Seperti yang kita ketahui manusia adalah makhluk sosial. Namun, kita kerap kali menemui orang-orang yang toksik. Seperti yang kita ketahui, toksik ialah racun. Lalu, apa penyebab, ciri, serta cara menghadapinya? Beautynesia akan memberikan bocorannya nih. Kita bahas satu per satu dulu, yuk.
Penyebab Toksik
Menurut penelitian dari Welden University, orang yang memiliki sifat toksik adalah ia yang memiliki gangguan kepribadian. Seseorang ini bisa memiliki masa lalu yang kelam, namun belum healing sepenuhnya. Penyebab seseorang menjadi toksik, di antaranya:
1. Masalah Pribadi
Seseorang yang memiliki sifat toksik, biasanya mereka memiliki masa lalu yang kelam. Baik bullying di lingkungan sekitar, tidak mendapat kasih sayang, dan terlalu ditekan. Pada akhirnya ia memiliki masalah pribadi, dan masalah tersebut belum diselesaikan, hingga akhirnya orang tersebut menebar energi negatif.
Dampaknya jika kita berhubungan dengan orang-orang yang toksik, ialah bisa merasakan cemas berlebih, stres, hingga depresi.
2. Gangguan Kepribadian
Mengutip Mayo Clinic, gangguan kepribadian adalah kondisi ketika seseorang memiliki pola pikir, fungsi, serta perilaku yang kaku dan tidak sehat. Orang dengan gangguan kepribadian akan sulit berinteraksi dengan orang sekitar.
Menurut Andri, Psikiater di Klinik Psikomatik OMNI Hospital Alam Sutera, mengatakan gangguan kepribadian ini beragam, ada narsistik, ambang, paranoid, dependent, dan avoidant.
"Saya praktik, paling sering menemukan kepribadian ambang. Dia erat gangguannya dengan depresi dan gangguan bipolar. Biasanya yang mengalami perempuan berusia muda. Perasaan yang sering timbul tidak berdaya kalau ditinggal sendirian, tidak punya seseorang yang mendukung, mengalami self harm" Jelas Andri, saat dihubungi oleh CNN Indonesia, Kamis (9/12).
Masalah gangguan kepribadian ini sudah lama timbul, namun baru akan terlihat ketika seseorang berusia 18 tahun. Mereka pun tidak merasakan gangguan yang dialaminya, melainkan orang yang berinteraksi dengannya, yang merasakan gangguan tersebut.
3. Pola Asuh
Pola asuh dapat memengaruhi karakter seseorang / Foto : Pexel.com / Ketut Subiyanto |
Percaya nggak sih Beauties, bahwa pola asuh berpengaruh pada karakter seseorang? Seperti pendapat Myra Amir, Psikolog Keluarga, seseorang yang tumbuh di lingkungan keras, maka ia akan tumbuh menjadi pribadi yang keras pula.
Ada 4 jenis pola asuh seperti:
- Otoriter, kondisi ketika anak harus mengikuti aturan dari orangtuanya.
- Permisif, orangtua yang senantiasa mengikuti kemauan anak.
- Otoritatif atau demokratis, di sini orang tua yang senantiasa mendukung anak-anaknya bahkan meskipun anak gagal, ia akan memberikan semangat.
- Pola asuh tidak terlibat, di mana peran orang tua mengabaikan si anak, tidak responsif, bahkan membiarkan si anak.
"Yang otoriter pertama itu yang membuat anak menjadi toksik. Orangtua meminta anak mengerjakan apa yang mereka katakan, anak nggak ada kesempatan buat ngomong. Orangtua cenderung enggak mendengarkan, karena gimana mau mendengarkan? Komunikasinya satu arah," papar Myra dikutip dari CNN Indonesia.