Ternyata Gegara 2 Orang Ini, Warga Indonesia Jadi Doyan Makan Gorengan! Siapa Dia?

Tim Redaksi CNBC Indonesia | Beautynesia
Kamis, 21 Mar 2024 16:00 WIB
Budaya Menggoreng di Indonesia
Gegara dua orang ini warga Indonesia jadi doyan makan gorengan/Foto: Getty Images/iStockphoto/Tuayai

Gorengan adalah makanan favoritnya masyarakat Indonesia. Kita dapat dengan mudah menemukan beragam varian makanan yang digoreng dimana pun dan kapan pun. 

Cita rasa makanan yang digoreng seperti tidak pernah salah di lidah ya, Beauties. Sehari tanpa makanan yang digoreng saja, rasanya pasti seperti ada yang kurang untuk banyak orang. Maka tak heran, apabila permintaan minyak goreng di Indonesia begitu tinggi. 

Namun, tahukah kamu? Ternyata dalam sejarah, menyantap gorengan awalnya bukan kebiasaan umum masyarakat Indonesia lho! 

Masyarakat Indonesia baru masif dalam kegiatan menggoreng sejak tahun 1990-an, ketika minyak goreng dari kelapa sawit ada di pasaran dalam jumlah besar. 

Ada dua nama yang ternyata berperan besar dalam membuat orang Indonesia jadi menyukai gorengan. Peran besar keduanya terletak karena keberhasilannya merintis industri minyak goreng yang berdampak langsung atas kebiasaan makan gorengan. 

Siapakah kedua nama tersebut?

Budaya Menggoreng di Indonesia

Cooking deep fried sliced banana thai style

Gegara dua orang ini warga Indonesia jadi doyan makan gorengan/Foto: Getty Images/iStockphoto/Tuayai

Budaya menggoreng memang sudah dikenal di Indonesia sejak abad ke-16 ketika orang China dan Eropa datang. Lambat laut, teknik menggoreng makin populer karena dua hal. 

Pertama, karena munculnya minyak kelapa sebagai bahan baku pada abad ke-19 yang memudahkan proses penggorengan. Kedua, diperkenalkannya mentega sebagai bahan menggoreng oleh bangsa Eropa, khususnya Belanda. 

Fadly Rahman dalam Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia (2016) menyebut mentega menjadi andalan untuk menggoreng di Hindia Belanda pada abad ke-20. Pada kurun waktu tersebut, barulah muncul merek mentega ternama, Blue Band. 

Dari sini, lahir variasi makanan dari hasil menggoreng yang disebut gorengan, seperti pisang goreng dan tempe goreng. Namun, hadirnya gorengan ini bukan berarti bisa dinikmati tiap saat oleh lapisan masyarakat. Pasalnya, mentega dan minyak kelapa sulit dijangkau karena harganya mahal. 

Akhirnya, semua berubah saat industri minyak sawit di Indonesia muncul. 

Kemunculan Minyak Goreng di Indonesia, Gegara Eka Tjipta Widjaja dan Sudono Salim

Gorengan/Foto: Pinterest/Buzzfeed

Gegara dua orang ini warga Indonesia jadi doyan makan gorengan//Foto: Pinterest/Buzzfeed

Titik baliknya saat Presiden Soeharto berkuasa sejak 1966. Soeharto memperbolehkan pihak swasta untuk merintis industri sawit untuk mempopulerkan minyak yang lebih terjangkau di masyarakat. 

Izin yang diberikan oleh Soeharto ini dimanfaatkan oleh Eka Tjipta Widjaja, untuk memproduksi minyak goreng premium pertama di Indonesia, yakni merek Bimoli pada 1968. 

Dua tahun kemudian saat industri minyak goreng di Indonesia makin ramai, muncul nama Liem Sioe Liong alias Sudono Salim ikut serta.

Eka Tjipta Widjaja menghasilkan minyak merek Filma dan Kunci Mas. Lalu, Salim memproduksi minyak merek Bimoli, yang awalnya dirintis oleh Eka lalu diambilalih oleh Salim. Namun, khusus nama terakhir dia tidak hanya produksi Bimoli, tetapi juga kunci pembuatan gorengan lain, yakni tepung terigu merek Bogasari pada 1970.

Lebih lengkap tentang sejarahnya, baca di sini. 

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE