Waspada! Alami 7 Tanda Ini Bisa Jadi Kamu Keracunan Gula
Ketagihan Rasa Manis
Foto: https://express.co.ukJika semakin banyak gula yang kamu konsumsi, maka semakin banyak pula kamu menginginkannya. Karena gula bisa bersifat adiktif. Seperti yang dikatakan oleh Brooke Alpert, penulis buku The Sugar Detox: Lose Weight, Feel Great and Look Years Younger, bahwa "itu seperti lingkaran setan, semakin banyak seseorang mengonsumsi gula, maka keinginan memakan makanan manis akan semakin tinggi."
Lidah Tidak Sensitif
Foto: https://health.detik.comJika kamu terbiasa mengonsumsi banyak gula, lama-kelamaan lidahmu bisa menjadi kebal. Makanan yang dulu terasa manis jadi terasa kurang manis. Hal ini bisa mengakibatkan kamu akan memuaskan lidah dengan mengonsumsi banyak makanan manis lagi.
Lesu Sepanjang Hari
Foto: https://teras.idEnergi akan stabil ketika gula darah stabil. Kecenderungan mengonsumsi gula terlalu banyak selain membuat gula darah naik, juga secara otomatis membuat kecukupan protein dan serat dalam tubuh menjadi berkurang. Akibatnya tubuh menjadi lemas dan lesu.
Mood Tak Stabil
Foto: https://hellosehat.comMengonsumsi gula di satu sisi memang membuat bersemangat. Tapi saat gula darah turun, suasana hati pun ikut murung. Selain itu, energi yang rendah juga bisa membuat mood semakin buruk.
Berat Badan Bertambah
Foto: https://kawaiibeautyjapan.comMengonsumsi gula dalam jumlah yang tinggi memang bisa menyebabkan penambahan berat badan. Tidak hanya itu, saat tubuh memproduksi terlalu banyak insulin untuk mengolah gula, dalam jangka waktu terlalu lama, imbas lainnya adalah diabetes.
Muncul Jerawat
Foto: https://grid.idMengonsumsi banyak gula bisa mengakibatkan lonjakan insulin, karena tubuh harus mengubah gula menjadi energi. Ada beberapa orang yang sensitif terhadap lonjakan insulin ini, salah satu gejalanya adalah wajah menjadi berjerawat.
Sulit Kosentrasi
Foto: https://alodokter.comSaat tubuhmu sudah terlalu banyak mengonsumsi gula, secara langsung gula darah akan meningkat drastis dan akan turun secara drastis pula. Akibatnya, otak akan menjadi 'berkabut' dan sulit untuk fokus pada berbagai hal. Dan jika hal ini terus berlanjut, resiko penyakit demensia dini bisa ikut menyerang.