5 Kepribadian dan Ciri-Ciri Orang yang Cenderung Menghindari Konflik

Dewi Maharani Astutik | Beautynesia
Jumat, 18 Oct 2024 14:30 WIB
5 Kepribadian dan Ciri-Ciri Orang yang Cenderung Menghindari Konflik
5 Kepribadian dan Ciri-Ciri Orang yang Cenderung Menghindari Konflik/Foto: freepik/pressfoto

Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang cenderung menghindari konflik. Ada yang karena faktor eksternal seperti tuntutan budaya, lingkungan kerja, hingga situasi sosial. Ada juga yang karena faktor dari dalam diri, yakni kepribadian.

Faktor kepribadian yang memengaruhi apakah seseorang cenderung menghindari konflik atau tidak, cukup menarik untuk dibahas. Meskipun kelihatan tidak penting, sebenarnya mengetahui kecenderungan seseorang saat menghadapi konflik bisa membuatmu lebih mudah membangun hubungan baik dengan mereka serta membuat keputusan yang lebih bijak saat menghadapi mereka.

Dilansir dari Bustles, inilah beberapa kepribadian dan ciri-ciri orang yang menghindari konflik!

Analitis

Ilustrasi/Foto: Freepik/jcomp
Ilustrasi/Foto: Freepik/jcomp

Orang yang analitis akan cenderung menghindari konfrontasi karena mereka menilai bahwa hasil dari perdebatan tidak sepadan dengan energi yang mereka keluarkan. Alih-alih berdebat, orang dengan kepribadian analitis cenderung memilih untuk menghindar atau mengalihkan topik sebelum situasi makin memanas.

Bisa dibilang bahwa orang yang analitis adalah sosok yang bijak dalam memilih pertempuran yang ingin diperjuangkannya. Tindakan menilai situasi sebelum berubah menjadi terlalu serius menunjukkan bahwa mereka adalah pribadi yang berpikir sebelum bertindak dan tidak terburu-buru.

Suka Menyenangkan Orang Lain

Ilustrasi/Foto: Freepik/drobotdean

Shereze Ezelle, seorang terapis perilaku berlisensi di One Medical menjelaskan bahwa keengganan untuk membuat orang lain merasa tidak senang juga kerap menjadi pendorong utama untuk menghindari konflik.

Orang dengan kepribadian seperti ini mungkin menyadari bahwa mereka perlu memberi tahu sahabatnya bahwa membatalkan rencana empat kali berturut-turut tanpa penjelasan adalah hal yang membuat mereka tidak nyaman. tetapi, sering kali, mereka mencari alasan bahwa urusan orang lain pasti penting juga.

Perlu digarisbawahi bahwa meskipun hal itu benar, mereka sebenarnya secara naluriah mengutamakan kebutuhan orang lain, tetapi menyepelekan kepentingannya sendiri di saat yang bersamaan. Mereka mungkin bahkan tidak mencoba menyebutkan kebutuhan mereka sendiri.

Santai

Ilustrasi/Foto: Freepik.com/cookie_studio

Ada kemungkinan beberapa orang menghindari konflik karena mereka adalah pribadi yang santai. Morales, seorang psikoterapis, menjelaskan bahwa setiap orang memiliki ambang toleransi yang berbeda-beda dan ambang toleransi orang yang santai mungkin tinggi karena mereka lebih suka membiarkan masalah berlalu begitu saja.

Orang seperti ini tidak akan terlalu terganggu bahkan ketika orang lain jelas-jelas salah. Hal ini karena mereka percaya bahwa setiap orang akan menyadari kesalahannya sendiri pada waktunya. Bagi mereka, menyelesaikan permainan video lebih penting daripada stres memikirkan sesuatu yang tak bisa mereka kontrol.

Kurang Percaya Diri

Ilustrasi/Foto: Freepik.com/Racool_studio

Orang yang kurang percaya diri akan cenderung menghindari konflik. Mereka biasanya khawatir akan kehilangan dukungan atau dijauhi jika bersikap tegas sehingga cenderung menghindari konfrontasi.

Orang seperti ini biasanya tidak sadar bahwa menegaskan kebutuhan mereka sendiri sebenarnya adalah salah satu kunci untuk mengatasi konflik. Orang seperti ini perlu belajar untuk mengungkapkan keinginan dengan jujur dan tegas sambil tetap menghormati perasaan orang lain jika ingin membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.

 

Tidak Kuat Menghadapi Tekanan

Ilustrasi/Foto: Freepik.com/DC Studio

April Masini, seorang penulis serta pakar etika dan hubungan asal New York, menjelaskan bahwa beberapa orang menghindari konflik karena mereka tahu bahwa stres akibat konfrontasi membuat mereka tidak nyaman.

Morales juga menambahkan bahwa menghindari konflik sering kali terjadi akibat pengalaman negatif yang mengajarkan seseorang bahwa lebih aman untuk menghindar daripada terlibat.

Ketika terjebak dalam sebuah situasi konflik, keputusan termudah bagi orang dengan kepribadian seperti ini adalah pergi. Tekanan yang dirasakan dan seluruh sinyal negatif lain yang ditunjukkan oleh tubuhnya membuat mereka merasa wajar untuk secara naluriah memilih menghindar.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE