Jangan Salah Paham, Ini Mitos Seputar PMS yang Harus Kamu Tahu!
PMS pada dasarnya merupakan sekumpulan gejala yang berhubungan dengan menstruasi yang biasanya dimulai satu hingga dua minggu sebelum, selama, dan saat menstruasi berakhir. Hampir semua wanita mengalami setidaknya satu dari beragam gejala PMS saat mereka berada dalam siklus bulanan mereka.
Namun, dari semua itu, terdapat beberapa mitos yang diyakinin oleh banyak orang seputar PMS itu sendiri. Yuk, intip ulasannya berikut ini!
![]() Gejala PMS/ Sumber: Freepik.com |
PMS Berubah Bergantung Usia
Melansir dari Health Library, banyak orang percaya bahwa wanita berusia 18 tahun ke bawah lebih sering mengalami PMS dibandingkan wanita yang lebih tua.
Kenyataannya, wanita dari segala usia yang sedang menstruasi dapat mengalami PMS, tetapi wanita berusia akhir 20-an hingga awal 40-an lebih cenderung mengalami gejala fisik dibandingkan dengan gejala emosional.
Gejala PMS Tidak Perlu Dianggap Serius
Kebanyakan orang, khususnya pria, menganggap bahwa PMS bukanlah masalah besar. Meskipun banyak gejala PMS ringan cenderung mudah dikendalikan dengan obat pereda nyeri yang dijual bebas, gejala lain pada sebagian wanita yang lebih intens mungkin dapat serius dan memprihatinkan.
Misalnya, gangguan dysphoric pramenstruasi (PMDD), yaitu suatu bentuk PMS yang ekstrem. Umumnya, ini muncul sebagai gangguan mental yang diketahui yang memengaruhi sekitar tiga hingga delapan persen wanita. PMDD dapat menyebabkan kemarahan, depresi, keputusasaan, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri.
![]() Mitos PMS/ Sumber: Freepik.com |
Gejala Emosional Tidak Bisa Diatasi
Olah raga ternyata dapat berpengaruh pada gejala emosional PMS. PMS dapat menyebabkan beberapa wanita memiliki energi yang rendah, yang berdampak pada hilangnya mood untuk beraktivitas. Meskipun begitu, berusaha untuk menjaga rutinitas olah raga yang teratur dapat membantu.
Wanita yang berolahraga secara teratur melaporkan lebih sedikit bermasalah dengan keluhan suasana hati dan efek fisik selama PMS. Ini umumnya terjadi karena bahan olahraga dapat memicu produksi endorfin yang memicu emosi positif.
Toxic Shock Syndrome
Toxic shock syndrome (TSS) banyak diyakini sebagai salah satu gejala PMS. Kenyataannya TTS adalah kondisi langka akibat infeksi bakteri yang tidak terkait dengan PMS, tetapi dapat berhubungan dengan menstruasi.
Umumnya, wanita yang mengalami TTS disebabkan oleh tampon superabsorben yang tertinggal di vagina selama lebih dari delapan jam. Ini dapat menumbuhkan bakteri yang bertanggung jawab terhadap terjadinya TSS.
![]() Fakta PMS/ Sumber: Freepik.com |
Nah, itulah beberapa hal yang harus kamu tahu seputar mitos seputar PMS. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!


