Para Desainer yang Punya Masa Jabatan Singkat Sebagai Creative Director! Kejutan Ada Lindsay Lohan

Rayoga Firdaus | Beautynesia
Selasa, 07 Mar 2023 16:00 WIB
Para Desainer yang Punya Masa Jabatan Singkat Sebagai Creative Director! Kejutan Ada Lindsay Lohan
Foto: Getty Images

Penunjukan Pharrell Williams sebagai creative director Louis Vuitton menswear mengundang perhatian. Meski ia dikenal sebagai sosok yang selalu tampil stylish dan pernah berkolaborasi dengan brand seperti Chanel dan Louis Vuitton sebelumnya, bahkan juga memiliki brand sendiri, namun publik mempertanyakan kredibilitasnya sebagai seorang creative director. Karena dianggap kurang berpengalaman dan banyak sosok lain yang pekerjaan utamanya memang seorang desainer.

Singkatnya, seorang creative director bertugas merancang dan mensupervisi tim desain atas setiap koleksi, baik itu busana dan aksesori. Serta berbagai proyek khusus semisal kolaborasi, konsep foto iklan, dan custom busana red carpet untuk selebriti.

Seringnya nama seorang desainer lambat laun akan berasosiasi dengan brand mereka yang pimpin. Contoh paling sukses adalah Karl Lagerfeld yang memegang posisi creative director Chanel dan Fendi hingga akhir hayatnya.

Lalu Tom Ford, yang meski sudah mundur dari Gucci sejak tahun 2004 namun publik masih merindukan rancangannya untuk rumah mode Italia tersebut.

Tak semua desainer sukses. Sekalipun mereka sudah memiliki track record dari segi penjualan namun untuk bisa menjadi creative director yang sukses dipengaruhi berbagai faktor. Seperti preferensi konsumen dan sinergi garis desain keduanya.

Faktor lain yang tak bisa dikesampingkan adalah waktu. Butuh waktu baik bagi desainer dan konsumen untuk saling memahami visi kreatif yang ditawarkan. Tak jarang dalam sejumlah kasus hanya dalam satu tahun, seorang desainer langsung digantikan posisinya.

Berikut sederet desainer yang punya masa jabatan singkat selama jadi creative director label fashion kenamaan.

Alessandra Facchinetti

Alessandra FacchinettiAlessandra Facchinetti/ Foto: Alessandro Garofalo / Indigitalimages.com

Di usia 32 tahun, Alessandra Facchinetti dipercaya menggantikan Tom Ford sebagai creative director Gucci pada tahun 2004. Kala itu ia adalah salah satu anggota tim internal desain. Sebelumnya ia bekerja untuk label Prada.

Pada koleksi perdananya sebagai creative director Gucci, yakni musim semi 2005, Facchinetti tampak memilih melanjutkan garis desain mantan bosnya tersebut. Seksi dan glamor, lewat gaun berpotongan rendah, rok ketat, dan swimsuit berhiaskan embellishment.

Sayangnya aksinya tersebut justru tak membuatnya bertahan lama. Dalam waktu 18 bulan, ia digantikan oleh Frida Giannini, desainer aksesori Gucci.

Valentino haute couture spring 2009 rancangan Alessandra FacchinettiValentino haute couture spring 2009 rancangan Alessandra Facchinetti/ Foto: Marcio Madeira/Vogue

Tahun 2008, Facchinetti kemudian direkrut oleh desainer Valentino sebagai penerusnya pasca ia memutuskan pensiun. Namun lagi-lagi ia tak bertahan lama. Tak sampai setahun usai mempresentasikan koleksi haute couture perdananya untuk Valentino ia diberhentikan.

"Sungguh terasa berat. Namun sudah menjadi impian saya untuk merancang couture," ujarnya seperti dikutip dari W Magazine mengenai pengalamannya di Valentino.

Paulo Melim Andersson - Chloé

Paulo Melim Andersson di Chloe fall/winter 2007Paulo Melim Andersson di Chloe fall/winter 2007/ Foto: Marcio Madeira/Vogue

Berganti creative director, berganti pula garis desain sebuah brand. Namun tak semua bisa langsung menerima hal tersebut. Contohnya yang dialami desainer Paulo Melim Andersson. Ditunjuk sebagai creative director Chloé menggantikan Phoebe Philo pada tahun 2006, ia nyaris mengubah total citra brand tersebut.

Di bawah arahan Philo, Chloé identik dengan gaya manis dan vintage lewat gaun baby doll. Andersson kemudian mengubahnya menjadi lebih edgy lewat deretan T-shirt dress berhiaskan corak grafis dan detail embellishment serta permainan warna-warna mencolok.

