Toxic Positivity, Berniat Menyemangati Berujung Menyakiti
Ketika sahabat, keluarga, pacar atau orang-orang di sekitar kamu sedang mengalami masa-masa kesedihan atau kegagalan, kita sebagai orang terdekat tentunya ingin membantu mereka. At least dengan cara menyemangati mereka agar kembali bangkit.
Di balik kata-kata penyemangat sederhana seperti "Semangat ya, kamu pasti bisa melewatinya" ternyata dapat menyebabkan orang tersebut semakin sedih dan justru depresi loh, Ladies. Terkadang orang tersebut tidak membutuhkan kata-kata penyemangat, melainkan hanya butuh di dengarkan saja.
Toxic positivity adalah ketika seseorang terus menerus memberi semangat, saran atau dorongan yg berlebih. Sehingga dorongan tersebut justru malah membuat orang tersebut menjadi tidak nyaman. Kita sering kali tidak sadar apakah kita adalah orang yang menerima toxic positivity atau bahkan kita yang menebarkan toxic positivity tersebut, yuk cek ciri-ciri kalimat di bawah ini.
Berikut kalimat yang Mengandung Toxic Positivity
1. "Jangan nangis, bersyukur aja"
![]() Toxic Positivity/source: freepik.com |
Mungkin jika melontarkan kalimat ini, kalian berniat untuk menyemangati teman yang sedang sedih. Tapi tahu enggak sih? Tanpa disadari, kalimat tersebut adalah ciri-ciri toxic positivity. Padahal semua orang berhak untuk meluapkan emosi dan perasaannya dengan cara menangis, dengan menangis hati akan terasa menjadi lebih lega.
Malah, jika kita terus memendam emosi bisa memberikan dampak yang bahaya bagi kesehatan mental kita. Kalimat ini bisa kamu ganti dengan "Kalau kamu mau nangis, keluarin aja biar lega"
2. "Kamu masih mending, masih banyak orang di luar sana yang lebih sedih daripada kamu"
![]() Toxic Positivity/source: freepik.com |
Kita perlu tahu bahwa semua orang pasti memiliki tingkat kesedihannya masing-masing dalam kondisi apapun. Rasa sedih ataupun rasa kecewa yang sedang kita alami bukanlah ajang kompetisi yang bisa dibanding-bandingkan siapa yang lebih sedih.
Semua orang pasti memiliki rasa sedih tersendiri karena sesuatu dan itu adalah hal yang wajar. Jadi, kalimat ini sebaiknya kamu ganti dengan "Aku ngerti kok kamu sedih, sini cerita sama aku".
3. "Santai aja, enggak usah dipikirin"
![]() Toxic Positivity/source:freepik.com |
Kalimat ini bahaya bagi pendengarnya yang sedang bersedih. Dengan melontarkan kalimat ini, kamu justru malah membuat sang pendengar semakin sedih.
Kamu seperti menyepelekan kesedihan yang mereka rasakan. Padahal, sedih yang kamu rasakan sangatlah wajar. Terkadang gapapa kok untuk memikirkan hal yang bikin kamu sedih dan menangisi nya, dari situ kamu akan merasa lega. Kamu sebaiknya mengganti kalimat ini menjadi "Gapapa kok, hal yang kamu sedihin itu wajar. Kamu bisa cerita sama aku kalo mau"
Itu tadi adalah toxic positivity dan ciri-ciri kalimatnya. Ketika kamu merasa sedih, keluarkan sedih kamu dengan cara apapun senyaman kamu asal dengan tidak merugikan orang lain.
Sedih, marah, kecewa adalah hal yang sangat wajar. Hal ini juga perlu kita refleksikan, apakah kita pernah menjadi orang yang menebarkan toxic positivity? Kalau pernah, yuk berubah. Saling merangkul satu sama lain, dan hindari menjatuhkan perasaan orang lain. It's okay not to be okay! You can take a rest for while, dan jangan lupa untuk bangkit lagi.


