5 Tanda Fisik Orang yang Memiliki Harga Diri Rendah

Dewi Maharani Astutik | Beautynesia
Sabtu, 26 Oct 2024 17:00 WIB
Menghindari Kontak Mata
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/shurkin_son

Lingkungan sosial dan budaya tempat seseorang tumbuh memiliki peran besar dalam membentuk persepsi mereka tentang dirinya sendiri. Faktor ini dapat berkontribusi pada pembentukan harga diri seseorang.

Jika tidak segera diatasi, kondisi harga diri yang rendah bisa sangat berpengaruh pada perilaku, hubungan interpersonal, hingga kinerja akademis atau profesional seseorang. Namun, untuk mengatasi masalah harga diri rendah, kamu perlu menemukan dahulu seseorang yang mengalami masalah ini.

Dilansir dari Psych Central, ini beberapa tanda fisik yang bisa kamu temukan pada orang yang punya harga diri rendah.

Postur yang Buruk

Ilustrasi/Foto: Freepik.com
Ilustrasi/Foto: Freepik.com

Bahasa tubuh kita sering kali menjadi cerminan kepercayaan diri. Bahu yang terkulai dan postur membungkuk dapat menandakan kurangnya kepercayaan diri, sementara postur tegak dan berdiri tegak dapat memberikan efek psikologis positif, membuat seseorang merasa lebih berani dan percaya diri.

Penelitian tahun 2014 menunjukkan bahwa duduk dengan postur tegak dapat meningkatkan harga diri, suasana hati, dan mengurangi rasa takut saat menghadapi tugas yang menantang. Postur tegak juga dikaitkan dengan kecepatan berbicara yang lebih tinggi dan penggunaan bahasa yang lebih positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa postur tubuh dapat memengaruhi emosi dan pikiran secara positif.

Memiliki Kebiasaan Tertentu saat Gugup

Ilustrasi/Foto: Freepik.com/cookie_studio

Dalam sebuah situasi sosial, kebiasaan seperti menggigiti kuku atau tertawa gugup sering kali menjadi penanda adanya perasaan cemas. Kebiasaan-kebiasaan ini lebih umum ditemukan pada orang yang mengalami kecemasan sosial yang cenderung berkaitan dengan rendahnya kepercayaan diri dan adanya ketakutan akan penilaian negatif dari orang lain.

Sebuah penelitian yang melibatkan 93 mahasiswa menunjukkan bahwa kebiasaan saat gugup lebih terlihat saat melakukan tugas-tugas seperti pidato mendadak atau interaksi sosial. Untuk membantu mengatasi kebiasaan ini, cobalah mengalihkan perasaan gugup itu melalui tindakan seperti bernapas dalam-dalam.

Merendahkan Diri Sendiri

Ilustrasi/Foto: Freepik.com

Kerap mengucapkan kalimat yang merendahkan diri sendiri, terlalu banyak meminta maaf, atau menyepelekan pencapaian pribadi dapat menjadi tanda rendahnya rasa percaya diri. Sebuah studi tahun 2018 menunjukkan adanya hubungan antara sikap merendahkan diri, depresi, dan kecemasan. Rendahnya rasa percaya diri ini dapat menyebabkan seseorang memandang situasi secara negatif dan menginternalisasi kegagalan yang pada akhirnya memperburuk gejala depresi dan kecemasan.

Untuk mengatasi masalah ini, salah satu cara yang efektif adalah dengan berlatih berbicara positif pada diri sendiri seperti melalui afirmasi. Latihan ini dapat membantu mengelola rasa takut dan cemas sehingga tidak lagi menunjukkan sikap merendahkan diri sendiri. Dengan perspektif yang positif, seseorang dapat mengembangkan rasa penghargaan terhadap diri sendiri dan menemukan solusi yang lebih konstruktif dalam menghadapi berbagai situasi.

Menghindari Kontak Mata

Ilustrasi/Foto: Freepik.com/shurkin_son

Seseorang dengan kecenderungan harga diri rendah, sering kali menghindari kontak mata yang lama karena merasa tidak nyaman atau terintimidasi. Dalam sebuah studi pada tahun 1993, partisipan menonton video yang menampilkan model dengan durasi kontak yang berbeda lalu menilai harga diri mereka sendiri berdasarkan bagaimana mereka mempersepsikan harga diri para model.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontak mata yang lebih lama dalam video berkorelasi dengan peningkatan penilaian harga diri di kalangan penonton. Meskipun begitu, penting untuk dicatat bahwa kebiasaan mengenai kontak mata sosial dapat berbeda di setiap budaya sehingga tidak selalu mencerminkan harga diri seseorang.

Terlalu Mencemaskan Penampilan

Ilustrasi/Foto: Freepik.com/freepic.diller

Menghabiskan terlalu banyak waktu untuk merawat diri, mengkhawatirkan penampilan, atau mengkritik diri sendiri terkait penampilan fisik mungkin menunjukkan bahwa seseorang mencari validasi eksternal akibat rendahnya harga diri. Kebiasaan ini dapat menjadi tanda bahwa penilaian diri sangat dipengaruhi oleh pandangan orang lain yang pada akhirnya membuat seseorang merasa tidak puas terhadap diri sendiri.

Dalam sebuah studi yang melibatkan lebih dari 96 ribu mahasiswa di Tiongkok, peneliti meneliti kecemasan terkait penampilan, kecemasan sosial, serta pengaruh belas kasih terhadap diri sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makin tinggi tingkat kecemasan terkait penampilan, makin besar pula kecemasan sosial yang dialami. Menariknya, studi ini juga menemukan bahwa belas kasih terhadap diri sendiri berperan dalam mengurangi dampak kecemasan terkait penampilan.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE