Keren! Sederet Brand Fashion Lokal Punya Konsep Sustainable, Ramah Lingkungan dan Memberdayakan

Dimitrie Hardjo | Beautynesia
Senin, 22 Apr 2024 12:30 WIB
SukkhaCitta
SukkhaCitta/ Foto: Instagram.com/sukkhacitta

Hari Bumi yang selalu diperingati tanggal 22 April mengajak kita untuk terus menjaga bumi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah lewat berpakaian sehari-hari karena fashion dikenal sebagai salah satu industri yang paling merusak lingkungan.

Namun kini, banyak brand fashion lokal yang "melek" keberlanjutan sehingga mereka mengusung konsep ramah lingkungan. Bahkan tidak hanya menjaga lingkungan lewat proses pembuatan dan material penyusun produk, beberapa di antaranya juga berusaha menggandeng komunitas, petani, dan pengrajin lokal sebagai bentuk pemberdayaan. Yuk intip apa saja!

Sejauh Mata Memandang

Sejauh Mata Memandang

Sejauh Mata Memandang/ Foto: Instagram.com/sejauh_mata_memandang

Sejauh Mata Memandang mengadopsi prinsip circular fashion dan upcycle. Selain menggunakan material alami, mereka juga menggunakan bahan-bahan dari pakaian yang sudah tak terpakai. Bahan tersebut diolahnya menjadi karya busana yang menggabungkan inspirasi busana tradisional dan kontemporer sehingga menarik di mata anak muda.

Selain itu, Sejauh Mata Memandang juga sering mengadakan kampanye-kampanye ramah lingkungan, seperti program daur ulang pakaian. Upaya keberlanjutan brand yang didirikan Chitra Subyakto ini lakukan terangkum dalam Laporan Dampak yang dirilis tahunan.

 

SukkhaCitta

SukkhaCitta

SukkhaCitta/ Foto: Instagram.com/sukkhacitta

Produk-produk SukkhaCitta menawarkan desain kontemporer dengan sentuhan budaya Indonesia yang nyaman dikenakan sehari-hari. Namun lebih dari itu, mereka juga mengutamakan keberlanjutan.

Produk menggunakan material ramah lingkungan terbuat dari 100% serat alami, seperti regenerative cotton, linen, tencel, dan silk, serta pewarna alami. Dalam proses pengerjaannya, SukkhaCitta memberdayakan petani dan pengrajin lokal Indonesia, mendukung kesejahteraan mereka. 

Waiki

Waiki

Waiki/ Foto: Instagram.com/waikitekstil

Didirikan tahun 2017 hingga kini ada di Solo dan Bali, brand lokal Waiki juga mendukung circular fashion. Waiki menggunakan kain sisa dan material deadstock untuk diolah menjadi produk pakaian mereka. Selain itu, Waiki juga membuka Klinik Reparasi di mana kamu bisa “upgrade” pakaian yang sudah usang, seperti kena noda atau kain berubah kusam, jadi layak dipakai kembali dengan cara pewarnaan. Tenang, pewarna yang digunakan juga alami kok!

Noesa

Noesa

Noesa/ Foto: Instagram.com/noesa.co.id

Mengedepankan nilai tradisi, Noesa menghadirkan pakaian-pakaian tradisional seperti tenun dan batik, tanpa meninggalkan nilai ramah lingkungan. Proses pewarnaan menggunakan ekstrak tanaman, didesain sedemikian rupa agar meminimalisir limbah, dan menggunakan material berkelanjutan. Noesa menggandeng pengrajin lokal untuk mengkreasikan produk-produk yang terentang dari apparel, aksesori hingga home decor.

Tulisan

Tulisan

Tulisan/ Foto: Instagram.com/mytulisan

Tulisan mengusung konsep tekstil serigrafi yang kaya estetika sejak berdirinya tahun 2010. Tekstil ini dikreasikan menjadi berbagai fashion items, mulai dari tas dan aksesori. Di balik proses pembuatannya yang serba handmade, mereka menggenggam nilai keberlanjutan dan etis.

Tulisan pun sudah menerima sertifikasi dari Bluesign® system dari Swiss yang memonitor pengambilan sumber daya berkelanjutan, proses pengerjaan yang bersih, manajemen limbah air, ruang kerja dengan ventilasi sehat, dan keamanan para pekerja serta keamanan produk akhir bagi pelanggan.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE