#MERDEKADARISTIGMA

4 Hal Penting yang Perlu Dipahami di Balik Stigma Perempuan Karier Masa Kini Mudah 'Bilang' Cerai

Meuthia Khairani | Beautynesia
Jumat, 19 Aug 2022 20:30 WIB
4 Hal Penting yang Perlu Dipahami di Balik Stigma Perempuan Karier Masa Kini Mudah 'Bilang' Cerai
Stigma perempuan karier mudah meminta cerai/Foto: Freepik/freepik

Sampai saat ini, perempuan karier bisa dibilang masih saja dianggap sebelah mata oleh kebanyakan masyarakat kita, Beauties. Salah satunya, ada anggapan bahwa perempuan yang mandiri secara finansial, atau perempuan karier yang sudah menikah cenderung 'tidak menghormati suami dan mudah meminta cerai'.

Apakah stigma ini benar adanya? Sebenarnya apa yang mendasari perempuan dianggap ‘tidak hormat pada suami’ dan ‘mudah meminta cerai’?

Stigma 'Sombong' karena Mandiri Bisa Berpenghasilan

Ilustrasi uang/Freepik/Abiseka
Ilustrasi uang/Foto: Freepik/Abiseka

Masyarakat kerap memandang bahwa perempuan meminta bercerai pada suami karena sudah 'kelewat' mandiri bisa berpenghasilan sendiri dan sombong. Kenyataannya, yang terjadi adalah sebaliknya; kebanyakan perempuan karier justru sudah mempersiapkan keuangan yang memadai terlebih dahulu, sebelum memberanikan diri untuk meminta cerai pada suaminya jika ada masalah yang tak lagi bisa diselesaikan bersama. Demikian seperti yang dilansir dari BBC.

Dengan kemandirian finansial, perempuan tidak perlu lagi menggantungkan kebutuhan pada suami, terutama masalah ekonomi dan terus terikat dalam pernikahan yang tidak bahagia. Tidak lagi memiliki rasa ‘bergantung’ inilah yang memungkinkan perempuan yang mandiri finansial di masa kini tidak mau lagi menjadi pihak yang pasrah-pasrah saja saat dirinya ‘diinjak-injak’. Sebagai contoh: mendapat perlakuan kasar seperti dihina, hingga perlakuan KDRT.

Perempuan cenderung mempersiapkan keuangan lebih awal agar bilamana pernikahannya gagal, dia tetap dapat bertahan hidup. Sebab, selain berakibat hilangnya kepemilikan rumah dan aset-aset yang sebelumnya dimiliki bersama pasangan, perceraian juga bisa berdampak pada meningkatkan tekanan pada pikiran nantinya, bila tanpa persiapan yang matang.

Lebih Cerdas Secara Emosional

Perempuan di masa kini dinilai cenderung memiliki kecerdasan emosional yang lebih baik. Sehingga saat perempuan memasuki pernikahan, dia lebih bisa tahu dan peka terhadap masalah dan red flags yang ada dalam kehidupan rumah tangganya dan tahu harus melakukan apa --tak terkecuali memilih untuk bercerai.

Kecerdasan emosional sendiri adalah kemampuan menerima, mengelola, dan mengontrol emosinya dengan orang-orang. Dilansir dari detikEdu, orang yang memiliki kecerdasan emosional dapat ditandai dengan kemampuannya menyeimbangkan perasaan, reaksi emosi, kemampuannya beradaptasi dengan emosi tersebut, dan kecakapannya mengelola konflik dengan baik bersama orang sekitar maupun pasangannya.

Lebih Peka terhadap Ketidaksetaraan

Menjadi hal yang dianggap wajar, yaitu melakukan pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak merupakan pekerjaan yang dipikul oleh perempuan seorang diri dalam kehidupan keluarga. Padahal, pria bukan berarti jadi lepas tangan atau semata terpatok pada tugasnya semata mencari nafkah.

Jika pola ini terus berjalan tanpa kontribusi yang seimbang dari pihak suami, tekanan pikiran pada istri bisa terus bertambah dan bisa membuat perempuan lelah dengan kehidupan rumah tangga, seperti itulah yang dikutip dari Psychology Today.  Oleh karena itu, kehidupan rumah tangga masa kini tampaknya membutuhkan pasangan yang sama-sama mau memberikan kontribusi untuk urusan domestik agar kehidupan rumah tangga bisa berlangsung lancar dan harmonis.

Sebab, menurut WLF, kerap dianggap pernikahan merupakan institusi yang kurang mendukung kesetaraan gender, di mana para suami berekspektasi bahwa istri mereka yang dominan mengerjakan pekerjaan domestik dan mengasuh anak. Padahal, sekali lagi, hal ini bisa memberi dampak buruk pada fisik, mental, dan emosional pada perempuan yang mengemban tugas sebanyak itu seorang diri.

Kesalahan Suami Tidak Bisa Ditoleransi

Ilustrasi perselingkuhan/Freepik/syda_productions
Ilustrasi perselingkuhan/Foto: Freepik/syda_productions

Mengutip dari Best Life, perempuan modern tidak lagi mau sepenuhnya mentolerir perilaku buruk suaminya yang tidak dapat diterima. Contoh terekstrem, suami melakukan KDRT atau selingkuh, misalnya.

Menyambung ke pernyataan di atas, dilansir dari THLF, ternyata pada kehidupan sehari-hari banyak suami yang tidak menyadari sama sekali bahwa dia mempunyai kesalahan atau hubungan pernikahan yang dijalani sedang kurang baik sampai istrinya mengemukakan keinginan bercerai.

Dari poin-poin di atas, sehingga kita jadi menyadari bahwa perempuan karier yang katanya menjadi sombong dan mudah bilang cerai,  nyatanya bisa saja ia pun tidak semudah itu juga ingin cerai,  alias sudah melalui proses yang panjang.

Maka dengan memahami pandangan dan hal-hal yang terjadi sebelum perceraian dari sisi perempuan, kita sebaiknya bukan menghakimi inisiatifnya untuk menggugat cerai.

Bahwa, 'perempuan yang akhirnya mengajukan cerai adalah perempuan yang tidak bahagia dalam pernikahannya, serta sudah menyiapkan bekal ekonomi yang memadai sebelum berpisah’, dan bukan ‘mentang-mentang punya uang sendiri, jadi ngegampangin pernikahan dan gampang minta cerai’. Sampai sini sudah jelas perbedaannya ya, Beauties.

---

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(fip/fip)
CERITA YUK!
Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE