Meski Pasti Enaknya, Ini 4 Alasan Mengapa Kamu Harus Mengurangi Konsumsi Mi Instan

Nindya Putri Hermansyah | Beautynesia
Jumat, 20 Dec 2024 06:45 WIB
3. Rendah Gizi dan Serat
Mi instan bisa mengakibatkan gangguan pencernaan/Foto: Freepik.com/makistock

Mi instan menjadi makanan favorit banyak orang karena kepraktisan dan rasanya yang enak. Tidak heran jika mi instan sering menjadi pilihan utama saat lapar melanda, terutama di kalangan anak muda.

Namun, di balik kelezatannya, ada risiko kesehatan yang perlu diperhatikan jika dikonsumsi terlalu sering. Mengurangi konsumsi mi instan bisa menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan jangka panjang.

1. Kandungan Garam yang Tinggi

Sodium sangat berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah besar/Foto: Freepik/freepik

Kandungan garam dalam mi instan sering kali mencapai lebih dari setengah batas konsumsi harian yang direkomendasikan. Dokter Lisa Young, ahli gizi dan penulis buku “Finally Full, Finally Slim,” menyatakan di Medical News Today bahwa asupan garam tinggi dapat meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular. Banyak mi instan mengandung hingga 1.000 mg natrium dalam satu porsi, sedangkan batas maksimal yang disarankan hanya 2.300 mg per hari.

Bagi kamu yang gemar mengonsumsi mi instan, ingatlah bahwa satu porsi mi instan bisa mengandung lebih dari setengah kebutuhan harian natrium, yang jika terus-menerus dikonsumsi dapat merusak kesehatanmu.

2. Bahan Pengawet dan Zat Aditif

MSG (Monosodium Glutamate) bisa memicu rasa sakit/Foto: Freepik/freepik

Selain garam yang tinggi, mi instan juga mengandung bahan pengawet dan zat aditif lainnya, seperti MSG (monosodium glutamat) dan TBHQ (tertiary butylhydroquinone). Menurut Dr. Hana Kahleova dari Physicians Committee for Responsible Medicine, MSG dapat memicu reaksi tertentu pada beberapa orang, seperti sakit kepala dan mual, serta meningkatkan nafsu makan secara berlebihan.

Sementara itu, TBHQ, yang sering digunakan untuk memperpanjang masa simpan mi, disebutkan dalam penelitian di Journal of Environmental Science and Health dapat menyebabkan efek samping pada sistem kekebalan tubuh jika dikonsumsi dalam jumlah besar atau secara terus-menerus. Bagi kamu yang ingin menjaga kesehatan jangka panjang, menghindari bahan pengawet berlebihan merupakan langkah penting.

3. Rendah Gizi dan Serat

Makanan pedas bisa menyebabkan gangguan pencernaan/Foto: Freepik/makistock

Mi instan bisa mengakibatkan gangguan pencernaan/Foto: Freepik.com/makistock

Mi instan umumnya rendah gizi, terutama vitamin, mineral, dan serat. Mengutip Medical News Today, Dr. Michael Greger, ahli gizi dan penulis buku "How Not to Die," menjelaskan bahwa mi instan tidak mengandung nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh, sehingga hanya memberi rasa kenyang tanpa mendukung kesehatan yang optimal.

Kekurangan serat dalam makanan bisa menyebabkan gangguan pencernaan, termasuk sembelit, dan berdampak buruk bagi kesehatan usus secara keseluruhan. Mi instan memang mengenyangkan, tetapi kamu mungkin akan kehilangan nutrisi yang penting untuk tubuhmu.

4. Peningkatan Risiko Sindrom Metabolik

Meningkatkan risiko darah tinggi/Foto: Freepik/luckyel

Konsumsi mi instan yang berlebihan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko sindrom metabolik, yang mencakup sejumlah kondisi seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan kadar gula darah yang tidak stabil.

Dr. Mariani, seorang ahli kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menyebutkan dalam Jurnal Nutrisi Indonesia bahwa kebiasaan makan mi instan dua hingga tiga kali seminggu dapat meningkatkan kemungkinan terkena sindrom metabolik, terutama bagi mereka yang jarang mengimbanginya dengan konsumsi makanan sehat. Hal ini disebabkan oleh kandungan karbohidrat dan lemak jenuh yang tinggi di dalam mi instan.

Alternatif Lebih Sehat untuk Mi Instan

Ganti mi instan dengan mi rendah kalori dan bebas gluten/Foto: Freepik/monsterlabs

Jika kamu ingin tetap menikmati kelezatan mi tetapi mengurangi risikonya, kamu bisa beralih ke alternatif yang lebih sehat. Cobalah mi gandum utuh atau mi shirataki yang memiliki kandungan serat tinggi dan rendah kalori, sehingga lebih baik untuk pencernaan dan membantu menjaga berat badan. Menurut Dr. Greger dalam bukunya "How Not to Die," mi gandum utuh lebih baik dibandingkan mi instan karena mengandung lebih banyak nutrisi seperti zat besi dan vitamin B.

Selain itu, kamu juga bisa membuat mi sayur sendiri di rumah. Dr. Catherine Perez, seorang ahli gizi di American College of Nutrition, menjelaskan dalam Everyday Health bahwa mi sayuran dari bahan-bahan seperti zucchini, wortel, atau labu bisa menjadi pengganti yang lezat dan menambah asupan vitamin, mineral, serta serat.

Menambahkan berbagai sayuran dan protein tanpa lemak seperti ayam atau tahu ke dalam hidangan mi juga bisa membuatnya lebih seimbang dan mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan. Dengan cara ini, kamu masih bisa menikmati hidangan beraroma khas mi tanpa risiko yang sama dari mi instan.

Beauties, mengurangi konsumsi mi instan adalah langkah bijak untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Mulailah dari sekarang dengan membuat pilihan makanan yang lebih sehat, agar kamu bisa menikmati hidup dengan tubuh yang bugar dan bebas dari penyakit.

Ingat, kesehatan adalah investasi terbaik yang bisa kamu berikan untuk diri sendiri!

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE