Nyeri Perut di Hari Pertama Menstruasi? Ini Penyebab dan Cara Aman Mengatasinya
Mengalami nyeri haid atau kram perut menjadi hal yang umum terjadi di kalangan Ladies, terutama pada hari pertama menstruasi. Nyeri haid juga bisa disertai keluhan pegal pada mulut vagina hingga paha dalam, nyeri pinggang, punggung pegal, bahkan pada beberapa orang hingga sakit kepala, diare, mual, dan muntah.
Beda orang, beda pula rasa sakitnya. Ada yang mengalami semua keluhan sampai tidak kuat beraktivitas, sementara lainnya hanya merasakan sakit perut tanpa mengurangi produktivitas mereka. Tapi, sebenarnya kamu tahu, nggak, sih, kenapa timbul rasa nyeri di hari-hari awal menstruasi? Ketahui penyebab dan solusinya di bawah ini, yuk!
Apa Pemicu Nyeri Haid?
1. Kontraksi pada Otot Rahim
![]() Menstruasi terjadi akibat meluruhnya sel telur dan dinding rahim yang tidak dibuahi/Foto: Goodhousekeeping.com |
Pada pelajaran sains saat masih sekolah, kamu pasti tahu bahwa menstruasi terjadi karena meluruhnya sel telur dan jaringan dinding rahim yang tidak dibuahi melalui gerakan kontraksi. Nah, kontraksi yang melepaskan zat prostaglandin ini memicu kontraksi lebih kencang, sehingga menimbulkan nyeri haid berupa mulas, lemas, mual, dan sakit kepala. Dalam istilah medis, kram perut atau nyeri pinggul saat menstruasi ini dinamakan dismenore.
Dismenore terbagi menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder. Dismenore primer ialah rasa nyeri yang umum dialami perempuan di masa 1-2 hari sebelum menstruasi hingga hari kedua menstruasi. Kebiasaan merokok, pola hidup yang kurang sehat, menstruasi dengan keluar darah terlalu banyak, serta haid yang tidak rutin dapat membuat nyeri haid lebih sakit. Pada sebagian wanita, gejala nyeri haid bisa berkurang setelah melahirkan, lho.
2. Adanya Kondisi Medis Tertentu
![]() Dismenore sekunder terjadi karena penyakit atau kondisi medis yang harus diobati/Foto: Pinterest.com/shapemagazine |
Sementara itu, dismenore sekunder biasanya timbul lebih awal dari nyeri haid biasa dan berlangsung lebih lama akibat beberapa penyakit atau kondisi medis tertentu, seperti:
- Endometriosis, sel dinding rahim yang berada di luar rahim, misalnya di tuba falopi, ovarium, atau dinding panggul.
- Radang panggul atau endometritis, infeksi bakteri pada lapisan dinding rahim, tuba falopi atau ovarium
- Adenomiosis, ketika jaringan rahim (uterus) tumbuh di dalam dinding otot rahim, padahal seharusnya jaringan rahim hanya melapisi permukaan rongga rahim.
- Fibroid atau miom, yaitu tumor jinak di dinding rahim.
- Efek samping penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim.
- Stenosis serviks, kondisi leher rahim (serviks) yang kecil dan sempit.
Bagaimana Mengatasi Nyeri Haid Secara Aman?
![]() Kompres perut dengan air hangat/Foto: Pinterest.com/instyle |
Nah, sekarang kamu sudah tahu, kan, bahwa nyeri haid primer merupakan hal yang normal. Namun, jika kamu mengalami keluhan lain yang tidak biasanya terjadi secara berulang, segera periksakan ke dokter, ya.
![]() Gerakan yoga untuk meringankan nyeri haid/Foto: Pinterest.com/littlethingscom |
Bila nyeri haid yang kamu rasakan hanya sebatas kram perut yang tidak nyaman dan tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, kamu bisa melakukan cara-cara sederhana yang membantu mengurangi gejala nyeri haid. Contohnya, seperti menempelkan kompres air hangat atau memoleskan minyak kayu putih di perut bagian bawah, mandi air hangat, melakukan olahraga ringan seperti yoga, istirahat yang cukup, maupun menghindari stres.
![]() Konsumsilah pisang dan yogurt low fat/Foto: Pinterest.com/liezljayne |
Selain hal-hal di atas, mengonsumsi pisang, jahe, kayu manis, kunyit, teh chamomile, yogurt rendah lemak, salmon hingga telur terbukti ampuh meringankan rasa sakit perut saat haid. Jangan lupa, penuhi kebutuhan air minum harianmu, ya! Sebaliknya, disarankan kurangi asupan makanan/minuman berlemak, berminyak, tinggi garam, gula, fast food, berkarbonasi, alkohol serta kafein.
Nyeri haid kamu tak kunjung mereda? Coba konsumsi obat pereda nyeri seperti ibuprofen, paracetamol atau asam mefenamat.




