Kebiasaan Melewatkan Sarapan Ternyata Bisa Memicu Naiknya Berat Badan, Ini 3 Bahaya Lainnya!

Pratitis Nur Kanariyati | Beautynesia
Senin, 04 Mar 2024 05:00 WIB
4. Mudah sakit kepala
Skip sarapan bisa membuat tubuh merasakan sakit kepala/foto: freepik.com/cookie_studio

Saking padatnya kegiatan yang harus dilakukan di pagi hari, seringkali membuat seseorang melewatkan waktu sarapan. Padahal membiasakan diri untuk sarapan di pagi hari sangatlah baik untuk kesehatan tubuh.

Ternyata melewatkan sarapan bisa memicu perubahan suasana hati hingga menaikkan berat badan. Kok bisa? Bukankah seharusnya dengan skip sarapan, tubuh akan lebih mudah kehilangan berat badan? 

Buat Beauties yang masih suka melewatkan sarapan harus berhati-hati lagi ya. Berikut ini terdapat 4 bahaya kebiasaan melewatkan sarapan yang bisa membuat hari-hari Beauties menjadi kurang berwarna. Simak!

1. Skip sarapan dapat menaikkan berat badan

Skip sarapan dapat menaikkan berat badan/foto: freepik.com/jcomp

Umumnya, orang-orang menganggap bahwa skip sarapan mampu menurunkan berat badan. Namun, beberapa sumber justru mengatakan sebaliknya. Sarapan diklaim mampu menurunkan berat badan.

Skip sarapan dapat mengakibatkan perubahan pada ritme, pola, dan siklus waktu makan. Terdapat kecenderungan, orang yang skip sarapan akan mengonsumsi lebih banyak makanan di sepanjang hari dibandingkan mereka yang rutin sarapan. 

Kepala Organisasi Inflammation Research Foundation, Barry Sears, juga mengatakan bahwa melewatkan sarapan akan membuat kadar kortisol terus meningkat lantaran guna menjaga kadar glukosa darah.

Alhasil, terjadilah resistensi insulin yang membuat seseorang semakin merasakan lapar sepanjang hari.

2. Peningkatan kortisol

Skip sarapan mampu meningkatkan hormon stres/foto: pexels.com/energepic.com

Sarapan diklaim mampu menjaga kadar gula dalam darah tetap stabil, baik pada penderita diabetes maupun tidak. Itu berarti, ketika melewatkan sarapan dapat memicu penurunan kadar glukosa darah. 

Padahal jaringan tubuh seperti otak, misalnya, terus membutuhkan glukosa. Namun, terkadang glikogen tidak cukup untuk mempertahankan kadar glukosa darah. Guna mengatasi kondisi tersebut, tubuh akan menaikkan kadar kortisolnya. 

Diketahui kadar kortisol (hormon stres) mencapai puncak tertingginya pada pagi hari sekitar jam 7 sampai 9. Oleh karena itu, pada pagi hari Beauties perlu mengonsumsi makanan bernutrisi untuk mengembalikan hormon stres ke kadar normalnya. 

Meningkatnya hormon stres dapat memberikan efek kesulitan dalam berkonsentrasi atau fokus, mengutip Healthline.

3. Terjadi perubahan suasana hati yang naik turun

Melewatkan sarapan dapat mempengaruhi suasana hati menjadi mudah marah dan tersinggung/foto: freepik.com/freepik

Glukosa adalah sumber energi utama yang dibutuhkan oleh tubuh terutama jaringan otak. Saat memutuskan tidak sarapan, maka tubuh akan rentan kekurangan glukosa. 

Ketika gula dalam darah menurun, tubuh secara otomatis akan melepaskan hormon epinefrin dan kortisol sebagai bentuk sinyal kepada hati guna melepaskan lebih banyak gula ke dalam darah. Hal tersebut dapat menyebabkan perasaan seperti cemas dan gelisah. 

Selain itu, rendahnya glukosa juga mampu memengaruhi neurologis yang berakibat pada berubahnya suasana hati menjadi mudah marah dan tersinggung. Dalam praktiknya, pengaruh melewatkan sarapan terhadap suasana hati adalah mood rusak akibat hangry alias perpaduan antara perasaan marah (angry) dan lapar (hungry). 

Sudah terbayang kan, bagaimana pengaruh skip sarapan terhadap suasana hati.

4. Mudah sakit kepala

Skip sarapan bisa membuat tubuh merasakan sakit kepala/foto: freepik.com/cookie_studio

Bagi sebagian orang, melewatkan sarapan akan membuat tubuh lemas dan muncul sakit kepala. Kok bisa sih?

Saat tubuh kekurangan asupan nutrisi di pagi hari, hormon kortisol dalam tubuh akan meningkat. Melansir Healthline, salah satu gejala atau efek dari meningkatnya hormon kortisol adalah sakit kepala. Sebuah studi yang melibatkan lebih dari 200 pasien sakit kepala kronis, sebanyak 45 persen diantaranya mengalami stres.

American Migraine Foundation pun menyatakan hal serupa. Beberapa penelitian meyakini terdapat pengaruh dalam meningkatnya kadar kortisol terhadap sakit kepala. 

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI! 

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE