Jarang Diketahui, Ini Bahaya Wellness Syndrome yang Diungkap Adjie Santosoputro
Pernahkah kamu merasa terlalu khawatir dengan kesehatanmu? Atau ngotot ikuti berbagai tren kesehatan seperti halnya meditasi, mindfullness dan program-program lainnya? Jika pernah, maka bisa jadi salah satu tanda kamu mengalami Wellness Syndrome.
Istilah Wellness Syndrome muncul pertama kali sebagai judul buku karya Carl Cedertrom & Andre Spicer. Adjie sebagai Praktisi Mindfulness pernah juga membahas mengenai Wellness Syndrome dalam unggahan di akun instagramnya.
Berikut beautynesia.id telah merangkum bahaya saat kita mengalami Wellness Syndrom yang dijelaskan di unggahan Praktisi Mindfulness Adjie Santosoputro:
Terobsesi pada kesehatan bisa timbulkan kecemasan
![]() Terobsesi/pexels.com |
Setiap orang perlu memiliki kesadaran tentang pentingnya kesehatan. Sebab kesehatan merupakan aspek penting dalam meraih kebahagiaan dan kesuksesan. Namun, jangan sampai kita jadi terobsesi untuk capai label sehat (wellness).
Adjie mengungkapkan tanda-tanda orang yang sudah terobsesi mencapai ‘wellness’ ini adalah serba takut jika melakukan kesalahan yang bikin badan tidak sehat. Misalnya, takut dan khawatir berlebih saat menyalahi aturan diet ataupun olahraga.
Alhasil orang yang mengalaminya akan jadi gampang parno dan cemas. Hal ini justru akan menyebabkan kamu tidak bisa bahagia dan sering diliputi kecemasan. Adjie menjelaskan bahwa “Bisa-bisa kita jadi sakit bukan karena penyakit, tapi karena berlebih cemas dan takut kalau hidup kita enggak sesuai standar wellness.”
Sebabkan Biomorality
![]() Biomorality/pexels.com |
Biomorality ditunjukkan dengan aksi menghakimi orang lain yang gaya hidupnya tidak sehat sebagai orang bodoh, egois ataupun buruk. Misalnya kepada para perokok, orang gemuk, orang yang begadang dan lainnya. Bahkan parahnya, orang yang mengalaminya akan merasa sah-sah saja mempermalukan mereka di hadapan orang lain.
Jadi orang yang terobsesi dengan ‘Wellness’ akan memaksa dan mendorong diri sendiri dan orang lain untuk hidup sehat. Sehingga saat tidak melakukan aturan-aturan kesehatan akan merasa sangat bersalah dan stres.
Rentan bikin overthinking
![]() Overthinking/pexels.com |
Karena tidak sekedar ingin sehat, melainkan terobsesi untuk sehat. Maka rentan membuat pelakunya merasa overthinking. Jadi seseorang yang merasakan sindrom ini akan seringkali kepikiran kesalahan dan kegagalannya dalam menjaga kesehatan.
Sehingga hal tersebut membebani pikirannya, menjadi overthinking yang berdampak pada pola tidur jadi terganggu. Alhasil kesehatan fisik dan mental yang menjadi korbannya.
Enggan peduli dan membantu orang lain
![]() Tidak peduli/pexels.com |
Berhubungan dengan biomorality, Wellness Syndrome juga bisa sebabkan seseorang enggan peduli dan juga membantu orang lain. Karena yang ada di pikirannya hanyalah menyalahkan orang lain yang hidup dengan gaya tidak sehat.
Misalnya, menyalahkan perokok dengan sebutan ‘bodoh’ atau ‘tak bisa berpikir, sudah tahu buruknya tapi tetap dilakukan’ dan lainnya. Kalau sudah begini tentu akan berdampak terhadap kualitas hubungan sosial.
Di akhir, Adjie mengingatkan bahwa “Di setiap yang kita anggap positif, selalu ada kandungan negatifnya". Termasuk dalam aspek kesehatan, menyadari pentingnya kesehatan tentu menjadi hal yang penting dan baik. Namun ingat jangan sampai berlebihan dan justru jadi terobsesi sehat ya!



