Viral Istilah "Mythomania" di Medsos, Ternyata Ini Arti dan Ciri-cirinya

Nadya Quamila | Beautynesia
Senin, 23 Jun 2025 14:30 WIB
Viral Istilah
Viral Istilah Mythomania di Medsos, Ternyata Ini Arti dan Ciri-cirinya/Foto: Feepik/pressfoto

Mythomania menjadi istilah yang viral di media sosial belakangan ini. Tak sedikit yang bertanya-tanya, apa maknanya, ciri-ciri mythomania, hingga penyebabnya.

Mythomania adalah kondisi ketika seseorang berbohong secara terus-menerus tanpa ada manfaat atau keuntungan yang jelas untuk dirinya sendiri. Orang yang mengidap mythomania syndrome atau yang juga dikenal sebagai pathological lying disorder pada akhirnya bisa mengalami kebingungan antara kenyataan dan fiksi akibat kebohongan yang terus dilontarkan.

Semua orang pasti pernah berbohong. Namun, skala kebohongan yang dilakukan orang dengan kondisi mythomania jauh berbeda, yaitu terus-menerus dan sering kali di luar kendali mereka.

Yuk, simak ulasan lebih mendalam soal pengertian, penyebab mythomania, ciri-ciri, hingga cara mengatasinya!

Arti Mythomania yang Viral di Media Sosial

Mythomania artinya kondisi ketika seseorang memiliki kecenderungan yang tidak terkendali untuk berbohong terus menerus, bahkan ketika tidak ada manfaat atau alasan yang jelas untuk melakukannya, sebagaimana dikutip dari laman Hope Therapy & Counselling Services.

Istilah ini pertama kali muncul dari dokter Jerman bernama Dr. Delbruck pada 1891, dikutip dari GoodTherapy. Lima pasien Dr. Delbruck memiliki kebiasaan berbohong yang sangat besar. Ia menamakan perilaku mereka pseudologia phantastica.

Mythomania syndrome ini bisa membuat penderitanya sering mengatakan kebohongan yang dibesar-besarkan dan menarik perhatian orang lain. Selain itu, mereka juga mungkin mengalami kebingungan antara kenyataan atau fiksi. Bahkan, di beberapa kasus, mereka jadi ikut mempercayai kebohongan yang mereka ucapkan sendiri.

Penyebab Mythomania

Kebiasaan orang red flag ketika berbohong/foto: freepik.com/rawpixel.comPenyebab mythomania/Foto: freepik.com/rawpixel.com

Penyebab mythomania rupanya cukup beragam, Beauties. Mythomania syndrome bisa berasal dari interaksi kompleks antara faktor psikologis, lingkungan, dan sosial.

Dilansir dari Hope Therapy & Counselling Services, berikut ini beberapa penyebab mythomania:

1. Pengalaman Masa Kecil

Beberapa pengalaman hidup saat kecil dapat menjadi penyebab mythomania. Misalnya, seseorang pernah diabaikan atau ditelantarkan saat kecil, pola asuh yang tidak konsisten, lingkungan rumah yang tidak stabil, hingga mengalami kekerasan emosional atau fisik.

2. Faktor Psikologis

Ada beberapa faktor psikologis tertentu yang menjadi penyebab mythomania. Misalnya, merasa tidak mampu hingga memengaruhi cara seseorang memandang dirinya sendiri, dunia, dan bisa jadi menghambat potensi mereka.

Lalu, ada pula rasa takut akan penolakan dari orang lain juga bisa menjadi salah satu faktor timbulnya mythomania. Faktor lainnya yang juga dianggap berpengaruh seperti kebutuhan akan perhatian dan validasi dan kesulitan memproses emosi.

Orang yang memiliki mythomania syndrome sering kali memiliki latar belakang trauma. Seiring berjalannya waktu, trauma ini kemudian muncul dalam perilaku mereka sebagai coping mechanism atau cara mengatasi masalah atau stres.

Anak-anak yang pernah mengalami trauma signifikan menjadikan berbohong sebagai strategi bertahan hidup. Mereka bisa saja berbohong untuk menghindari hukuman, melindungi diri dari bahaya, atau mendapatkan perhatian yang tak pernah mereka terima. Pada akhirnya, kebiasaan berbohong yang awalnya hanya sebagai strategi ini berubah menjadi pola yang tidak terkendali saat dewasa, atau singkatnya, menjadi sebuah kebiasaan yang tak bisa dihindari.

