sayur dan buah2an, tetap olahraga dan kalau perlu menginsumsi vitamin agar sehat dan bisa liburan dengan menyenangkan. buat masyarakat yang punya masalah kesehatan agar konsultasi dulu dengan dokter sebelum melalukan liburan panjang ini," jelasnya.