STATIC BANNER
160x600
STATIC BANNER
160x600
BILLBOARD
970x250

6 Bentuk Ketidakadilan Gender yang Masih Terjadi di Masyarakat, Perempuan Kerap Dirugikan!

Salsabila Pratiwi | Beautynesia
Rabu, 08 Jun 2022 09:00 WIB
6 Bentuk Ketidakadilan Gender yang Masih Terjadi di Masyarakat, Perempuan Kerap Dirugikan!

Perjuangan untuk meraih kesetaraan gender adalah perjalanan berkelanjutan bagi pria dan perempuan di seluruh dunia. Namun jika melihat fakta di lapangan, banyak aspek ketidaksetaraan gender adalah peristiwa yang tidak akan pernah dihadapi pria, tetapi hal itu terus-menerus berdampak pada kesehatan mental dan peran perempuan dalam masyarakat.

Berikut adalah 6 contoh utama ketidaksetaraan gender yang ditemukan dalam kehidupan perempuan sehari-hari.

Akses Pendidikan yang Tidak Merata dan Stereotip

Kenali Bentuk Ketidakadilan Gender di Masyarakat Hingga Saat Ini, Apa Saja?
Akses Pendidikan/Foto: pexels.com/Max Fischer

Berdasarkan UN Women, kurang dari 40 persen negara yang memfasilitasi anak perempuan dan pria akses yang sama ke pendidikan. Sementara itu, hanya 39 persen negara yang memiliki proporsi yang sama dari jenis kelamin yang terdaftar di pendidikan menengah. 

Bahkan setelah anak perempuan bersekolah, diskriminasi terus terjadi. Anak perempuan berisiko lebih besar mengalami kekerasan seksual, pelecehan dan eksploitasi di sekolah. Kekerasan berbasis gender yang berhubungan dengan sekolah adalah hambatan besar lainnya untuk sekolah universal dan hak atas pendidikan untuk anak perempuan.

Belum lagi, lingkungan masyarakat yang kurang mendukung ketika anak perempuan berambisi untuk mencapai pendidikan setinggi mungkin. Stereotip negatif dan toxic feminity yang kental menjadi dua hal penghambat lainnya. 

Tingginya Angka Buta Huruf

Kenali Bentuk Ketidakadilan Gender di Masyarakat Hingga Saat Ini, Apa Saja?
Literasi/Foto: pexels.com/Pixabay

Ada sekitar 774 juta orang dewasa buta huruf di dunia, dan dua per tiganya adalah perempuan. Ada sekitar 123 juta pemuda buta huruf dan 61 persen di antaranya adalah perempuan.

Bagian perempuan dalam populasi yang buta huruf tidak bergerak dalam 20 tahun. Fakta-fakta ini tidak hanya mempengaruhi perempuan tetapi juga anak-anak mereka. Seorang anak yang lahir dari ibu dengan kemampuan membaca 50 persen lebih mungkin untuk bertahan hidup melewati usia lima tahun.

Tingginya angka buta huruf berkorelasi dengan akses pendidikan dan stereotip yang dijelaskan sebelumnya. Perempuan yang dikaitkan dengan urusan domestik dan mengurus anak di pernikahannya kelak, membuat hak untuk mendapatkan pendidikan dan literasi dikesampingkan.

Kemandirian Ekonomi

Kenali Bentuk Ketidakadilan Gender di Masyarakat Hingga Saat Ini, Apa Saja?
Perempuan Karir/Foto: Christina Morillo

Dilansir dari Forbes, peningkatan partisipasi angkatan kerja perempuan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, tetapi perempuan terus berpartisipasi dalam pasar tenaga kerja yang tidak setara dengan pria. Pada tahun 2013, rasio pekerjaan terhadap penduduk pria adalah 72,2 persen sedangkan perempuan hanya 47,1 persen.

