223 Siswa di Bogor Keracunan Usai Santap MBG, Pemkot Tetapkan KLB
Sebanyak 223 siswa di Kota Bogor, Jawa Barat, diduga alami keracunan usai menyantap makanan dari program makan bergizi gratis (MBG). Hal ini membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).
"Atas kejadian ini, Pemkot Bogor telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Jumat itu kita tetapkan KLB supaya siapa pun yang terdampak, terindikasi keracunan silakan berobat ke rumah sakit," kata Wali Kota Bogor Dedie A Rachim dalam keterangannya, Minggu (12/5), dilansir dari detikNews.
Penetapan KLB, kata Dedie, diperlukan untuk menindaklanjuti penanganan korban keracunan. Dia menyebut biaya pengobatan gratis.
"Penanggulangan KLB adalah upaya yang dilakukan untuk menangani penderita, mencegah perluasan, dan mencegah timbulnya penderita baru pada suatu KLB yang sedang terjadi," kata Dedie.
Ditemukan Kandungan Bakteri Ecoli dan Salmonella di Menu MBG
Ditemukan Kandungan Bakteri Ecoli dan Salmonella di Menu MBG/Foto: Ari Saputra/detikcom
Lantas, apa yang menyebabkan ratusan siswa alami keracunan usai menyantap MBG?
Dedie mengungkapkan bahwa hasil lab menu MBG yang diduga menyebabkan ratusan siswa keracunan. Berdasarkan hasil lab, beberapa makanan ternyata mengandung dua jenis bakteri E.coli dan Salmonella.
"Saya menerima hasil pemeriksaan dari Labkesda Kota Bogor terkait beberapa sampel pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan lab yang sudah kita lakukan kurang lebih hampir 4 hari terakhir, hasilnya menunjukkan bahwa beberapa bahan (makanan) itu ternyata mengandung bakteri E.coli dan Salmonella," kata Dedie.
Kedua bakteri ini ditemukan pada menu telur ceplok dengan bumbu barbekyu, serta tumis tahu dan toge. Dua menu tersebut disajikan kepada ratusan siswa yang mengalami keracunan.
"Bakteri E.coli dan Salmonella ini didapat dari 2 jenis makanan yang disajikan kepada siswa, yang mengakibatkan lebih dari 200 siswa terdampak. Intinya bakteri ini datang dari ceplok telor yang dikasih bumbu barbekyu. Kemudian yang kedua ada tumis tahu dan toge yang juga terindikasi mengandung salmonella," kata Dedie.
Dedie mengatakan bahwa telur ceplok dengan bumbu barbekyu ini diketahui dimasak pada malam hari dan baru diberikan kepada siswa keesokan siangnya. Waktu penyimpanan yang panjang tanpa penanganan higienis diduga menjadi salah satu faktor berkembangnya bakteri berbahaya tersebut.
"Yang pertama dari ceplok telor yang pakai bumbu barbekyu. Menurut data yang kita peroleh, memasaknya itu kurang lebih di malam harinya dan kemudian didistribusikannya siang hari," jelasnya.
Presiden Prabowo soal Kasus Keracunan MBG: 99,99 Persen Berhasil
Prabowo Tinjau Makan Bergizi Gratis di Bogor/Foto: Cahyo/Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden RI Prabowo Subianto sempat menyinggung kasus siswa yang alami keracunan usai menyantap makanan dari program MBG. Menurutnya, angka keracunan di MBG sangatlah kecil jika dibandingkan dengan angka penerima manfaat program. Menurut Prabowo, angka keberhasilan program MBG 99,99 persen.
"Hari ini memang ada yang keracunan, yang keracunan sampai hari ini dari tiga koma sekian juta kalau tidak salah di bawah 200 orang, yang rawat inap hanya 5 orang," kata Prabowo dalam pembukaan sidang kabinet paripurna, Jakarta, Senin (5/5), dilansir dari CNN Indonesia.
Prabowo memperkirakan angka korban keracunan di program MBG itu diperkirakan sekitar 0,005 persen dari seluruh penerima manfaat.
"Jadi bisa dikatakan yang keracunan atau yang perutnya enggak enak sejumlah 200 orang, itu 200 dari 3 koma sekian juta kalau tidak salah adalah 0,005. Berarti keberhasilannya adalah 99,99 persen," ujar dia.
Selain itu, Prabowo juga menyinggung soal penyebab keracunan yang dialami siswa. Ia mengakui masih ada kekurangan dari pelaksanaan MBG, yaitu kebiasaan malas cuci tangan dan makan yang tidak pakai sendok.
"Kekurangan itu karena juga adat dan istiadat budaya kita juga," kata Prabowo dalam Sidang Kabinet di Kantor Presiden, Kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin (5/5), dilansir dari detikNews.
Prabowo mengambil contoh saat dirinya masuk ke ruangan kelas. Dari 30 orang, 20 orang makan pakai sendok, sementara sisanya tidak. Prabowo mengatakan bisa saja kebiasaan negatif itu menyebabkan kasus keracunan.
"Saya masuk satu ruangan 30 orang, 20 pakai sendok, ada 10 nggak mau pake sendok. Tidak salah dia karena dia terbiasa makan tidak pakai sendok tapi kita mendidik dia untuk cuci tangan. Jadi bisa saja yang keracunan adalah hal-hal seperti itu. Hal-hal sepele, tapi mendasar," ujarnya.
Pernyataan Prabowo ini menimbulkan reaksi dari netizen di media sosial. Sejumlah netizen mengkritik pernyataan Prabowo yang dinilai tidak berempati.
"Nyawa cuma sebatas angka statistik bagi pemimpin negara ini. Lebih jahatnya ini nyawa anak-anak loh," tulis netizen.
"Success rate diitung berdasarkan dari yang gak keracunan? Buang aja kata "bergizi" nya pak, Kalo cuma makan dan hidup doang buat apa repot2 mikirin gizi. KPI kok rendah amat," tulis netizen lainnya.
"Kasihan anak" kecil kita ini. Padahal korban ya, tapi masih disalahkan. Padahal di sekolah sudah diajarkan dan pasti cuci tangan sebelum makan. Mau pake sendok kalo makanannya yang masalah, tetep aja keracunan," tulis netizen.
Bukan Pertama Kali Kasus Siswa Keracunan Diduga karena MBG
Bukan Pertama Kali Kasus Siswa Keracunan Diduga karena MBG/Foto: Ari Saputra/detikcom
Kasus siswa alami keracunan usai menyantap MBG ini bukan yang pertama kali terjadi, Beauties. Sebelumnya, sudah ada beberapa kasus serupa yang terjadi di daerah lainnya.
Pada Januari 2025, sebanyak 50 siswa SD Negeri (SDN) 3 Dukuh, Sukoharjo, Jawa Tengah, mengalami keracunan hingga mual-mual usai menyantap makan bergizi gratis MBG. Menu makan bergizi gratis di SDN Dukuh 3 yakni nasi, ayam goreng tepung, ca wortel, tahu, dan susu. Diduga olahan ayam yang kurang matang membuat siswa alami pusing, mual, hingga muntah-muntah.
Kasus serupa datang dari Nunukan, Kalimantan Utara. Puluhan murid SD dan SMA di Nunukan diduga keracunan makanan dari program MBG. Mereka mengalami mual dan diare usai menyantap ayam kecap basi yang dimasak dapur yang sama.
Sejak kemunculannya, MBG sering menjadi sorotan masyarakat Tanah Air hingga media internasional. Selain masalah keracunan yang dialami siswa, polemik mitra dapur MBG yang mengaku tidak mendapatkan bayaran juga jadi perhatian.
Program MBG adalah bagian dari janji kampanye Prabowo pada pemilihan presiden 2024 lalu. Selain itu, Prabowo mengeluarkan kebijakan untuk menghemat anggaran besar-besaran di pemerintahan. Tujuannya adalah Prabowo ingin anggaran negara tersebut dialokasikan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan perbaikan sekolah. Kebijakan Prabowo ini tentu menimbulkan dampak di banyak aspek, mulai dari pemerintahan itu sendiri hingga masyarakat. Netizen sempat riuh di media sosial, beragam reaksi bernuansa kritik bermunculan akibat efisiensi anggaran demi program MBG ini.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Pilihan Redaksi |