5 Hal yang Diam-Diam Ditinggalkan Perempuan Cerdas Seiring Bertambah Usia
Perempuan sering tumbuh dengan beban ekspektasi yang lebih berat, tentang bagaimana mereka harus terlihat hingga bagaimana mereka menjalani hidup. Namun, seiring bertambah usia, banyak perempuan akan mulai menyadari bahwa kebahagiaan tidak datang dari memenuhi standar orang lain, tetapi dari memahami diri sendiri. Mereka akan belajar melepaskan hal-hal yang dulu dianggap penting, tetapi kini hanya terasa melelahkan.
Pengalaman dan ketenangan yang kian dalam, perempuan cerdas tahu bahwa tidak semua hal perlu dipertahankan. Ada hal-hal yang diam-diam mereka tinggalkan, bukan karena menyerah, melainkan karena sudah cukup bijak untuk memilih mana yang benar-benar berarti.
Mari kita bahas satu per satu apa saja hal-hal yang ditinggalkan perempuan cerdas seiring bertambah usia dalam artikel yang dilansir dari Your Tango berikut!
Kebiasaan Mengikuti Tren
![]() Kedewasaan perempuan terlihat saat mereka mulai memilih jalannya sendiri alih-alih mengikuti tren/Foto: Unsplash/Roman Purtov |
Di usia muda, mengikuti tren sering dianggap sebagai bagian alami dari proses sosial. Rasanya seolah kamu harus selalu tahu apa yang sedang populer agar tidak tersisih dari lingkungan pergaulan. Namun, seiring bertambah usia, mengikuti setiap tren justru bisa menjadi jebakan yang melelahkan dan membuatmu jauh dari rasa bahagia.
Penelitian yang dilakukan oleh Rutgers University menunjukkan bahwa di masa modern ini, banyak orang memiliki segalanya dalam hal materi, tetapi mereka tidak merasa benar-benar bahagia. Salah satu penyebabnya adalah dorongan tanpa akhir untuk terus membeli berbagai hal. Oleh karena itu, memutus siklus tersebut dan mulai menemukan diri menjadi langkah yang harus segera diambil dan menjadi salah satu tanda kedewasaan perempuan.
Ekspektasi Sosial yang Toksik
Perempuan cerdas belajar bahwa tidak semua ekspektasi sosial harus dipenuhi/Foto: Freepik
Banyak perempuan tumbuh dengan tuntutan sosial yang melekat sejak dini. Mereka terbiasa mendengar bahwa menjadi perempuan baik berarti harus memiliki anak, membangun keluarga, dan menomorduakan diri sendiri. Sebagian bahkan diharapkan meninggalkan karier atau ambisi pribadi demi peran sebagai istri yang ideal.
Namun, seiring waktu dan bertambahnya pengalaman, perempuan cerdas akan memahami bahwa tidak semua beban sosial pantas dipikul. Mereka menyadari bahwa ketidaknyamanan orang lain bukanlah tanggung jawab pribadi mereka untuk diselesaikan. Maka, dengan kesadaran penuh dan keberanian, mereka perlahan melepaskan ekspektasi yang tak sejalan dengan prinsip hidup yang mereka pilih.
Perilaku Agresif terhadap Perempuan Lain
Perempuan cerdas jarang terjebak dalam persaingan yang tidak penting/Foto: Unsplash/Gradikaa Aggi
Pernahkah kamu memperhatikan bagaimana sebagian perempuan saling memandang satu sama lain sebagai pesaing, dan penyebabnya sering kali hanya demi sesuatu yang tak layak menjadi rebutan? Fenomena ini dikenal sebagai perilaku agresi relasional, yakni ditunjukkan dengan sikap pasif-agresif, saling menjatuhkan di belakang, dan tindakan-tindakan kecil yang merusak hubungan.
Perempuan cerdas tahu bahwa lawan mereka sebenarnya bukanlah perempuan lain. Masalah sesungguhnya yang sedang mereka hadapi adalah pola pikir masyarakat yang sejak lama cenderung menanamkan bibit persaingan di antara kaum perempuan agar mereka saling bersaing satu sama lain.
Keinginan untuk Selalu Benar
Perempuan cerdas tak lagi terjebak pada kebutuhan untuk selalu menang dalam argumen seiring bertambahnya usia/Foto: Unsplash/Julio Lopez
Setiap orang pasti pernah menjumpai atau setidaknya pernah menjadi sosok yang selalu ingin terlihat paling tahu dan tak pernah mau kalah dalam perdebatan. Mereka cenderung mempertahankan pendapatnya dengan berbagai alasan, bahkan ketika jelas-jelas keliru.
Namun, seiring bertambahnya kedewasaan, perempuan dan pria yang bijak memahami bahwa menjadi selalu benar bukanlah tujuan utama dalam hidup. Ada kalanya, kebahagiaan dan kerendahan hati untuk terus belajar jauh lebih berharga daripada sekadar memenangkan argumen.
Penghindaran terhadap Situasi yang Tidak Nyaman
Menghadapi ketidaknyamanan adalah bagian penting dari kedewasaan perempuan/Foto: Freepik/prostooleh
Menghindari situasi yang tidak nyaman sering kali tampak seperti pilihan aman, tetapi sejatinya, ketidaknyamanan adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan. Ketidaknyamanan bisa muncul dalam banyak bentuk, mulai dari obrolan sulit dengan anak tentang kebiasaan buruk hingga perubahan besar seperti menyesuaikan pola makan secara drastis.
Justru melalui momen-momen tidak nyaman itulah seseorang tumbuh dan belajar. Makin berani kita menghadapi rasa tidak nyaman itu, makin kuat pribadi kita yang terbentuk dalam jangka panjang. Kemampuan untuk tetap tenang dan terbuka di tengah situasi sulit, terutama dalam percakapan yang sensitif, nantinya dapat memberikan perbedaan besar dalam kualitas hidup sehari-hari.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