Tidak hanya itu, perempuan terus mendapatkan hanya 60-75 persen dari upah pria secara global. Diperkirakan pendapatan perempuan dapat meningkat secara global hingga 76 persen jika kesenjangan partisipasi kerja antara pria dan perempuan ditutup. 

Sering kali, perempuan juga dikaitkan dengan urusan domestik yang lebih besar. Perempuan mencurahkan 1 sampai 3 jam sehari untuk pekerjaan rumah daripada pria, 2 sampai 10 kali jumlah waktu sehari untuk merawat (anak-anak, orang tua dan orang sakit) dan 1 sampai 4 jam sehari untuk kegiatan berbasis pendapatan. 

Waktu yang diberikan untuk tugas-tugas yang tidak dibayar ini secara langsung dan negatif berdampak pada partisipasi perempuan dalam angkatan kerja dan kemampuan mereka untuk mendorong kemandirian ekonomi.

Kekerasan Terhadap Perempuan: Pelecehan Seksual dan Pemerkosaan

Kenali Bentuk Ketidakadilan Gender di Masyarakat Hingga Saat Ini, Apa Saja?
Kekerasan Terhadap Perempuan/Foto: pexels.com/RODNAE Productions

Perempuan yang pernah mengalami pelecehan seksual atau fisik di tangan pasangannya dua kali lebih mungkin untuk melakukan aborsi, hampir dua kali lebih mungkin untuk mengalami depresi dan di beberapa daerah, 1,5 kali lebih mungkin untuk tertular HIV dibandingkan dengan perempuan yang tidak mengalaminya. 

Dikutip dari The Borgen Project, prevalensi kekerasan seksual dan kekerasan terhadap perempuan yang cukup serius, menjadikannya salah satu contoh paling penting dari ketidaksetaraan gender. Di seluruh dunia, sekitar 120 juta anak perempuan telah mengalami hubungan seksual paksa atau tindakan seksual paksa lainnya dalam hidup mereka.

Di Indonesia, pelecehan seksual masih dianggap sebelah mata. Baik itu kekerasan, pelecehan dan pemerkosaan, korban yakni perempuan yang sering kali disalahkan baik itu karena perilaku, pakaian hingga tampilan fisiknya. 

Pernikahan Anak

Kenali Bentuk Ketidakadilan Gender di Masyarakat Hingga Saat Ini, Apa Saja?
Pernikahan Anak/Foto: pexels.com/Mart Production

Mengutip dari UNICEF, secara global, hampir 750 juta perempuan dan anak perempuan yang hidup hari ini menikah sebelum ulang tahun ke-18. Mereka yang mengalami pernikahan usia anak sering kali mengalami kehamilan dini yang merupakan faktor utama dari berakhirnya pendidikan. 

Sebagai ibu dan istri, anak perempuan menjadi terisolasi secara sosial dan berada pada peningkatan risiko kekerasan dalam rumah tangga. Pernikahan anak adalah salah satu contoh paling buruk dari ketidaksetaraan gender, karena membatasi kesempatan perempuan dan kemampuan mereka untuk mencapai potensi individu mereka secara penuh.

Representasi di Lingkup Pemerintahan

Kenali Bentuk Ketidakadilan Gender di Masyarakat Hingga Saat Ini, Apa Saja?
Kontribusi/Foto: pexels.com/Tima Miroshnichenko

Di banyak negara, perempuan kurang terwakili dalam pemerintahan dan berbagai lembaga. Kecenderungan historis ini masih bertahan, meskipun perempuan semakin banyak dipilih untuk menjadi kepala negara dan pemerintahan.

Berdasarkan laman Wikipedia, per Oktober 2019, tingkat partisipasi global perempuan di parlemen tingkat nasional adalah 24,5 persen. Pada tahun 2013, perempuan menyumbang 8 persen dari semua pemimpin nasional dan 2 persen dari semua jabatan presiden. Selanjutnya, 75 persen dari semua perdana menteri dan presiden perempuan telah menjabat dalam dua dekade terakhir.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE