5 Cara Mengatasi 'Childhood Trauma' untuk Menjaga Kesehatan Mental

Yemima Prasetya Christiana Putri | Beautynesia
Kamis, 25 Apr 2024 17:30 WIB
5 Cara Mengatasi 'Childhood Trauma' untuk Menjaga Kesehatan Mental
Cara mengatasi childhood trauma/Foto: freepik.com/freepik

Masa kecil merupakan akar dari pertumbuhan kita di masa dewasa. Jika masa kecil kita bahagia, maka kehidupan kita saat dewasa pun akan terasa bahagia dan tidak pernah merasa kekurangan kasih sayang. Sebaliknya jika masa kecil kita penuh dengan ancaman dan tekanan, kemungkinan kita akan merasa haus akan kasih sayang dan mencari kesenangan dengan cara kita sendiri.

Childhood trauma atau trauma masa kecil ini sangat berpengaruh pada kesehatan mental, terlebih saat kita remaja hingga beranjak dewasa. Jika semasa kecil kita sering ditekan, hidup penuh aturan, dilecehkan, sering melihat orang tua bertengkar, dan melihat berbagai jenis kekerasan verbal maupun non verbal, maka hal tersebut akan berpengaruh pada karakter dan perasaan kita. Efek dari childhood trauma tersebut bisa membuat kita mudah cemas, tidak berani berpendapat, hingga mencari kesenangan dengan cara yang salah.

Kita tidak boleh berlarut-larut terjebak dalam childhood trauma, agar mental health tetap terjaga. Karena itu, mari kita cari tahu cara mengatasinya dan pelajari dengan sungguh-sungguh.

1. Fokus pada Kesehatan

Ilustrasi saat rutin melakukan olahraga/Foto: pexels.com/olly

Fisik yang ideal dan kesehatan yang terjaga merupakan poin penting agar hidup kita sejahtera. Saat kita mengalami tekanan, sering kali kita mendapat tawaran untuk melakukan kesenangan dunia seperti mengkonsumsi minuman beralkohol, nongkrong hingga dini hari, hingga ajakan untuk mencoba obat-obatan terlarang. Hal-hal tersebut rasanya sangat menggiurkan dan rasanya bisa menenangkan pikiran yang sedang kacau.

Kesenangan duniawi memang sangat menggiurkan, tetapi itu hanya kesenangan sesaat dan akan membuatmu menyesal. Saat ada ajakan untuk melakukan hal tersebut, cobalah untuk fokus pada kesehatanmu. Sibukkan dirimu dengan berolah raga dan rutin mengonsumsi makanan sehat. Saat raga kita sehat, maka pikiran pun akan tenang dan mampu berpikir dengan baik.

2. Menerima Masa Lalu

Ilustrasi saat berusaha menerima masa lalu/Foto: pexels.com/alan-retratos-1215919

Masa lalu adalah hal yang tak mungkin bisa kita ubah. Seperti kita tidak bisa memilih pada rahim siapa akan dilahirkan dan kita tidak bisa memilih pada keluarga seperti apa kita akan tumbuh bersama. Karena itu, jangan jadikan alasan masa lalu adalah sumber kekacauan saat kita dewasa.

Menerima dan memaafkan orang-orang yang telah membuat kita tertekan memang tidak mudah, tetapi kita harus berusaha untuk mencobanya. Saat kita sudah dewasa, tentunya pikiran kita sudah matang dan bisa berpikir mana yang benar dan mana yang salah. Karena itu, jangan biarkan hidupmu berada di jalan yang salah dan teruslah memperbaharui hidupmu dengan berusaha menjadi lebih baik lagi.

3. Bersyukur

Ilustrasi saat berusaha bersyukur menerima keadaan/Foto: pexels.com/mikhail-nilov

Melupakan masa lalu memang hal yang sulit, karena sudah menyatu dalam pikiran alam bawah sadar kita. Daripada berusaha sekuat tenaga untuk melupakan masa lalu, mari kita bersyukur atas setiap pencapaian yang sudah kita alami.

Jika kita renungkan sebentar, kita adalah orang-orang kuat karena berhasil melalui masalah yang begitu pahit. Bersyukur atas segala sesuatu yang berhasil kita lalui bisa membuat kita lebih semangat hidup. Kita bisa memberi reward untuk diri sendiri setelah berhasil menyelesaikan suatu masalah seperti membeli makanan favorit, staycation, atau belanja baju baru.

4. Mengunjungi Panti Asuhan

Ilustrasi saat mengunjungi panti asuhan/Foto: pexels.com/lagosfoodbank

Menemui anak-anak terlantar dan tak punya orang tua bisa membantu kita untuk pulih dari childhood trauma. Bukan semata-mata untuk menilai karena mereka lebih hancur dari kita, tetapi kita bisa saling berbagi pengalaman dan saling menguatkan.

Masalah setiap orang memiliki porsi yang berbeda-beda. Belum tentu orang lain bisa kuat saat menghadapi masalah yang kita alami, begitu pula sebaliknya. Karena itu, kita harus melihat dunia lebih luas lagi agar mampu mensyukuri setiap kejadian yang kita alami di dunia ini.

5. Terapi

Ilustrasi saat mengunjungi psikolog/Foto: pexels.com/shvets-production

Mungkin pergi ke psikolog atau psikiater masih merupakan hal yang tabu, tetapi hal ini perlu dilakukan jika kita memang benar-benar membutuhkannya. Jika kamu berpikir masih kesulitan karena dana yang dikeluarkan lumayan besar, kamu bisa menemui tokoh agama yang kamu percaya.

Jangan terburu-buru curhat pada orang di sekitar kita, karena mereka belum tentu bisa memberikan solusi yang benar. Sering kali kita justru akan merasa down jika curhat dengan orang yang salah. Karena itu, temui orang yang benar-benar paham akan masalah psikologi, agar kamu dapat menemukan jalan terbaik dalam hidupmu.

Dear Beauties, kita tidak bisa memungkiri bahwa masa lalu memang bisa memberikan efek jangka panjang di kehidupan kita. Tetapi apakah kita tetap akan menyalahkan masa lalu dan menjadi orang yang paling menyedihkan di dunia ini? Life must go on. Ciptakan jejak yang indah dan bermakna di setiap langkah hidupmu. Agar kamu dikenang sebagai orang yang hebat saat Sang Pencipta kembali memanggilmu.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE