6 Cara Membuktikan Kasus Kekerasan Seksual yang Terjadi, Salah Satunya Pemeriksaan Forensik
Kasus kekerasan seksual masih menjadi kekhawatiran di Indonesia. Dari banyaknya kasus yang terlapor, sebenarnya masih lebih banyak kasus yang tidak terlapor karena berbagai faktor. Salah satunya karena korban kekerasan seksual takut mengalami victim blaming dari masyarakat.
Ya, mirisnya, ketika suatu kasus kekerasan seksual terjadi, tak sedikit masyarakat yang menyalahkan korban, bahkan tidak percaya dengan apa yang diceritakan.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh korban saat mengalami kekerasan seksual yang baru terjadi sampai ke tahap membuat laporan. Tujuannya adalah agar memudahkan mendapatkan perlindungan hukum dan memperjuangkan keadilan.
Jadi, apa saja cara cerdas membuktikan kekerasan seksual yang dialami agar para korban benar-benar mendapat perlindungan hukum dan bantuan yang pantas? Dirangkum dari berbagai sumber, yuk simak!
1. Rekam atau Foto
![]() Cara cerdas membuktikan kekerasan seksual/Foto: Pexels/Karolina Grabowska |
Mengutip saran dari Rape Crisis, di saat kamu melihat gerak-gerik mencurigakan dan mengarah ke pelecehan seksual terhadapmu (atau orang lain), ada baiknya bila kamu memotret atau merekamnya di ponselmu sebagai antisipasi bila orang tersebut benar-benar melakukan tindakan jahatnya. Foto dan tayangan itu bisa menjadi bukti otentik dan konkret bahwa kejadian itu benar-benar ada dan tidak direkayasa.
2. Lakukan Pemeriksaan Forensik
Melansir AIFS, pemeriksaan forensik adalah salah satu cara pembuktian adanya tindak kekerasan seksual dan merupakan hal utama yang harus dilakukan korban, Beauties.
Pengumpulan analisis dan interpretasi bukti forensik nantinya dapat berpengaruh besar pada pembuktian tindakan kekerasan seksual yang mendukung kuatnya kebenaran tindakan kekerasan seksual dan dikenakannya hukuman pidana bagi pelaku.
Sebagai pelengkap, mengutip SSA, hal-hal yang diperiksa secara forensik antara lain tanda-tanda hubungan seksual yakni bekas darah, air mani, sperma, air liur, urin, helaian rambut, DNA, sidik jari, kondom, benda yang tertinggal di TKP, pakaian maupun tubuh korban.
3. Wawancara Medis
![]() Cara cerdas membuktikan kekerasan seksual/Foto: Pexels/MART PRODUCTION |
Setelah periksa forensik, dikutip dari penelitian yang dipublikasi di IntechOpen, perlu dilakukan sesi wawancara medis seputar pemerkosaan. Waktu terjadinya pemerkosaan juga menjadi informasi yang sangat penting dan harus diingat, Beauties.
Langkah Selanjutnya untuk Membuktikan Kekerasan Seksual yang Terjadi
6 Cara Membuktikan Kasus Kekerasan Seksual yang Terjadi, Salah Satunya Pemeriksaan Forensik/Foto: Getty Images/iStockphoto/Tinnakorn Jorruang
4. Buat Laporan
Sesampainya di tahap ini, mengutip KASAP, tulislah tanggal dan waktu kejadian serta pelaporan, data mengenai kumpulan barang bukti tindak pemerkosaan, deskripsi pelaku, detail TKP (apakah di sebuah rumah, mobil, atau tempat sepi), barang-barang yang ada di sekitar TKP, ciri-ciri pelaku, hingga kronologi kejadian.
Jangan lupakan detail pemeriksaan fisik seperti memar, luka, lecet, bekas gigitan, bekas tetesan darah, terutama pada area intim. Jika ada bukti pelecehan seksual melalui pesan singkat, email, DM, audio maupun video, sertakan pula sebagai alat bukti untuk diperiksa pihak berwajib.
5. Lapor Polisi
![]() Cara cerdas membuktikan kekerasan seksual/Foto: Unsplash/Charles Fair |
Ada baiknya bila kamu sesegera mungkin melapor ke polisi setelah mengalami kekerasan seksual, demikian saran yang dikutip dari VLA. Sebab, semakin cepat kamu melaporkan tindak kejahatan, semakin mudah bagi polisi untuk menyelidikinya serta menangkap dan mengadili pelaku, Beauties. Kalaupun tidak bisa di hari yang sama, paling tidak tiga hari setelah kejadian kamu sudah melapor.
Menurut informasi yang telah dikutip dari EPS, dalam proses wawancara, meskipun bukan hal yang mudah, coba jelaskan semua yang kamu ingat tentang detail peristiwa itu. Jelaskan secara rinci dan spesifik. Tahap melapor ke polisi ini agak tricky, Beauties. Mereka bisa menghentikan penyelidikan bila cara penjelasanmu kurang meyakinkan mereka. Maka dari itu, menyimpan barang bukti selengkap-lengkapnya akan sangat membantumu.
Di tahap ini, kamu pun berhak untuk mengeluhkan sikap atau tindakan polisi apabila kamu merasa mereka tidak memperlakukanmu dengan baik, hormat, dan pengertian saat pemeriksaan berlangsung.
6. Konseling dan Terapi
Ilustrasi/Foto: Pexels.com/SVETSproduction |
Dilansir dari MSL, untuk menyembuhkan trauma pasca pemerkosaan yang dialami, carilah tempat konseling, tempat terapi kejiwaan, atau tenaga profesional untuk memulihkan kembali kesehatan mentalmu dan meredakan traumamu. Inilah langkah terakhir untuk menyembuhkan trauma dan melancarkan proses pelaporan atas tindak kekerasan seksual yang dialami korban.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!



Ilustrasi/Foto: Pexels.com/SVETSproduction