Batik di Indonesia mempunyai ragam corak dan warna yang sangat bervariatif. Keberagamannya tergantung pada letak geografis, budaya, kekayaan alam, dan ada pula yang dipengaruhi oleh faktor religius daerah pembuatnya. Salah satu batik dengan corak dan warna yang cerah adalah Batik Madura. Dari sekian banyak ragamnya, Batik Gentongan merupakan salah satu jenis batik yang menduduki posisi teratas batik berkualitas dari Madura. Proses pembuatannya yang panjang dan rumit, menjadikan batik ini mempunyai nilai jual yang cukup mahal.
Apa yang membedakan Batik Gentongan dengan batik Madura lainnya? Proses panjang seperti apa yang dilalui untuk mendapatkan batik berkualitas tinggi? Buat kamu yang menyukai batik dengan warna dan corak yang cerah, kita simak yuk ragam Batik Gentongan Madura dan proses pembuatannya yang tergolong unik.
Direndam di Gentong Tanah Liat
Batik Gentongan berasal dari Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, Madura. Metode pewarnaan batik ini tidak ditemukan di daerah lain, termasuk di Pulau Madura sendiri. Kain batik polos yang sudah dipola motifnya, kemudian direndam di gentong tanah liat berisi cairan pewarna. Para pengrajin batik ini tidak menggunakan bahan kimia untuk mewarnainya. Batik Gentongan mempunyai warna dominan biru indigo yang didapat dari rendaman daun tarum. Kemudian ada warna cokelat, merah, kuning, dan hijau yang semuanya dihasilkan dari rempah-rempah alami.
Setelah direndam 24 jam di gentong yang kedap cahaya dan udara, batik kemudian dijemur dan disikat supaya menghasilkan warna yang diinginkan. Proses perendaman tidak hanya dilakukan satu kali, melainkan berkali-kali selama 6 bulan sampai 1 tahun. Pembuatan Batik Gentongan paling cepat membutuhkan waktu 41 hari. Hal ini dilakukan supaya mendapat kualitas warna yang bagus dan tahan lama.
Ritual dan Mitos Selama Proses Perendaman
Proses pembuatan batik Gentongan/Foto : perangkatdesa.rgijatim.com |
Pengrajin Batik Gentongan bukanlah sembarangan orang. Para pengrajin diharuskan berpuasa sebelum membuat batik. Khusus bagi perempuan, harus dalam keadaan bersih atau tidak sedang menstruasi. Ritual puasa ini dipercaya dapat membantu para pengrajin menghasilkan batik yang indah dan berkualitas. Selain itu, aura pemakainya pun akan terpancar lewat warna-warna yang dihasilkan dari proses perendaman dalam gentong. Pantangan khusus bagi para pengrajin batik Gentongan adalah tidak boleh mendengar kabar duka. Perasaan sedih diceritakan dapat menghilangkan warna dari batiknya lho!
Ragam Motif Batik Gentongan
Motif Batik Gentongan/Foto : jawatimuran.disperpusip.jatimprov.go.id |
Sama seperti batik Madura, Batik Gentongan termasuk dalam kategori batik pesisiran. Paduan warna dan corak yang berani, cerah, dan pekat menjadi ciri khas dari batik ini. Motif batik Gentongan terinspirasi dari kekayaan alam Madura seperti Motif Sesek (sisik), Motif Beras Kutah, Motif Ramok atau akar tanaman, dan didominasi dengan pola tanaman dan hewan abstrak.
Sebagai Syarat Utama Pernikahan
Batik Gentongan/Foto : kominfo.jatimprov.go.id |
Awalnya batik Gentongan dibuat untuk dipakai sendiri dan tidak diperjualbelikan. Kebanyakan masyarakat Madura, khususnya Tanjung Bumi, menjadikan Batik Gentongan sebagai syarat utama serah-serahan pernikahan yang diberikan mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan. Tingginya minat para kolektor batik, membuat Batik Gentongan masuk dalam industri fashion nasional dan internasional. Harga selembar kain batik ini dibanderol mulai dari Rp 2 juta, dan yang paling mahal mencapai puluhan juta rupiah.
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!