5 Stereotip Tentang Generasi Milenial yang Kadang Bikin 'Gerah', Sekadar Mitos atau Memang Fakta?
Orang yang lahir di tahun 1981 sampai 1996 disebut sebagai generasi milenial dan mereka sering distereotipkan sebagai orang yang malas dan tidak bersemangat. Pada dasarnya, tidak ada satu pun orang yang suka disematkan stereotip tertentu, apalagi jika dikaitkan dengan satu generasi.
Faktanya, setiap generasi memiliki kecenderungan untuk memandang rendah generasi yang datang setelahnya, sehingga banyak yang telah mengidentifikasikan beberapa sifat generasi milenial, baik positif maupun negatif yang mereka yakini sebagai ciri khas generasi milenial atau Generasi Y. Kira-kira, apa saja stereotip yang sering disematkan pada generasi milenial? Yuk, cari tahu beberapa daftarnya di bawah ini dilansir dari Bright Side!
Menolak untuk Menikah
![]() Generasi milenial enggan untuk menikah/Foto: Freepik.com/atlascompany |
Sebagian besar generasi milenial tidak menikah dengan kecepatan yang sama seperti generasi sebelumnya. Di era modern seperti sekarang, dapat dimengerti bahwa tidak semua orang dewasa melihat pernikahan sebagai tujuan akhir mereka. Beberapa faktor berkontribusi pada penolakan untuk menikah bagi generasi milenial.
Beberapa generasi milenial telah menunda pernikahan karena ketidakamanan finansial, keinginan untuk otonomi, atau keinginan untuk menyelesaikan pendidikan mereka dan memantapkan diri dalam karier terlebih dulu. Beberapa tipe milenial lebih suka menabung dulu baru memikirkan pernikahan.
Bisa saja mereka ingin bepergian terlebih dulu sebelum memutuskan untuk terikat dengan seseorang. Selain itu, faktor trauma juga berkontribusi. Misalnya, mereka telah menyaksikan perceraian dalam keluarga mereka sehingga sangat waspada terhadap pernikahan.
Bertemu Pasangan di Aplikasi Kencan
![]() Mendapatkan jodoh dari aplikasi online/Foto: Freepik.com |
Tidak berlaku untuk semua kaum milenial, tapi salah satu stereotip kaum milenial yang paling umum adalah mereka telah sepenuhnya mengubah cara dalam mencari calon pasangan melalui media online atau aplikasi kencan. Generasi ini dapat berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai negara dan berkomunikasi melalui teknologi.
Generasi milenial merasa nyaman menggunakan situs kencan online untuk menemukan teman atau pasangan. Sejak internet telah memengaruhi kehidupan setiap orang, generasi milenial mulai mengandalkan aplikasi kencan untuk mencari jodoh.
Hal ini dikarenakan mereka dapat menghindari kecanggungan pada pertemuan pertama dan pertemuan online saat ini muncul sebagai cara terbaik untuk menjalin koneksi. Generasi milenial terbiasa dengan pengaturan online yang paling cocok untuk mereka dan sering kali, banyak yang menemukan hubungan jangka panjang melalui aplikasi kencan.
Sulit Menemukan Keseimbangan dalam Hidup
![]() Sulit menemukan keseimbangan hidup/Foto: Freepik.com/tirachardz |
Semua orang pasti ingin memiliki rumah sendiri. Namun dibandingkan dengan orangtua atau kakek-nenek mereka, memiliki rumah bukanlah tujuan utama generasi milenial. Hampir setengah dari generasi milenial takut akan utang dan tidak semua orang memiliki sarana untuk hidup sederhana sehingga bisa menyisihkan uang.
Entah mereka mendapatkan gaji yang tidak sesuai atau menjadi tulang punggung keluarga. Akibatnya, banyak orang dari generasi milenial yang lebih memilih menyewa tempat tinggal. Meski begitu, generasi milenial tetap berjuang untuk bisa membeli rumah di kemudian hari apabila kondisi keuangan mereka benar-benar sudah stabil.
Kecanduan Ponsel
![]() Menghabiskan lebih banyak waktu dengan ponsel/Foto: Freepik.com/gpointstudio |
Banyak stereotip umum tentang generasi milenial didasarkan pada fakta bahwa anggota generasi ini sangat kecanduan dengan ponsel. Menurut penelitian, generasi milenial menghabiskan waktu paling banyak bermain ponsel dengan rata-rata penggunaan harian sekitar 3,7 jam.
Bukan sebuah kebetulan, ini dikarenakan mereka adalah generasi pertama yang tumbuh dengan teknologi seperti ponsel, media sosial, dan internet. Oleh sebab itu, seluler memainkan peran penting dalam cara hidup generasi milenial.
Suka Dipuji
![]() Generasi milenial sangat suka dipuji/Foto: Freepik.com/tirachardz |
Stereotip generasi milenial di mata generasi lain adalah mereka sangat suka dipuji. Fakta ini diakui secara luas di tempat kerja karena tampaknya membuat orang tetap termotivasi untuk bekerja lebih keras dan lebih baik. Generasi milenial membutuhkan umpan balik dan pujian yang konstan di tempat kerja karena persyaratan dan harapan pekerjaan sering berubah, sehingga mereka membutuhkan komentar konstruktif untuk tetap berada di jalur dan menyesuaikan kinerja mereka.
Namun, mereka sering dikritik karena keinginan mereka untuk dikagumi dan diakui dianggap narsis. Akibatnya, banyak orang melihat sifat generasi milenial ini sebagai hal yang negatif daripada sebagai sesuatu yang dapat menginspirasi orang lain untuk memberikan yang terbaik.
Itulah beberapa stereotip generasi milenial yang kadang membuat gerah. Apakah kamu termasuk ke dalam generasi milenial, Beauties? Kira-kira, stereotip mana yang menurut kamu hanya sekadar mitos belaka?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!




