Serba-Serbi Kasus Mycoplasma Pneumoniae, Sebenarnya Bahaya Nggak Sih?
Minggu awal di bulan Desember ini masyarakat dikejutkan dengan pemberitaan terkait penyakit yang menyerang sistem pernapasan, yaitu pneumonia misterius yang menyerang anak-anak di Negara China sejak pertengahan Oktober 2023.
Dilansir dari laman WHO, pada tanggal 23 November lalu peningkatan penyakit yang menyerang sistem pernapasan, utamanya anak-anak terindikasi diakibatkan oleh bakteri mycoplasma sejak bulan Mei, RSV, adenovirus, dan juga influenza sejak bulan Oktober.
Memang, sejak wabah COVID-19 melanda satu dunia, penemuan penyakit baru misterius yang menyerang sistem pernapasan seperti ini bisa dengan cepat membuat masyarakat sangat panik, trauma dan menjadi overthinking. Sebab itu, penting banget untuk tahu penyebab, gejala, dan pencegahan untuk mengatasi penyebaran penyakit pneumonia misterius ini.
6 Kasus Mycoplasma Pneumoniae Terdeteksi di Indonesia
Mycoplasma pneumoniae/Foto: freepik.com/brgfx
Fenomena pneumonia misterius di China juga sampai ke Indonesia. Kementerian Kesehatan Indonesia mengatakan bahwa telah terjadi 6 kasus pneumonia yang disebabkan oleh bakteri mycoplasma di Indonesia sejak Oktober lalu.
Dalam Press Conference Update Pneumonia Mycoplasma di Indonesia oleh Kementerian Kesehatan, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dr.dr. Maxi Rein Rondonuwu menjelaskan bahwa terdapat 6 kasus pneumonia yang disebabkan oleh bakteri mycoplasma.
Lima pasien ditangani di RS Medistra, dua diantaranya menjalani rawat inap, sisanya rawat jalan. Sementara satu pasien dirawat inap di RS JWCC. Kebanyakan pasien adalah anak-anak dengan rentang usia 3 hingga 12 tahun. Namun, saat ini semua pasien sudah dinyatakan sembuh.
Fakta Mycoplasma Pneumoniae
Mycoplasma pneumoniae/Foto: freepik.com/kjpargeter
Faktanya, bakteri mycoplasma ini paling banyak menyerang anak-anak dan memang bukan penyakit baru. Hal ini disampaikan oleh Dirjen P2P, Maxi Rein Rondowunu yang mengatakan bahwa penyakit ini sudah ada sejak lama, bahkan sebelum ada COVID-19. Namun, memang di akhir 2023 ini mengalami peningkatan dengan penyebab yang belum diketahui.
Dokter Spesialis Anak, Nastiti Kaswandani mengatakan bahwa terjadinya peningkatan penyakit pneumonia mycoplasma ini juga karena terdapat alat yang semakin canggih untuk mendeteksi dibandingkan dahulu, padahal sebenarnya penyakit ini memang sudah ada sejak lama.
Terjadi kehebohan di masyarakat tentang penyakit pernapasan ini tidak bisa dipungkiri bahwa ada rasa trauma pasca COVID-19 sehingga ketika menemukan fenomena peningkatan penyakit masalah pernapasan, langsung bereaksi panik. Apalagi keadaan sebelumnya sudah tidak ada lagi lockdown dan juga tidak diwajibkan untuk memakai masker ketika pergi ke tempat umum.
Gejala Mycoplasma Pneumoniae
Mycoplasma pneumoniae/Foto: freepik.com
Pneumonia mycoplasma kebanyakan menyerang anak pra-sekolah dan sekolah. Gimana sih gejala-gejala seseorang yang terindikasi terkena pneumonia mycoplasma?
- Demam
- Batuk (2-3 minggu)
- Nyeri tenggorokan
- Nyeri dada (pada anak usia sekolah)
- Lemas
Namun yang perlu digarisbawahi adalah, dibandingkan dengan virus COVID-19, influenza, dan juga bakteri yang menyebabkan pneumonia lainnya, tingkat keparahan yang disebabkan mycoplasma jauh lebih rendah.
“Untuk itu tidak perlu terjadi kepanikan yang berlebihan di masyarakat,” ujar dr. Nastiti dalam press conference pada tanggal 6 Desember 2023 lalu.
Pencegahan Mycoplasma Pneumoniae
Mycoplasma pneumoniae/Foto: freepik.com/pikisuperstar
Beauties, walaupun dikatakan tidak menimbulkan keparahan, namun harus tetap waspada, ya. Ada baiknya mulai dari diri dan keluarga untuk melakukan tindakan pencegahan atas penyakit-penyakit yang dapat menyerang sistem pernapasan. Bagaimana caranya?
- Pola hidup sehat
- Rajin cuci tangan
- Memakai masker
- Saat sakit sebaiknya berdiam diri di rumah saja
- Anak diberikan asupan nutrisi seimbang
- Wajib imunisasi
- Menghindari bepergian ke wilayah yang mengalami peningkatan kasus
Nah, belajar dari berbagai kasus penyakit sistem pernapasan, penting banget untuk selalu disiplin pada diri sendiri dan juga keluarga untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan. Sebab, mencegah lebih baik daripada mengobati, bukan?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!