Suka Scrolling Sosmed Sambil Rebahan? Begini Dampak Screen Time Berlebih bagi Kesehatan Mental Gen Z
Beauties, kita hidup di zaman di mana layar sudah jadi bagian dari diri kita. Dari bangun tidur sampai sebelum tidur lagi, tangan rasanya tidak bisa jauh dari ponsel.
Tapi pernahkah kamu merasa pikiran makin capek, tidur makin susah, atau merasa cemas tanpa tahu sebabnya? Bisa jadi, itu tanda kalau screen time kamu sudah kelewat batas.
Yuk, kita bahas bersama bagaimana screen time berlebih bisa memengaruhi kesehatan mental Gen Z dan bagaimana caranya biar tetap waras di dunia digital ini.
Apa Itu Screen Time dan Kenapa Penting Dibatasi?
Screen time adalah waktu yang kita habiskan di depan layar, bisa ponsel, laptop, tablet, atau TV. Bagi Gen Z, layar bukan cuma hiburan, tapi juga tempat kerja, belajar, bersosialisasi, dan bahkan melarikan diri dari stres.
Masalahnya, ketika waktu di depan layar makin panjang, tubuh dan otak kita mulai memberi sinyal bahaya. Bukan karena layar itu jahat, tapi karena keseimbangan kita terganggu. Menurut Kauvery Hospital, terlalu sering online bisa memicu stres, gangguan tidur, kecemasan, hingga menurunkan kemampuan fokus.
Gangguan Tidur
Gangguan Tidur/Foto: Unsplash/kinga howard
Paparan cahaya biru dari layar dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang membantu kita tidur. Kalau kamu sering scroll TikTok atau chat sebelum tidur, otakmu terus aktif, bahkan ketika tubuhmu sudah lelah.
Akibatnya? Tidur jadi tidak berkualitas, kamu bangun dalam kondisi lelah, dan akhirnya jadi lingkaran setan yang melelahkan mental. Kebiasaan ini adalah salah satu penyebab utama meningkatnya insomnia di kalangan Gen Z.
Kecemasan dan Perbandingan Sosial yang Tak Ada Habisnya
Kecemasan dan Perbandingan Sosial yang Tak Ada Habisnya/Foto: Freepik/drobotdean
Media sosial membuat kita mudah membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Melihat teman sukses, punya badan ideal, atau jalan-jalan terus bisa bikin kita merasa “kurang”.
Fenomena comparison trap ini membuat banyak Gen Z merasa rendah diri dan tertekan secara emosional. Dari yang awalnya cuma scroll santai, tiba-tiba jadi overthinking dan cemas tanpa alasan jelas.
Penelitian dari Kauvery Hospital menunjukkan bahwa remaja yang sering terpapar konten semacam itu punya risiko lebih tinggi mengalami gangguan suasana hati seperti depresi dan kecemasan.
Risiko Gangguan Mental Meningkat
Risiko Gangguan Mental Meningkat/Foto: Unsplash/aleksandra sapozhnikova
Menurut Psychology Today, hubungan antara screen time dan gangguan mental itu kompleks. Remaja yang menghabiskan waktu 3–4 jam atau lebih di depan layar setiap hari cenderung memiliki gejala gangguan mental lebih tinggi dibanding yang jarang online.
Tapi, bukan cuma soal lamanya waktu. Cara kita menggunakan layar juga berperan besar, Beauties. Misalnya, scrolling media sosial berjam-jam lebih berisiko dibanding nonton film atau main game sesekali.
Faktor genetik dan lingkungan juga ikut berpengaruh. Jadi, bukan berarti semua orang dengan screen time tinggi pasti stres, tapi risikonya jelas meningkat kalau penggunaannya tidak sehat.
Ketergantungan Digital dan Pola Penggunaan Kompulsif
Ketergantungan Digital dan Pola Penggunaan Kompulsif/Foto: Freepik/freepik
Pernah nggak kamu panik karena lupa bawa HP? Atau merasa gelisah kalau tidak buka media sosial selama beberapa jam? Nah, itu tanda kamu mulai masuk ke pola penggunaan kompulsif.
Menurut Psychology Today, remaja dengan pola penggunaan kompulsif ini cenderung punya tingkat kecemasan, depresi, dan kesepian lebih tinggi. Mereka juga lebih sulit fokus dan sering merasa hidupnya tidak seimbang.
Ini bukan sekadar “terlalu sering main HP,” tapi sudah masuk ke perilaku adiktif yang mirip dengan kecanduan lain.
Tidak Semua Screen Time Itu Buruk
Tidak Semua Screen Time Itu Buruk/Foto: Freepik/freepik
Sebelum buru-buru menyalahkan teknologi, penting untuk tahu bahwa tidak semua screen time berdampak negatif. Kualitas penggunaan lebih penting daripada kuantitas. Artinya, kalau kamu pakai layar untuk hal produktif seperti belajar, eksplorasi ide kreatif, atau berinteraksi positif, dampaknya bisa netral bahkan baik.
Hal yang berbahaya adalah penggunaan yang tidak terkendali dan penuh tekanan. Jadi, bukan berapa jam kamu online, tapi seberapa sadar kamu dalam menggunakannya.
Beauties, Saatnya Jadi Pengguna Digital yang Sadar
Teknologi seharusnya membantu kita, bukan mengendalikan kita. Dunia digital bisa jadi tempat belajar, berekspresi, dan terkoneksi, asalkan digunakan dengan bijak.
Mulai sekarang, yuk, kenali batas sehat kamu sendiri. Sedikit digital detox tidak akan bikin kamu ketinggalan, malah bisa membantu kamu menemukan kembali ketenangan yang sering hilang di balik layar.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!