
5 Perkataan di Kantor yang Ternyata Dapat 'Merusak' Secara Psikologis

Dampak dari kata-kata bisa lebih besar dari apa yang dibayangkan selama ini. Kata-kata yang diterima bisa bertahan lama dalam ingatan dan dapat memengaruhi psikologis. Terlebih lagi jika perkataan tersebut bernada negatif.
Hal demikian juga bisa ditemukan dalam dunia kerja. Dikutip dari Huffpost, setidaknya ada beberapa perkataan di tempat kerja yang dapat merusak secara psikologis. Simak selengkapnya di bawah ini.
"Jangan Tersinggung, Tapi..." atau " Bukannya Tidak Ada Rasa Hormat Tapi..."
![]() Ilustrasi berjabat tangan/ Foto: Freepik.com |
Perkataan pertama ini rupanya dapat merusak secara psikologis dan kerap ditemukan dalam dunia kerja. Mary Abbajay, selaku konsultan pengembangan kepemimpinan Careerstone Group pernah direkrut oleh sebuah perusahaan untuk memimpin tim. Ketika dia bertemu dengan manajer tim yang akan bekerja dengannya, dia mendapati perkataan "dengan segala hormat, saya telah melupakan lebih banyak tentang membangun tim daripada yang pernah kamu ketahui".
Abbajay akhirnya menolak pekerjaan itu dan setelah 15 tahun perkataan tersebut masih melekat padanya. Perkataan tersebut seakan-akan merendahkan yang memberikan konotasi negatif pada pendengarnya. Selain itu, kalimat yang berbunyi "jangan tersinggung, ya" dapat bermakna merendahkan pembicara dan tidak menghormati sudut pandang orang lain.
"Saya Tidak Punya Waktu untuk Ini"
![]() Ilustrasi pembicaraan di kantor/ Foto: Freepik.com |
Solidnya dunia kerja bisa digambarkan dengan adanya 'ruang' di mana karyawan bisa bebas untuk berbicara, berbagi cerita termasuk yang buruk dan merasa nyaman meminta bantuan ketika mereka berada dalam kesulitan.
Oleh karenanya, jika pada suatu waktu terbangun pola di mana kamu menanggapi permintaan rekan kerja dengan memberitahu mereka bahwa kamu terlalu sibuk dan tidak punya banyak waktu, maka hal tersebut akan mengirimkan sinyal bahwa mereka bukanlah prioritas dan mereka tidak boleh mendatangi kamu saat mereka membutuhkan bantuan.
Dengan begitu, akan muncul keengganan kembali lagi untuk sekadar meminta saran atau bertanya tentang suatu hal di lain waktu. Hal ini tentunya dapat mengganggu kekompakan yang ada.
"Apa yang X Coba Katakan"
![]() Ilustrasi mengajukan pertanyaan/ Foto: Freepik.com |
Perkataan selanjutnya ini mengarah pada pengulangan kata-kata yang dilakukan oleh rekan kerja. Misalnya saja saat rapat dengan rekan kerja dan kamu mengutarakan pendapat dan kemudian rekan kerja yang lain membingkai ulang kata-kata tersebut dengan versi mereka sendiri. Seperti "Oh, jadi yang dimaksud oleh X adalah...."
Abbajay mengatakan bahwa hal ini bisa membawa perasaan negatif pada orang yang mengutarakan pendapat. Adanya pengulangan kata kata membuat muncul perasaan "saya tidak jelas , saya bodoh, orang tidak memahami saya, tidak menghargai nya dari mulut saya". Alih-alih mengulangi kata-kata rekan kerja, Abbajay menyarankan untuk meminta pengutaraan pendapat kembali apabila dibutuhkan.
"Kamu Tampak Muda untuk.." atau " Kamu Sangat Pandai Berbicara untuk..."
![]() Berbisik di kantor/ Foto: Freepik.com |
Lawrese Brown, pendiri C-Track Training, sebuah perusahaan pendidikan tempat kerja mengutip jenis komentar meremehkan. Hal ini terjadi ketika adanya pertentangan antara asumsi dan harapan rekan kerja tentang bagaimana seseorang harus menampilkan diri.
Hal ini bisa terkait dengan identitas atau bahkan potensi kepemimpinan yang dimiliki. Brown sendiri mengatakan bahwa dia pernah mendengar klien yang diberitahu bahwa mereka adalah 'pemimpin yang lemah' atau 'tampak muda'. Oleh sebab itu mereka disarankan untuk mengubah gaya rambutnya.
Adanya komentar-komentar seperti itu rupanya bisa mengganggu produktivitas dan memunculkan perasaan tidak mampu di tempat kerja.
"Saya Tidak Bermaksud Seperti Itu"
![]() Bersama rekan kerja/ Foto: Freepik.com |
Brown mengatakan bahwa kata-kata memang dapat ditafsirkan secara berbeda pada masing-masing orang. Meski demikian harus tetap berhati-hati. Adanya ucapan "saya tidak maksud seperti itu" biasanya merupakan komentar defensif umum yang tidak mengakui dari pernyataan kamu sebelumnya.
Untuk itu, sebelum mengutarakan kalimat yang defensif ini, tanyakan terlebih dahulu pada diri sendiri apakah itu pantas untuk dikatakan atau tidak.
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!