Fashion Update: Sewindu Perayaan Usaha Pelestarian Batik Kudus, Lewat 'Sandyakala Smara' Denny Wirawan Membawa Batik Kudus Pulang

Amelia Ayu Kinanti | Beautynesia
Senin, 11 Sep 2023 16:00 WIB
Fashion Update: Sewindu Perayaan Usaha Pelestarian Batik Kudus, Lewat 'Sandyakala Smara' Denny Wirawan Membawa Batik Kudus Pulang
Foto: Courtesy of Denny Wirawan

Jika berbicara tentang kota Kudus, biasanya orang akan langsung mengasosiasikannya dengan rokok kretek. Tidak salah, karena memang industri kretek Indonesia lahir di kota ini. Namun sesungguhnya, di tahun 1930-1970, Kudus terkenal juga dengan batiknya. Batik dengan motif ragam flora dan fauna dan kental dengan budaya peranakkan juga budaya Islam menjadi ciri khasnya.

Namun sayang di tahun 1980-an, batik Kudus mulai redup namanya. Hal ini dikarenakan banyak pembatik yang mulai alih profesi memilih bekerja di industri lain. Batik Kudus pun terlupakan dan ditinggalkan. Bisa dibilang, batik Kudus punah.

Batik Kudus dihidupkan kembali oleh Bakti Budaya Djarum Foundation

Sandyakala Smara karya Denny WirawanSandyakala Smara karya Denny Wirawan/ Foto: Courtesy of Denny Wirawan

Di tahun 2010, Bakti Budaya Djarum Foundation (BBDF) mulai membuat program pembinaan untuk mengaktifkan kembali pengrajin batik Kudus. Tujuannya adalah untuk memupuk generasi berikutnya agar tetap membatik sehingga batik Kudus tak punah.

Di tahun 2015 BBDF menggandeng Denny Wirawan dengan tujuan mengenalkan batik Kudus ke khalayak yang lebih luas. Denny bahkan sudah membawa batik Kudus ke panggung fashion New York.

Batik Kudus kembali pulang ke kota Kretek

Sandyakala Smara karya Denny Wirawan

Sandyakala Smara karya Denny Wirawan/ Foto: Courtesy of Denny Wirawan

Sejak awal kerjasama BBDF dan Denny Wirawan tak lain untuk melestarikan batik Kudus serta menggerakkan roda perekonomian pembatik. Tahun 2023, di saat Indonesia mulai bangkit dari musibah pandemi, rasanya sangatlah tepat untuk membawa batik Kudus ke kota asal, sekaligus memperkenalkan juga kota dan budaya Kudus. Oleh karena itu pagelaran ‘Sandyakala Smara’ dilaksanakan di rumah adat Kudus Yasa Amrta 6 September 2023 lalu.

“Mengolah Batik Kudus kembali menjadi bagian penting dari perjalanan kreatif saya sejak tahun 2015. Tahun ini telah sewindu keindahan Batik Kudus memberikan inspirasi yang membuat saya terus mengeksplorasi dan berkreasi. Koleksi Sandyakala Smara saya persembahkan sebagai bentuk dedikasi untuk menggali lebih dalam lagi potensi-potensi yang ada pada motif Batik Kudus yang belum tereksplorasi, setelah sebelumnya hadir koleksi Pasar Malam, Padma, dan Wedari,” ungkap desainer Denny Wirawan.

Inspirasi Sandyakala Smara

Sandyakala Smara karya Denny Wirawan

Sandyakala Smara karya Denny Wirawan/ Foto: Courtesy of Denny Wirawan

Sandyakala Smara adalah kata dari bahasa sanksekerta yang berarti Senjakala dan Cinta. Keindahan koleksi seindah dan semegah matahari senja yang dibuat dengan penuh rasa cinta Denny Wirawan terhadap batik Kudus.

Ragam batik yang ditampilkan Denny di koleksinya merupakan batik yang didesain khusus dengan menggabungkan budaya asli kudus serta peranakan. Terlihat dari motif-motifnya seperti guci keramik, bunga mawar serta awan yang merupakan hasil akulturasi budaya peranakan. Motif batik ini didesain khusus oleh Agam Riyadi sehingga terlihat lebih masa kini.

Selain itu Denny Wirawan juga menampilkan kebaya dan Cheong sam dengan sentuhan modern namun mewah, sehingga bisa digunakan di berbagai kesempatan.

Kolaborasi dengan Epa Jewel

Denny Wirawan Kolaborasi dengan Epa Jewel

Denny Wirawan Kolaborasi dengan Epa Jewel/ Foto: Courtesy of Denny Wirawan

Untuk menyempurnakan karyanya, Denny Wirawan menggandeng brand aksesori lokal, Epa Jewel. Kesemua tampilan koleksi menjadi lebih lengkap tanpa terasa berlebihan.

Mengenalkan daya tarik Kota Kudus

Sandyakala Smara karya Denny Wirawan

Sandyakala Smara karya Denny Wirawan/ Foto: Courtesy of Denny Wirawan

Bukan hanya bertujuan mengenalkan koleksi terbaru Denny Wirawan, namun pagelaran fashon ini juga sekaligus ingin menunjukkan keindahan dan keunikkan budaya kota Kudus. Sebanyak 250 orang diterbangkan dari Jakarta untuk menikmati pagelaran ini.

“Sandyakala Smara ini adalah bentuk dukungan tulus dalam melestarikan dan mengapresiasi kekayaan wastra budaya Indonesia, terutama Batik Kudus yang memukau dan menginspirasi kreativitas untuk terus mengeksplorasi serta memperkaya keindahan yang tak ternilai dari kain-kain Indonesia. Setelah 8 tahun perjalanan yang luar biasa, dengan bangga kami membawa Batik Kudus kembali ke akarnya, ke kota Kudus yang dikenal sebagai Kota Kretek, untuk perayaan penuh makna dan inspirasi. Ini menggambarkan bahwa Kudus bukan hanya dikenal sebagai penghasil kretek, tetapi juga memiliki batik yang bernilai tinggi sekaligus menghargai perjalanan panjang dalam berkarya lewat kain dan pola yang telah memberikan warna baru bagi dunia mode Indonesia. Acara ini juga dihadiri oleh sekitar 250 orang tamu undangan yang datang untuk mengenal dan menjelajahi budaya kota Kudus. Ini merupakan sebuah kesempatan untuk mengenalkan daya tarik Kota Kretek sehingga menjadi salah satu destinasi wisata yang mampu menggerakkan perekonomian masyarakat,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE