Terkesan Sepele, Ternyata Menunda Alarm saat Bunyi Bisa Datangkan 6 Dampak Buruk!

Nazwa Yuliana | Beautynesia
Senin, 18 Aug 2025 18:00 WIB
Tips Mengurangi Kebiasaan Snooze
Kebiasaan menunda/ Foto: Pexels.com/ Miriam Alonso

Beauties, siapa di sini yang sering banget menekan tombol snooze di pagi hari? Rasanya cuma mau “tidur 5 menit lagi”, tapi tahu-tahu alarm bunyi lagi, lalu kita tekan snooze lagi, dan begitu seterusnya.

Kebiasaan ini memang terlihat sepele, bahkan sebagian orang menganggapnya sebagai trik kecil untuk bangun dengan lebih “halus”. Tapi, menurut para ahli, kebiasaan menunda alarm justru bisa mengganggu kualitas tidur, bikin tubuh terasa lebih lemas, bahkan bisa berdampak pada kesehatan jangka panjang.

Dilansir dari Cleveland Clinic dan Scientific American, yuk kita kupas tuntas apa saja efeknya dan kenapa kamu harus mulai mempertimbangkan untuk berhenti menekan tombol snooze setiap pagi.

1. Mengacaukan Siklus Tidur dan Mengganggu Fase REM

Mengacaukan siklus tidur/ Foto: Pexels.com/ cottonbro studio

Tidur manusia terbagi menjadi beberapa tahap, termasuk Rapid Eye Movement (REM) yang sangat penting untuk pemulihan fisik dan mental. Ketika alarm pertama kali berbunyi, tubuh sebenarnya sedang bersiap keluar dari siklus tidur.

Namun, jika kamu menekan snooze, otak akan kembali ke tidur ringan atau bahkan mencoba masuk lagi ke fase REM. Masalahnya, fase tidur “tambahan” ini terputus lagi ketika alarm berikutnya berbunyi. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan manfaat tidur yang sesungguhnya dan justru merasa lebih lesu saat benar-benar bangun.

2. Memperburuk Sleep Inertia yang Bikin Pagi Jadi “Berat”

Bangun pagi/ Foto: Pexels.com/ Andrea Piacquadio

Sleep inertia adalah rasa pusing, grogi, dan tidak fokus yang sering muncul beberapa menit hingga jam setelah bangun tidur. Kebiasaan snooze justru bisa memperparah kondisi ini.

Alasannya, ketika kita memutus siklus tidur lalu mencoba tidur sebentar, otak mengalami kebingungan antara “mode tidur” dan “mode bangun”. Hasilnya? Kamu bisa merasa lemas, lambat merespons, dan sulit fokus saat memulai aktivitas. Bahkan, efek ini bisa bertahan lebih lama jika kamu adalah tipe yang sering memencet snooze berulang kali.

3. Bisa Menjadi Tanda Kamu Kurang Tidur atau Memiliki Gangguan Tidur

Tanda kurang tidur/ Foto: Pexels.com/ Vlada Karpovich

Kalau setiap pagi kamu merasa sangat sulit bangun sampai harus menekan snooze berkali-kali, itu bisa jadi tanda bahwa tubuhmu belum mendapatkan istirahat yang cukup.

Ini sering menjadi “red flag” untuk kebiasaan tidur yang buruk atau adanya gangguan seperti insomnia, sleep apnea, atau pola tidur yang terlalu tidak teratur. Alih-alih terus mengandalkan snooze, perhatikan juga jam tidur malam kamu, idealnya orang dewasa membutuhkan 7–9 jam tidur berkualitas.

4. Efek Psikologis: Memulai Hari dengan “Mindset Menunda”

Menunda alarm/ Foto: Pexels.com/ Miriam Alonso

Menunda alarm ternyata bukan cuma urusan fisik, Beauties. Secara psikologis, kebiasaan ini bisa memberi sinyal pada otak bahwa kamu “menunda memulai hari”, yang secara halus dapat menurunkan produktivitas.

Beberapa psikolog menyebut fenomena ini sebagai procrastination spillover, di mana kebiasaan menunda di pagi hari bisa merembet ke aktivitas lain sepanjang hari. Jadi, tanpa sadar, kamu sudah “menyetel” diri untuk menunda pekerjaan, olahraga, atau hal penting lainnya.

5. Tidak Selalu Berbahaya, Tapi Harus Dikendalikan

Tidur tambahan/ Foto: Pexels.com/ cottonbro studio

Tidak semua snooze itu buruk. Ada penelitian yang menunjukkan bahwa tidur tambahan selama 6–10 menit setelah alarm pertama dapat membantu mengurangi sleep inertia pada sebagian orang.

Namun, manfaat ini sangat tergantung pada durasi dan frekuensinya. Kalau snooze dilakukan berkali-kali, manfaat tersebut hilang dan justru berubah menjadi masalah. Jadi, kuncinya adalah moderasi dan pastikan jam tidur malam sudah cukup.

6. Dampak Jangka Panjang pada Kesehatan

Berdampak pada kesehatan/ Foto: Pexels.com/ Anna Shvets

Kalau kebiasaan snooze ini dilakukan setiap hari dalam jangka panjang, efeknya bisa lebih serius. Tidur yang terfragmentasi dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh, memengaruhi hormon, metabolisme, dan sistem kardiovaskular.

Pola tidur buruk dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko kenaikan berat badan, gangguan tekanan darah, penurunan fungsi kognitif, bahkan demensia di usia lanjut. Jadi, meskipun snooze terdengar remeh, dampaknya bisa meluas jauh ke masa depan.

Tips Mengurangi Kebiasaan Snooze

Kebiasaan menunda/ Foto: Pexels.com/ Miriam Alonso

Kalau kamu mau lepas dari kebiasaan snooze, coba beberapa trik ini:

  • Atur alarm hanya sekali, pas di waktu kamu harus bangun.
  • Jangan pasang alarm terlalu awal hanya untuk memberi “ruang snooze”.
  • Gunakan alarm dengan suara yang lebih lembut atau lampu yang menyala perlahan seperti simulasi matahari terbit, supaya transisi bangun terasa lebih natural.
  • Tidur lebih awal dan kurangi penggunaan gadget setidaknya satu jam sebelum tidur agar kualitas tidur lebih baik.
  • Letakkan alarm jauh dari tempat tidur sehingga kamu harus benar-benar bangun untuk mematikannya.

Beauties, kebiasaan menekan tombol snooze memang terlihat seperti “hadiah kecil” untuk diri sendiri di pagi hari. Tapi kalau dilakukan setiap hari, efeknya bisa membuat tubuh lebih lelah, pikiran lebih lambat, dan kesehatan terganggu. Yuk, coba mulai biasakan bangun dari alarm pertama dan nikmati pagi yang lebih segar dan produktif.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE