Sebagian besar dari kita pasti tahu bahwa junk food itu makanan tidak sehat. Kamu tahu bahwa gizi buruk berkaitan dengan masalah jantung, tekanan darah tinggi, dan sejumlah penyakit kesehatan lainnya. Kamu bahkan mungkin tahu bahwa penelitian menunjukkan bahwa makan junk food telah dikaitkan dengan peningkatan depresi. Walaupun begitu, masih banyak dari kita yang makan makanan junk food tanpa memikirkan kesehatan badan. Ternyata di balik itu semua, ada beberapa alasan mengapa orang-orang terus makan junk food walaupun berbahaya.
Sensasi Makanan
Foto: https://pexels.com/
Pertama, ada sensasi makanan yang menjadi salah satu alasan mengapa orang menyukai makanan
junk food. Hal ini termasuk rasa (asin, manis, pahit, dan lain-lain), baunya, rasa di lidah, dan kerenyahan. Dilansir dari
Jamesclear.com, ribuan perusahaan menghabiskan jutaan dolar untuk menemukan tingkat kerenyahan yang paling memuaskan terutama dalam keripik kentang.
Tak hanya itu, ilmuwan bahkan menguji jumlah soda yang sempurna dalam minuman berkarbonasi. Semua faktor inilah yang menciptakan sensasi yang dapat diasosiasikan pada otak degan makanan atau minuman tertentu.
Faktor Makronutrien
Foto: https://pexels.com/
Faktor kedua adalah susunan makronutrien dari makanan tersebut. Makronutrien adalah perpaduan protein, lemak, dan karbohidrat yang dikandungnya. Dalam hal
junk food, produsen makanan mencari kombinasi sempurna dari garam, gula, dan lemak yang menggairahkan otak dan membuatmu ingin kembali memakannya.
Otakmu Mengira Porsi Makanan Junk Food Kurang, Sehingga Terus Berkeinginan untuk Makan
Seorang ilmuwan bidang makanan, Steven Witherly, mengatakan bahwa
junk food melibatkan bahan makanan yang cepat untuk dikonsumsi. Misalnya saus mayonaise atau keju mozarela yang mudah meleleh di lidah. Ketika lidah mendeteksi bahwa tidak ada makanan lagi di mulut, saraf pengecap akan memberi sinyal ke otak bahwa porsi itu kurang dan masih lapar.
Otak kemudian berpikir kamu kekurangan kalori sehingga akan cepat bereaksi dengan memicu pelepasan hormon lapar ghrelin untuk mencegah kelaparan. Akibatnya, cenderung makan berlebihan saat sedang bersantap makanan cepat saji.
Respons Air Liur
Beautynesian, tahukah kamu bahwa air liur adalah salah satu faktor yang memberikan pengalaman makan. Semakin banyak makanan yang kamu makan, semakin sering mulutmu mengeluarkan air liur. Semakin banyak air liur maka akan menutupi selesa makanmu.
Sebagai contoh, makanan emulsi seperti mentega, cokelat, es krim, dan mayonaise akan meningkatkan respons saliva yang membantu proses makanmu di lidah. Ini adalah salah satu alasan mengapa banyak orang yang menikmati makanan yang mengandung susu. Ini dikarenakan air liur yang semakin banyak dikeluarkan akan mengirimkan sinyal kepada otak bahwa makanan ini enak.
Pengalaman Makan
Foto: https://images.pexels.com/photos/1528013/pexels-photo-1528013.jpeg?auto=compress&cs=tinysrgb&dpr=2&h=650&w=940
Pernahkah kamu makan makanan yang saking enaknya, ingin memakannya lagi di masa depan? Ini terjadi karena otakmu mencatat perasaan nikmatnya makanan tersebut. Hal tersebut juga yang terjadi pada otakmu ketika makan keripik kentang, burger, pizza, dan lain-lain. Otakmu adalah organ yang paling pintar sehingga hanya dengan mencium makanan tersebut saja kamu sudah bisa membaca mengenai makanan tersebut.
Otakmu yang sudah mencatat rasa dari makanan tersebut akan memicu ingatan dan mendatangkan respons 'ingin makan'. Kenangan ini sebenarnya hasil dari respons fisik seperti air liur yang menciptakan kelezatan pada makanan yang kamu makan.
(kik/kik)