Paulo Melim Andersson di Chloe fall/winter 2007Paulo Melim Andersson di Chloe fall/winter 2007/ Foto: Marcio Madeira/Vogue

"Saya ingin koleksi yang terlihat muda. Tanpa dibuat-buat. Bersih namun bukan minimalis." ujar Andersson mengenai koleksi perdananya seperti dikutip dari Vogue.

Sayangnya visinya tersebut kurang mendapat apresiasi. Hanya dalam waktu 17 bulan, ia terpaksa melepas posisi creative director dari label fashion legendaris yang sudah eksis sejak tahun 1952 tersebut.

Baca kisah desainer lain di halaman selanjutnya.

Bouchra Jarrar, Olivier Lapidus, dan Lindsay Lohan

Hijab Lanvin Paris Fashion Week

Foto: Getty Images

Bouchra Jarrar - Lanvin

Dikenal lewat kreasi tailoring, Bouchra Jarrar didaulat sebagai creative director Lanvin pada tahun 2016. Desainer Prancis tersebut menggantikan mendiang Alber Elbaz yang setelah 14 tahun mengabdi, dipecat karena berselisih paham dengan Shaw-Lan Wang, pemilik brand Lanvin kala itu.

Ki-ka: Karlie Kloss dan Bouchra Jarrar di fashion show LanvinKi-ka: Karlie Kloss dan Bouchra Jarrar di fashion show Lanvin/ Foto: Kim Weston Arnold/Indigital tv/Vogue

Rela menutup bisnis label pribadinya demi fokus di Lanvin, Jarrar justru hanya sempat merasakan posisi creative director dalam waktu 16 bulan saja. 

Di dua koleksi runway rancangannya, Jarrar banyak menampilkan kreasi tailoring dan gaun transparan yang berkesan elegan dan sophisticated.

 

Olivier Lapidus - Lanvin

Pengganti Bouchra Jarrar adalah Ted Lapidus, yang mengaku kepada Vogue sudah bersahabat dengan Shaw-Lan Wang selama 33 tahun pada tahun 2017 kala ia ditunjuk sebagai creative director Lanvin.

Koleksi perdana Lapidus untuk Lanvin, musim semi 2018, ramai menuai kritikan. Salah satu elemen yang jadi sorotan adalah keputusan Lapidus untuk menghadirkan busana berhiaskan logo.

Hijab Lanvin Paris Fashion WeekHijab Lanvin Paris Fashion Week/ Foto: Getty Images

Aksi Lanvin yang melakukan gonta-ganti desainer ini sampai disorot Vanessa Friedman, jurnalis mode dari New York Times yang menulis artikel berjudul How to Wreck Brands in 3 Years.

Di koleksi kedua Lapidus mulai berganti haluan dengan berfokus pada gaya sporty penuh warna. Pada tahun 2018, Lapidus memutuskan mundur. Seiring terjadi pergantian kepemilikan dari Shaw-Lan Wang ke Fosun Group.

 

Estrella Archs dan Lindsay Lohan - Emanuel Ungaro

French couturier Emanuel Ungaro with two of his models wearing flower power daisy motifs, gypsy-style scarves and tall hats.    (Photo by Central Press/Getty Images)French couturier Emanuel Ungaro with two of his models wearing flower power daisy motifs, gypsy-style scarves and tall hats. (Photo by Central Press/Getty Images)/ Foto: Getty Images

Pada tahun 2009, rumah mode Emanuel Ungaro membuat kejutan dengan mengumumkan Estrella Archs sebagai desainer dan Lindsay Lohan sebagai penasihat artistik. 

Di koleksi pertama mereka yakni musim semi 2010, keduanya menawarkan deretan gaun pendek dan kombinasi busana dalam warna-warna mencolok. Hiasan berbentuk hati juga tampak menghiasi sejumlah busana dan model. Arch sendiri mempersiapkan koleksi tersebut hanya dalam waktu sebulan.

Emanuel Ungaro spring 2010Emanuel Ungaro spring 2010/ Foto: Marcio Madeira/Vogue

Kritikan pedas banyak dilontarkan untuk koleksi ini, seperti Nicole Phelps dari Vogue. “Selanjutnya keduanya perlu bekerja keras untuk membuat terkesan para editor dan buyers yang menonton aksi debut mengecewakan ini,” tulisnya.

Tak sampai setahun Lohan bergabung. Ia tak tampil di presentasi koleksi musim gugur 2009 yang juga jadi rancangan terakhir Arch untuk Emanuel Ungaro.

---

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

 


(raf/raf)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE