Beberapa waktu sebelum penayangan film Penyalin Cahaya di Netflix, kabar tentang tindak pelecehan seksual yang pernah dilakukan co-writer Henricus Pria sempat menggegerkan jagad maya. Meski tim produksi Penyalin Cahaya telah mencoret nama Henricus dari kredit film, namun ungkapan kekecewaan belum mereda hingga membelah netizen menjadi dua kubu.
Sejumlah orang menyesalkan keputusan tim produksi yang tetap melibatkan Henricus meski kabar tentang skandalnya telah menyeruak sejak 2019. Mereka memboikot dan menuntut dicabutnya penghargaan yang pernah diterima film Penyalin Cahaya karena dianggap tidak lagi sejalan dengan semangat menegakkan keadilan bagi penyintas kekerasan seksual. Di sisi lain, masih ada sejumlah netizen dan pemerhati film yang mendukung eksistensi film ini karena mempertimbangkan kerja keras dari banyak pihak lain yang patut diapresiasi.
Terlepas dari perdebatan netizen, terdapat beberapa penggambaran kekerasan seksual dalam film Penyalin Cahaya yang bisa kamu jadikan pembelajaran. Psst, penjelasan di bawah mengandung spoiler!
Membuka Pakaian Orang Tanpa Persetujuan yang Bersangkutan
Kekerasan Seksual di Film Penyalin Cahaya/Foto: Youtube/ Netflix Indonesia |
Suryani (Shenina Cinnamon) terbangun dari tidurnya pasca menghadiri pesta di rumah seorang senior komunitas teater yang ia ikuti. Dalam keadaan kacau, Suryani menjalankan agenda kesehariannya seperti seharusnya.
Namun, dia mendapati kejanggalan ketika hendak berganti pakaian. Baju hitam panjang yang dijadikan inner kebayanya telah berubah, terpasang dalam keadaan terbalik di tubuhnya. Hal ini menimbulkan kecurigaan Suryani bahwa ada orang yang telah membuka pakaiannya saat mabuk di pesta dan tak sadarkan diri, lantas memasangnya kembali dalam keadaan terbalik.
Jika dugaannya benar, maka Suryani telah mengalami pelecehan seksual karena bajunya telah dibuka dan tubuhnya disentuh tanpa persetujuannya.
Memanfaatkan Gambar Tubuh Penyintas Tanpa Persetujuan
Kekerasan Seksual di Film Penyalin Cahaya/Foto: Youtube/ Netflix Indonesia |
Suryani menemukan fakta mengejutkan setelah menganalisa file dokumentasi di perangkat teman-temannya. Rupanya, salah satu senior sengaja mengumpulkan foto-foto pribadi mahasiswa secara ilegal dan memanfaatkannya untuk kepentingan tertentu.
Salah satunya terdapat foto bagian tubuh Suryani serta dua seniornya yang dimanfaatkan pelaku untuk dijadikan instalasi pementasan teaternya. Hanya saja, foto-foto tubuh korban telah diedit sedemikian rupa sehingga orang awam tidak akan menyadarinya.
Adegan ini menggambarkan salah satu kekerasan seksual, yaitu pemanfaatan foto bagian tubuh korban yang diambil dengan pendekatan seksual tanpa persetujuan yang bersangkutan.
Membiarkan Terjadinya Pelecehan dengan Sengaja
Kekerasan Seksual di Film Penyalin Cahaya/Foto: Youtube/ Netflix Indonesia |
Dibantu dua orang senior yang juga penyintas kekerasan seksual dari pelaku yang sama, Suryani melakukan penyelidikan lebih dalam.
Bukti-bukti yang dikumpulkan mengarah pada dugaan keterlibatan seorang supir mobil online. Ternyata benar dugaan mereka jika supir tersebut telah bekerja sama dengan pelaku untuk melakukan aksi asusilanya selama ini.
Bahkan, sang supir turut mendokumentasikan kejadian saat pelaku melecehkan korban-korbannya di dalam mobil. Pembiaran ini juga merupakan bentuk keterlibatan seseorang dalam kasus pelecehan seksual, Beauties.
Perekaman Visual Tubuh Korban Tanpa Persetujuan
Kekerasan Seksual di Film Penyalin Cahaya/Foto: Youtube/ Netflix Indonesia |
Puncak konflik dalam film ini adalah ditemukannya barang bukti di mana suara dan wajah pelaku terekam sedang mengabadikan tubuh telanjang korban-korbannya dalam foto dan video. Ironisnya, pelaku merupakan senior yang terlihat sangat bijaksana, berupaya melindungi rekannya, bahkan sukarela menawarkan bantuan dana untuk Suryani yang baru saja kehilangan beasiswanya.
Sebelum dua saksi lain membantu penyelidikan Suryani, semua pihak mencemoohnya karena pelaku dikenal berprestasi dan berakhlak baik di perkuliahan. Bahkan, pelaku sengaja memanfaatkan citra dan hartanya untuk menutupi kebenaran dan membeli keadilan.
Namun, setelah melihat kegigihan Suryani, dua penyintas lainnya turut andil untuk memperjuangkan keadilan mereka bersama-sama. Setelah dua saksi bersedia membantu dan bukti-bukti semakin jelas, apakah Suryani berhasil mendapat keadilan dari kekerasan seksual yang dialaminya?
Terlepas dari pro-kontra netizen, film Penyintas Cahaya menunjukkan gambaran kekerasan seksual yang cukup sering terjadi di kehidupan sehari-hari. So, tertarik menonton, Beauties?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!