Generasi Micin, Harus Tahu Mitos dan Fakta Seputar Penyedap Rasa!
Jakarta - Akhir-akhir ini, kata 'Generasi Micin' ramai digunakan oleh kaum millennial pada media sosial.
Sebutan Generasi Micin biasanya ditujukan untuk anak-anak muda yang kerap kali bertingkah "bodoh" atau konyol karena dianggap terlalu banyak mengonsumsi micin atau penyedap rasa.
Seperti yang kita tahu, selama ini micin dianggap dapat memperlambat kerja otak. Tapi, micin juga merupakan salah satu bumbu yang cukup penting bagi sebagian orang untuk menguatkan cita rasa masakan.
![]() Rumput laut cikal bakal penyedap rasa / Foto: istockphoto.com |
Ditemukan pertama kali pada tahun 1908 oleh profesor asal Jepang bernama Kikunae Ikeda, bumbu ini dibuat menggunakan ekstrak rumput laut.
Perlu diketahui, ekstrak rumput laut mengandung senyawa asam amino bernama glutamat atau yang dikenal dengan MSG.
Glutamat tidak hanya terdapat dalam rumput laut, tetapi juga terkandung pada beberapa makanan yang biasa dikonsumsi sehari-hari, seperti keju dan tomat.
Tidak hanya itu, bagian tubuh manusia seperti bagian hati dan ginjal juga memproduksi glutamat sebanyak 50 gram setiap hari.
Ketika mencicipi ekstrak rumput laut ini, Profesor Ikeda menemukan rasa yang berbeda dari asin, pahit, asam, dan manis. Rasa ini yang kemudian kita kenal dengan sebutan gurih atau umami.
Karena sifatnya yang menambah cita rasa, makanan yang ditambahkan dengan micin ini biasanya akan membuat ketagihan dan tanpa sadar sulit untuk berhenti makan.
Baca Juga : 5 Makanan Pengganti Nasi, Tetap Enak! |
Tidak sedikit orang yang menganggap bahwa micin dapat memperlambat kerja otak. Ternyata hal itu sebenarnya hanya mitos belaka. Tidak ada study yang membuktikan bahwa konsumsi micin membuat manusia menjadi bodoh.
Namun, memang benar jika mengonsumsi terlalu banyak micin, tubuh manusia bisa mengalami gejala bernama Chinese Restaurant Syndrome.
Diberi nama demikian karena biasanya makanan-makanan yang disajikan di restauran Cina atau Jepang sudah ditambahi oleh penyedap rasa dengan jumlah yang banyak.
Sindrom ini umumnya ditandai dengan gejala sakit kepala, wajah yang menebal, dan rasa haus yang tidak kunjung hilang.
Oleh karena itu, dianjurkan untuk minum banyak air setelah mengonsumsi makanan dengan kandungan micin yang tinggi, agar gejala-gejala tersebut cepat reda.
![]() Ilustrasi penambahan penyedap rasa ketika memasak / Foto: istockphoto.com |
Mitos lainnya adalah banyak orang juga beranggapan bahwa micin dapat memicu kanker. Ini mitos ya Beautynesian! Faktanya, penelitian yang dilakukan FDA (food and drug administration) menyebutkan MSG tidak memicu sel kanker dalam tubuh.
Jika tidak berlebihan, sebenarnya micin cukup aman untuk dikonsumsi. Tetap jangan lupa untuk jaga porsi konsumsi MSG setiap harinya untuk kesehatan kamu, ya.

