Asam Urat Tinggi? Wajib Hindari 7 Jenis Makanan Penyebab Asam Urat Ini
Penyakit asam urat atau yang dikenal dengan istilah gout mungkin memang identik dengan orang tua, namun tidak menutup kemungkinan lho anak muda bisa mengalaminya karena pola makan yang buruk. Gejala asam urat biasanya adalah nyeri sendi, yang disebabkan karena asam urat (uric acid) di dalam darah sudah terakumulasi di sekitar sendi dan membentuk kristal. Sebetulnya, tidak ada makanan penyebab asam urat yang pasti, namun jika kadar asam urat sudah tinggi, tak ada salahnya menghindari beberapa jenis makanan ini untuk mencegahnya.
Mengutip laman Alodokter, di dalam tubuh ada zat bernama purin yang terbentuk secara alami. Namun, purin juga dapat ditemukan pada beberapa jenis makanan. Ketika perlu memecah purin, tubuh akan memproduksi asam urat untuk melakukan hal tersebut. Semakin banyak kadar purin yang harus dipecah, maka semakin banyak pula kadar asam urat yang diproduksi oleh tubuh.
Nah, beberapa makanan yang mengandung purin tinggi inilah yang harus dihindari oleh penderita asam urat. Apa saja? Simak ulasannya berikut ini.
1. Sayuran Hijau
Yes, you read it right. Sayuran hijau memang punya banyak manfaat baik untuk tubuh, namun beberapa jenis sayuran hijau seperti bayam, kacang polong, dan asparagus mengandung purin tinggi sehingga bisa menjadi makanan penyebab asam urat. Tak hanya itu, sayuran lain yang juga tinggi purin yaitu jamur dan kembang kol. Meski demikian, sayuran ini tidak menambah kadar asam urat dalam darah separah jika kamu mengonsumsi daging merah. Jadi, sesekali masih bisa kok makan sayuran ini, tapi dalam porsi terbatas, ya.
4. Boga Bahari (Seafood)
Meski berbagai manfaat ikan laut telah banyak dibuktikan, namun lebih baik menghindari untuk mengonsumsinya jika kadar asam urat sudah tinggi. Sebut saja ikan sarden dan ikan teri, juga hidangan laut seperti kerang, yang disebut sebagai salah satu makanan penyebab asam urat. Sebabnya, ikan-ikan yang tersebut memiliki kandungan purin yang tinggi. Kalau kamu ingin makan ikan, pilihlah salmon yang kadar purinnya tidak setinggi ikan laut lain atau makanan laut seperti udang, kepiting, lobster, dan tiram. Tapi ingat, tetap batasi porsinya agar tidak berlebihan, ya.
5. Daging Kalkun dan Angsa
Siapa yang tak mengakui kelezatan daging kalkun dan angsa? Namun jangan salah, kadar purin dari kedua daging tersebut ternyata lebih tinggi dibandingkan daging putih lainnya, lho. Itu sebabnya kedua daging ini disebut salah satu makanan penyebab asam urat. Jadi, jika kadar asam urat di dalam darah sudah terbilang tinggi, maka disarankan untuk menghindari konsumsi kedua daging ini. Lebih baik mencegah daripada mengobati, kan?
6. Daging Merah
Daging sapi dan domba yang termasuk daging merah juga tergolong sebagai makanan penyebab asam urat karena memiliki kandungan purin yang tinggi. Nah, agar kebutuhan protein tetap terpenuhi dan tetap terhindar dari kadar asam urat berlebih, pilih daging putih seperti daging ayam atau sumber protein nabati seperti kedelai dari tempe dan tahu. Itupun konsumsinya tetap harus dibatasi konsumsinya ya, karena kedelai termasuk kacang-kacangan.
7. Jeroan
Nah, kamu tentu sudah tahu kan kalau makanan yang satu ini lebih banyak mudaratnya daripada kenikmatannya yang sebatas di mulut? Jeroan termasuk makanan penyebab asam urat tinggi yang benar-benar harus dihindari, terutama jika kadar asam urat sudah di atas normal. Pasalnya, hati, otak, ginjal, atau jeroan hewan lainnya mengandung purin yang sangat tinggi.
Pengobatan asam urat
Selain obat asam urat yang diresepkan oleh dokter, beberapa obat alternatif untuk mengatasi asam urat tinggi juga memiliki potensi untuk meningkatkan kesehatan orang dengan asam urat. Namun, alangkah baiknya untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk menghindari efek samping, kontraindikasi, dan alergi.
Beberapa obat asam urat alternatif tersebut antara lain:
- Jus seledri, atau suplemen ekstrak seledri
- Jus ceri
- Minyak ikan dan suplemen magnesium
- Cuka apel
- Jahe
- Lemon
Selain itu, tentunya harus dibarengi dengan memantau kadar asam urat secara rutin, berolahraga secara teratur, jaga berat badan dengan diet tepat, perbanyak minum air putih, dan mengonsumsi obat yang disarankan dokter.