Bagi wanita, keputihan merupakan salah satu hal yang mengganggu dan menyebalkan. Bahkan tak jarang banyak wanita yang khawatir jika muncul keputihan. Keputihan atau flour albus merupakan cairan yang keluar dari vagina berwarna keputihan dengan tekstur cair menuju kental. Warnanya biasanya putih bening serta tidak berbau.
Cairan ini diproduksi oleh kelenjar vagina kemudian leher rahim akan keluar membawa sel mati dan bakteri sehingga vagina terlindungi dari infeksi. Jika kamu mengalami keputihan dengan warna kekuningan serta bertekstur dan berbau tidak sedap, maka kamu harus hati-hati. Hal ini bisa saja merupakan tanda keputihan tak normal akibat adanya infeksi atau kelainan pada organ reproduksi wanita.
Namun jika cairan yang keluar berwarna bening keputihan dan tak berbau, maka kamu tidak perlu khawatir karena hal tersebut normal. Jika kamu sering mengalami keputihan, bisa jadi hal-hal inilah penyebabnya.
Alergi di area vagina
Alergi di area vagina/foto: freepik.com |
Alergi terhadap bahan kimia dapat menyebabkan produksi keputihan meningkat. Produk yang digunakan di sekitar area vagina seperti krim, cairan hingga wewangian dapat menimbulkan alergi yang berdampak pada munculnya keputihan. Akibat terjadinya alergi, maka cairan keputihan menjadi tak normal dan berwarna kekuningan. Untuk itu, kamu harus segera menghentikan penggunaan produk-produk tersebut bila gejala keputihan sudah tak normal.
Pengaruh hormon
Pengaruh hormon/foto: freepik.com |
Keputihan yang normal merupakan salah satu tanda bahwa tubuh sehat. Ini merupakan cara tubuh untuk menjaga dan membersihkan vagina. Peningkatan produksi cairan dari vagina ini bisa meningkat karena beberapa hal termasuk pengaruh hormon. Jika kamu sedang mendekati masa ovulasi, mengalami gairah seksual dan konsumsi pil KB, maka hal ini akan mempengaruhi hormonmu dan menyebabkan lebih sering keputihan. Tak perlu khawatir karena merupakan hal yang normal.
Infeksi jamur
Infeksi jamur/foto: freepik.com |
Jika kamu mengalami keputihan berwarna putih kekuningan serta bergumpal bahkan disertai panas dan nyeri setelah melakukan aktivitas seksual ataupun berkemih, maka bisa jadi hal tersebut diakibatkan oleh infeksi jamur. Umumnya infeksi jamur candidosis vaginalis terjadi akibat daerah vagina yang lembab sehingga tumbuh ragi jamur di organ intim. Untuk itu, menjaga kebersihan vagina sangatlah penting. Ganti pakaian dalammu minimal 2 kali sehari dan jangan menggunakan celana yang terlalu ketat.
Infeksi bakteri
Infeksi bakteri/foto: newsmedical.com |
Wanita yang sedang mengandung ataupun sering berganti-ganti pasangan seks rentan mengalami infeksi bakteri di area vagina. Bakteri yang menyebabkan infeksi biasanya disebut Gardnerella Vaginitis. Hal ini menyebabkan meningkatnya keputihan disertai bau menyengat dan amis. Walaupun di beberapa kasus jarang menimbulkan gejala.
Radang panggul
Radang panggul/foto: freepik.com |
Radang panggung merupakan infeksi yang menyebar melalui hubungan seksual. Bakteri menyebar ke vagina hingga organ reproduksi lain. Infeksi ini menyebabkan cairan keputihan meningkat dan berbau busuk. Radang panggul disebabkan oleh infeksi menular seksual seperti klamidia dan gonore. Karena itu, tidak disarankan berganti-ganti pasangan untuk mencegah timbulnya infeksi ini.
Beberapa hal tersebut dapat menjadi penyebab timbulnya keputihan yang terus menerus. Untuk itu, kamu harus selalu menjaga kebersihan organ intim serta menjalani gaya hidup yang sehat.