5 Mitos Bulu Vagina yang Masih Dipercaya Banyak Wanita
Selain sebagai penanda pubertas, rambut halus di sekitar vagina atau kemaluan berfungsi melindungi organ intim dari kuman, bakteri, kotoran, debu, infeksi mikroba, serta mengurangi gesekan, baik dari celana dalam maupun saat berhubungan intim.
Sayangnya, ada banyak mitos di masyarakat mengenai bulu vagina atau pubic hair yang masih dipercaya hingga kini. Padahal, sudah jelas bahwa hal itu salah dan menyesatkan. Apa saja?
Mengurangi Gairah Seksual
Foto: https://health.detik.com/Banyak yang menyebut keberadaan rambut kemaluan mengurangi gairah bercinta. Padahal, faktanya hal ini tergantung selera masing-masing orang. Bulu miss V bisa dianggap mengurangi gairah, tapi bisa pula menambah kenikmatan. Beberapa orang merasa lebih puas berhubungan seks antar kulit langsung tanpa adanya bulu vagina. Sebaliknya, banyak pula yang merasa gesekan antara rambut kemaluan membuat hubungan intim menjadi lebih bergairah.
Warnanya Sama dengan Rambut Kepala
Foto: https://health.detik.com/Mitos klasik yang banyak dipercaya orang adalah warna bulu kemaluan sama dengan warna rambut kepala. Padahal, hal itu salah. Wendy Askew, dokter kebidanan dan kandungan di Institute for Women's Health di San Antonio, Texas, Amerika Serikat, menyatakan tak ada kaitannya antara warna bulu vagina dan rambut kepala.
Askew justru mengatakan warna bulu miss V cenderung lebih cocok dengan warna alis. "Rambut kemaluan cenderung memiliki warna yang akurat dengan warna alis, tapi cenderung sedikit lebih berwarna kecokelatan," katanya.
Rambut Kemaluan Terus Tumbuh
Foto: https://health.detik.com/Panjang rambut kemaluan bervariasi pada setiap orang. Sejal Shah, dermatologis asal New York, mengatakan umumnya bulu kemaluan berhenti tumbuh di sekitar dua hingga lima sentimeter. Askew menyebut bulu vagina berhenti tumbuh saat mencapai titik tertentu, lalu rontok atau gugur, dan tumbuh yang baru.
Askew menambahkan, rambut kemaluan akan berhenti tumbuh saat wanita mengalami menopause. Hal ini karena kekurangan hormon yang merangsang pertumbuhan rambut serta bulu-bulu halus di tubuh.
Kulit Sensitif Dilarang Mencukur Rambut Kemaluan
Foto: https://www.haibunda.com/Bulu miss V memang perlu dicukur, tapi jangan sampai botak. Sebab, terlalu panjang juga bisa menimbulkan bau, pertumbuhan bakteri, dan mengganggu. Namun, bukan berarti pemilik kulit sensitif tak boleh mencukur rambut kemaluan. Pasalnya, hal ini tergantung bagaimana cara kamu mencukurnya. "Jika mencukur terlalu dekat dengan kulit dan tidak menggunakan krim pencukur berbahan emolien (bahan pencegah kekeringan), akan lebih rentan melukai kulit," kata Askew.
Hal ini menyebabkan bakteri yang ada di sekitar vagina bisa masuk ke bawah kulit dan menyebabkan infeksi. Karena itu, cukur rambut kemaluan dengan lembut dan tidak memakai krim pencukur yang mengandung emolien karena berpotensi membuat kulit iritasi.
Melindungi dari Penyakit Menular Seksual
Foto: https://wolipop.detik.com/Rambut kemaluan berfungsi melindungi vagina dari bakteri atau kuman, tapi tidak penyakit menular seksual (PMS) Sebaliknya, bulu vagina bila tidak dirawat dan dijaga kebersihannya serta tidak pernah dicukur dapat menjadi tempat berkembang biak bakteri. Sejal Shah mengatakan banyak wanita yang keliru menganggap bulu kemaluan melindungi dari kulit kelamin dan PMS yang disebabkan kontak kulit ke kulit.
Sebaliknya, bulu kemaluan dapat membantu virus berkembang. Penelitian di Cina menemukan human papilloma virus (HPV) pada rambut kemaluan pria dapat mengakibatkan masalah terkait dengan HPV pada pasangan wanita mereka.