Ciri-Ciri Mythomania

Ilustrasi perempuan yang sedang mengobrol dengan temannya/ Foto: FreepikCiri-ciri mythomania/Foto: Freepik

Lantas, apa saja ciri-ciri mythomania? Orang dengan mythomania syndrome sering berbohong dalam kehidupan sehari-hari, mengarang cerita yang dilebih-lebihkan agar mereka merasa lebih baik atas diri sendiri dan menarik perhatian orang lain.

Orang dengan mythomania syndrome cenderung menganggap perilaku mereka sebagai bagian dari identitas dan merupakan hal yang wajar. Karena mereka menganggap kebohongan sebagai hal yang wajar, mereka pada akhirnya ikut mempercayai kebohongan mereka sendiri.

Lantas, bagaimana cara mengetahui apakah seseorang mengidap mythomania atau sedang berbohong biasa? Rupanya, ada ciri-ciri mythomania yang menonjol, Beauties, yaitu:

  • Kebohongan sudah menjadi kebiasaan. Berbohong menjadi menjadi respons otomatis atau bawaan dalam berbagai situasi, bukan hanya sesekali.
  • Cerita-cerita bohong yang dilontarkan orang dengan mythomania syndrome biasanya rumit, detail, dan dramatis.
  • Isi dari cerita palsu sering kali bertujuan untuk membuat dirinya terlihat hebat, misalnya ia menjadi pahlawan dan melakukan hal hebat atau menjadi korban yang mengalami penderitaan luar biasa.
  • Kebohongan yang diucapkan biasanya terjadi tanpa motivasi atau alasan yang logis yang bisa dipahami orang lain.
  • Teguh mempertahankan kebohongan mereka, bahkan ketika ada bukti yang kuat untuk membantah kisah bohong mereka.

Itulah ciri-ciri mythomania yang perlu diperhatikan. Agar lebih mudah dipahami, berikut ini beberapa contoh kasus mythomania, dikutip dari GoodTherapy:

  • Kebohongan diselipi "sedikit kebenaran": seseorang yang hanya flu bisa melebih-lebihkan bahwa gejala yang dialaminya adalah AIDS atau penyakit serius lain.
  • Kebohongan bisa tampil dalam citra yang positif: seseorang berbohong tentang prestasi yang mengesankan (misalnya, mengaku punya gelar Ph.D) daripada mengakui hal-hal yang merendahkan diri (misalnya, putus sekolah).

Cara Mengatasi Mythomania

Ilustrasi sesi konseling dengan seorang profesional /Foto: Freepik/DC StudioCara mengatasi mythomania/Foto: Freepik/DC Studio

Cara mengatasi mythomania memerlukan pendekatan komprehensif yang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi spesifik setiap individu. Perlu dipahami, mendiagnosis mythomania bisa menjadi hal yang cukup menantang bagi para profesional kesehatan mental. Sebab, gejala mythomania bisa mirip dengan gejala kondisi psikologis lainnya, seperti gangguan kepribadian antisosial, bipolar, hingga gangguan kepribadian narsistik.

Tantangan lainnya adalah pasien bisa saja berbohong atau mengubah gejala yang ia alami selama proses penilaian. Untuk mengatasinya, tenaga profesional harus membangun hubungan yang kuat dengan pasien sambil tetap bersifat objektif dalam pendekatan klinis mereka.

Biasanya tenaga profesional menggunakan berbagai strategi terapi untuk membantu penderita mythomania syndrome mengelola perilaku berbohong kompulsif dan mengatasi masalah yang mendasarinya.

Pertama, melalui pendekatan psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif (CBT), terapi perilaku dialektis (DBT), dan terapi psikodinamik.

Melalui CBT, penderita mythomania syndrome dapat mengenali hubungan antara pikiran, perasaan, dan perilaku berbohong mereka. Sementara itu DBT menggabungkan strategi berbasis penerimaan dengan teknik berorientasi perubahan, membantu individu untuk mengelola emosi kuat yang mungkin memicu perilaku berbohong.

Lalu, terapi psikodinamik menggunakan pendekatan yang menggali jauh ke dalam pengalaman masa lalu yang mungkin telah berkontribusi pada perkembangan kecenderungan mythomania. Tenaga profesional kesehatan mental yang berkualifikasi dapat membantu menentukan pendekatan terapi atau kombinasi pendekatan mana yang paling sesuai untuk situasi spesifik penderita mythomania syndrome.

Meskipun tidak ada obat khusus sebagai cara mengatasi mythomania, namun, obat-obatan tertentu dapat membantu mengelola kondisi terkait. Misalnya antidepresan (SSRI) yang membantu menstabilkan suasana hati dan mengurangi gejala kecemasan yang dapat memicu perilaku berbohong, obat anti kecemasan, hingga obat yang dapat menstabilkan suasana hati.

Perlu diperhatikan, keputusan untuk menggunakan obat memerlukan pemikiran dan pemantauan yang cermat oleh profesional perawatan kesehatan yang berkualifikasi.

Selain pendekatan psikoterapi dan penggunaan obat-obatan, cara mengatasi mythomania juga dapat dilakukan dari mengubah gaya hidup. Mulai dari memerhatikan kesehatan fisik, kesejahteraan mental, dan hubungan sosial.

Misalnya, olahraga teratur, memiliki jadwal tidur yang konsisten, menerapkan stres manajemen, hingga mengikuti group support. Banyak penderita mythomania syndrome yang merasa terbantu dengan menggabungkan aktivitas fisik dengan interaksi sosial, seperti mengikuti kelas kebugaran kelompok atau berpartisipasi dalam kegiatan volunteer.

Cara Menghadapi Orang dengan Mythomania

Memahami cara menghadapi orang dengan mythomania secara tepat juga berperan penting dalam proses penyembuhan kondisi ini, Beauties. Jika kamu memiliki orang terdekat atau yang dikenal memiliki mythomania syndrome dan sedang dalam proses penyembuhan, ada beberapa hal yang perlu kamu lakukan.

Kamu harus mendengarkan mereka secara aktif tanpa menghakimi. Selain itu, penting juga untuk terus memotivasi dan mendorong mereka untuk berkomunikasi secara jujur tanpa menutup-nutupi apa pun, apalagi menciptakan kebohongan baru.

Ketika mereka menunjukkan adanya progres ataupun perubahan positif sekecil apa pun, hargai dan rayakan hal tersebut, ya. Ini bisa membuat mereka merasa bahwa mereka tidak sendirian dalam proses ini.

Namun, tentu, proses penyembuhan membutuhkan waktu dan tidak selamanya berjalan lancar. Jika terjadi hal-hal sulit yang menyebabkan progres menjadi lambat atau mundur, ingatlah untuk terus bersabar dan memberikan dukungan.

Apakah Mythomania Bisa Disembuhkan?

Perempuan Dikenal Punya Sifat Empati yang Tinggi/Foto: Pexels/Liza SummerApakah mythomania bisa disembuhkan?Foto: Pexels/Liza Summer

Lantas, apakah mythomania bisa disembuhkan? Orang dengan mythomania syndrome dapat diobati, namun, individu tersebut harus terlebih dahulu mengenali kondisinya, menginginkan pengobatan, dan berkomitmen menjalani prosesnya.

Pemulihan dari mythomania membutuhkan dedikasi dan kekuatan dari dalam diri yang tak mudah goyah. Proses penyembuhan membutuhkan waktu, dan tentu akan menghadapi kemajuan atau kemunduran. Mereka yang sedang dalam proses pengobatan harus menerima kenyataan ini sambil tetap berkomitmen untuk membuat perubahan.

Hal-hal yang harus diperhatikan bagi pengidap mythomania syndrome adalah membangun kepercayaan, baik dengan terapis atau orang terdekat, membutuhkan waktu. Progres terjadi secara bertahap, setiap fase yang dilalui akan membantu mereka untuk berkembang.

Keberhasilan dalam mengatasi mythomania terletak pada penerimaan fakta bahwa kondisi ini bukan sesuatu yang bisa dihilangkan begitu saja dalam semalam. Meskipun begitu, bukan berarti tidak bisa diatasi, Beauties. Kuncinya adalah tetap konsisten dan tidak mudah menyerah dalam menjalani berbagai bentuk pengobatan atau terapi yang direkomendasikan.

Itulah penjelasan soal mythomania yang viral di media sosial beserta ciri-ciri, penyebab, hingga cara mengatasinya. Jika ada orang terdekatmu memiliki mythomania syndrome, jangan lupa tunjukkan dukungan kepada mereka untuk menjalani pengobatan, ya!

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
CERITA YUK!
Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.