Viral di TikTok Obat Cacing Diburu Gen Z Usai Kasus Balita Sukabumi, Ini Anjuran Guru Besar Farmasi UGM

Rini Apriliani | Beautynesia
Senin, 25 Aug 2025 13:00 WIB
Viral di TikTok Obat Cacing Diburu Gen Z Usai Kasus Balita Sukabumi, Ini Anjuran Guru Besar Farmasi UGM
Anjuran konsumsi obat cacing/Foto: Freepik.com/freepik

Beberapa waktu lalu media sosial diramaikan dengan kasus Raya, balita asal Sukabumi yang meninggal dunia setelah infeksi kecacingan. Balita malang tersebut meninggal setelah ditemukan sedikitnya satu kilogram cacing hidup dari dalam tubuhnya.

Hal ini langsung menjadi sorotan di masyarakat. Pasalnya, penyakit yang selama ini banyak dianggap ringan ternyata memiliki dampak serius.

Mengutip detikcom, pemerintah berencana akan mendorong kembali pemberian obat cacing pada anak-anak. Menko PMK Praktino pun menyampaikan bahwa kasus Raya menjadi alarm nasional untuk memperbaiki layanan kesehatan di Indonesia.

Sementara itu, viral di TikTok para Generasi Z atau Gen Z membahas penyakit kecacingan hingga mereka ramai-ramai memburu obat cacing untuk dikonsumsi. Beberapa kontennya seperti "Gen Z beli obat cacing setelah sekian tahun nggak beli", "Gara-gara kasus viral Raya kemarin, aku langsung beli obat cacing buat aku dan sekeluarga", hingga "POV: Gen Z mulai fomo beli obat cacing." 

Viralnya pembelian obat cacing yang dilakukan oleh Gen Z, sebenarnya seperti apa anjuran konsumsi obat cacing yang tepat?

Anjuran Konsumsi Obat Cacing yang Tepat dari Guru Besar Farmasi UGM

ilustrasi anak minum obat

Ilustrasi anak minum obat/Foto: thinkstock

Melansir detikHealth, Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada Prof Zullies Ikawati membenarkan bahwa konsumsi obat cacing memang sebaiknya dilakukan secara rutin 6 bulan sekali. Terutama untuk yang hidup di daerah dengan persentase kecacingan yang tinggi. 

Namun, menurut Prof Zullies, obat cacing tidak diwajibkan untuk semua kelompok. Menurutnya, orang dengan kondisi sehat, lingkungan yang bersih, dan tidak memiliki gejala cacingan tidak perlu secara rutin mengonsumsinya. 

“Orang dewasa di daerah perkotaan dengan sanitasi baik, air bersih, serta kebersihan pribadi terjadi, biasanya tidak perlu minum obat cacing rutin tiap 6 bulan. Namun, tetap dianjurkan bila ada risiko tinggi atau gejala,” ujar Prof Zullies. 

Ini Kelompok Prioritas Tinggi untuk Pemberian Obat Cacing

Adapun beberapa kelompok prioritas yang lebih rentan terinfeksi cacingan dan perlu diberikan obat secara rutin adalah sebagai berikut: 

  • Anak prasekolah usia 1-5 tahun, rentan karena sering bermain outdoor di tanah tanpa alas kaki. 
  • Anak usia sekolah usia 6-14 tahun, target utama program pemberian obat cacing di sekolah dasar. 
  • Perempuan usia subur, termasuk ibu hamil trimester kedua dan ketiga. 
  • Orang dewasa yang tinggal di daerah dengan sanitasi buruk (pekerja sawah, kebun, tambang, atau yang sering kontak dengan tanah). 
  • Populasi dengan status gizi rendah

Gejala Cacingan yang Perlu Diwaspadai

Ilustrasi sakit perut/Foto: Freepik.com/jcomp

Ilustrasi sakit perut/Foto: Freepik.com/jcomp

Pada kebanyakan jenis cacing yang menginfeksi manusia hanya menimbulkan gejala yang ringan, menurut laman Healthline. Sementara itu, Healthdirect mengatakan jenis cacing lain seperti cacing pita anjing mungkin menimbulkan gejala setelah jangka waktu lama atau jika terjadi infeksi yang parah. 

Beberapa gejala infeksi cacing, meliputi: 

  • Diare, mual, muntah
  • Kelelahan dan dehidrasi
  • Sakit perut
  • Penurunan berat badan
  • Anemia 

Setiap jenis cacing masuk ke dalam tubuh manusia dengan cara yang berbeda. Seperti cacing kremi biasanya tertular melalui konsumsi telurnya, cacing tambang pada anjing ditularkan melalui kulit, cacing gelang menginfeksi manusia saat larvanya menembus kulit, hingga cacing pita babi dan sapi dapat tertular dari konsumsi daing setelah matang. 

Beauties perlu menemui dokter jika sederet gejala tersebut dirasakan. Prof Zullies mengatakan, obat cacing seperti albendazol 400 mg atau mebendazole 500 mg dosis tunggal efektif membunuh cacing dewasa, tapi tidak bisa mencegah telur atau larva masuk ke dalam tubuh. 

Nah, itu dia anjuran tepat konsumsi obat cacing. Jika tempat tinggal hingga kebiasaanmu berisiko tinggi, jangan lupa untuk konsumsinya secara rutin setiap enam bulan sekali. Namun, jika kamu tinggal di lingkungan bersih, minum obat cacingnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan atau saat bergejala yang perlu anjuran dokter juga.

"Dengan memahami sasaran dan jadwal yang tepat, pemberian obat cacing akan lebih efektif dalam mencegah malnutrisi, anemia, serta dampak jangka panjang akibat kecacingan," pungkas Prof Zullies.

Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan dan kebersihan ya, Beauties!

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE