6 Bahan Skincare dan Kosmetik yang Ternyata Bisa Berdampak Negatif pada Kulit, Catat!

Belinda Safitri | Beautynesia
Selasa, 12 Aug 2025 17:30 WIB
6 Bahan Skincare dan Kosmetik yang Ternyata Bisa Berdampak Negatif pada Kulit, Catat!
Bahan skincare dan kosmetik yang berdampak negatif pada kulit/ Foto: Freepik.com/freepik

Kulit sehat dan cantik tidak hanya ditentukan oleh rutinitas perawatan, tetapi juga oleh bahan-bahan yang terkandung dalam produk skincare dan kosmetik yang digunakan. Sayangnya, tidak semua kandungan memberikan manfaat bagi kulit, beberapa di antaranya justru berpotensi menimbulkan masalah, mulai dari iritasi ringan hingga gangguan kesehatan serius.

Dilansir dari Ingredient Secret, ada sejumlah bahan yang sebaiknya dihindari karena dampak negatifnya terhadap kulit dan tubuh. Yuk, langsung cek kira-kira apa masih ada di dalam skincare kamu, Beauties? 

1. Paraben

Paraben/ Foto: Freepik.com/freepik

Paraben adalah bahan pengawet buatan yang banyak digunakan di industri kecantikan untuk mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri dalam produk. Secara fungsi, paraben memang membantu memperpanjang masa simpan produk skincare maupun kosmetik. 

Namun, di balik manfaat ini, penelitian telah mengaitkan paraben dengan potensi iritasi, gangguan hormon, hingga peningkatan risiko kanker payudara. Jenis paraben yang umum ditemukan antara lain metilparaben, propilparaben, isobutilparaben, poliparaben, dan butilparaben. 

2. Oksibenzon

Oksibenzon/ Foto: Freepik.com/freepik

Oksibenzon adalah bahan aktif yang sering digunakan pada sunscreen karena kemampuannya menyerap sinar UV dan melindungi kulit dari efek buruk paparan matahari. Pada awalnya, bahan ini dianggap aman dan efektif, namun berbagai penelitian terbaru mengungkap bahwa oksibenzon berpotensi mengganggu sistem endokrin yang mengatur hormon tubuh. 

Beberapa orang juga dapat mengalami reaksi alergi berupa ruam atau gatal setelah menggunakan produk yang mengandung bahan ini. Sebagai alternatif yang lebih aman, kamu bisa pilih sunscreen berbahan mineral seperti zinc oxide atau titanium dioxide, yang bekerja dengan membentuk lapisan pelindung fisik di permukaan kulit tanpa diserap terlalu dalam.

3. Sodium Lauryl Sulfate

Sodium lauryl sulfate/ Foto: Freepik.com/jcomp

Sodium Lauryl Sulfate atau SLS adalah surfaktan yang sering ditemukan pada sabun mandi, pembersih wajah, dan sampo. Bahan ini berfungsi menghasilkan busa dan membantu mengangkat kotoran, minyak, serta debu dari kulit atau rambut. Meskipun efektif, sifatnya yang cukup keras dapat mengikis minyak alami kulit, sehingga membuat kulit menjadi kering.

Bagi pemilik kulit sensitif, SLS bisa memicu iritasi, kemerahan, hingga alergi. Penggunaan rutin dalam jangka panjang pun berisiko merusak lapisan pelindung kulit yang membuatnya menjadi lebih rentan terhadap paparan bakteri dan polusi. Untuk mengurangi risiko, pilihlah pembersih yang menggunakan surfaktan lebih lembut seperti sodium cocoyl isethionate. 

4. Petroleum Jelly

Petroleum jelly/ Foto: Freepik.com/drobotdean

Petroleum jelly dikenal luas sebagai pelembap yang dapat mengunci kelembapan kulit dengan membentuk lapisan pelindung di permukaannya. Manfaat ini membuatnya banyak digunakan dalam lotion, lip balm, hingga krim pelembap untuk mengatasi kulit kering. 

Namun, sifatnya yang sangat oklusif juga memiliki kelemahan, terutama jika diaplikasikan pada kulit yang belum benar-benar bersih. Lapisan yang dibentuk petroleum jelly dapat menjebak bakteri, kotoran, dan keringat di dalam pori-pori. Hal ini bisa memicu timbulnya jerawat atau komedo, terutama bagi pemilik kulit berminyak atau rentan berjerawat. 

5. Pewarna Buatan

Pewarna buatan/ Foto: Freepik.com/pressphoto

Pewarna buatan kerap dimasukkan sebagai bahan tambahan untuk mempercantik tampilan skincare dan kosmetik. Sayangnya, kandungan ini umumnya tidak memberikan manfaat bagi kulit, malah justru menambah risiko iritasi, peradangan, atau kemerahan. Pada beberapa kasus, pewarna buatan juga dapat menyumbat pori-pori sehingga memicu jerawat.

Karena efek negatifnya, banyak produsen kini beralih menggunakan pewarna alami dari ekstrak tumbuhan atau mineral. Namun, untuk keamanan jangka panjang, Beauties lebih baik memilih produk yang minim atau bebas pewarna buatan, apalagi jika digunakan pada area wajah.

6. Alkohol

Alkohol/ Foto: Freepik.com/freepik

Alkohol sering digunakan dalam skincare sebagai pelarut, pengawet, atau untuk memberikan sensasi segar dan cepat kering pada kulit. Namun, alkohol jenis tertentu seperti metanol, isopropanol, dan etanol dapat membuat kulit menjadi kering dan kehilangan kelembapan alaminya. Jika digunakan terlalu sering atau dalam jumlah tinggi, kulit akan bereaksi dengan memproduksi minyak berlebih untuk mengimbanginya. Ini pada akhirnya dapat memicu jerawat.

Tapi, perlu dipahami bahwa tidak semua jenis alkohol berbahaya, beberapa alkohol seperti cetyl alcohol atau stearyl alcohol justru bersifat melembapkan. Meski begitu, bagi kamu yang kulitnya sensitif, produk bebas alkohol (alcohol-free) lebih disarankan. 

Beauties, itulah sejumlah bahan skincare dan kosmetik yang ternyata bisa berdampak negatif pada kulit. Pastikan kamu hindari, ya! 

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

 

 

 

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE