7 Alasan Kamu Tidak Dihubungi Kembali oleh Rekruter Setelah Interview
Tidak dihubungi kembali oleh HRD atau calon user setelah menjalani proses wawancara kerja merupakan hal yang menjengkelkan dan membuat harap-harap cemas. Pun, biasanya berakhir dengan mengharapkan hal yang tidak pasti dan asumsi bahwa seorang calon karyawan telah ditolak oleh perusahaan.
Agar tidak terus menerus terjebak dalam asumsi pribadi, ada baiknya bila kamu memahami ada hal-hal yang bisa menyebabkan mengapa kamu tidak diundang untuk wawancara lanjutan atau dikabari apakah kamu diterima bekerja di perusahaan incaranmu atau tidak.
Simak, Beauties!
1. Kamu Hanyalah Kandidat Cadangan
Kamu hanya kandidat cadangan/Foto: Pexels/RDNE
Dikutip dari Hardvard Business Review, jika perekrut tidak menghubungimu lagi setelah proses wawancara, itu berarti kamu bukan kandidat terbaik. Atau, kamu hanyalah kandidat calon karyawan yang direkrut.
Yang mana, mereka masih menunggu keputusan dari pelamar sebelum kamu apakah dia bersedia untuk bekerja di perusahaan tersebut. Jika pelamar tersebut menerima, maka kamu tidak akan dihubungi lagi.
2. Komunikasi Tidak Profesional
Komunikasi tidak profesional/Foto: Pexels/Tima Miroshnichenko
Melansir Naukri Fastforward, kemampuan komunikasi sangat penting dalam proses perekrutan. Keterampilan interpersonal yang buruk atau perilaku yang tidak profesional dapat memberikan kesan yang salah kepada perekrut dan meningkatkan kemungkinan penolakan.
Jadi, pastikan saat proses wawancara kamu selalu santun dalam berujar, gunakan bahasa yang baik, dan tidak mengkonfrontasi pewawancara.
3. Salah Cara Meminta Kabar Setelah Wawancara
Salah cara meminta kabar setelah wawancara/Foto: Pexels/Shvetsa
Menindaklanjuti perekrut setelah menjalani wawancara itu penting. Namun, penting juga untuk mengetahui cara meminta kabar diterima atau tidaknya dirimu dengan cara yang baik kepada pihak pewawancara.
Jangan hubungi atau mengirim pesan berulang kali kepada perekrut. Tapi, jangan juga tidak menindaklanjuti sama sekali, karena ini dapat memberi kesan bahwa kamu kurang berminat bekerja di sana.
4. Memalsukan atau Melebih-lebihkan Resume
Memalsukan atau melebih-lebihkan resume/Foto: Pexels/cottonbro
Melansir AtlasAdvancement, ketika membuat resume, tentunya kamu berharap isinya akan 'menjual' kualifikasi agar kamulah yang paling berpotensi untuk direkrut perusahaan incaranmu. Namun, jangan sampai kamu melebih-lebihkan kualifikasi alias membohongi perekrut dengan menuliskan kemampuan-kemampuan yang sebetulnya tidak atau kurang kamu miliki.
Contohnya, jika kamu tahu cara menggunakan program komputer tertentu dan pernah menggunakannya sekali-dua kali, belum bisa dikatakan bahwa kamu sudah ahli di bidang tersebut. Jadi, jangan cantumkan kemampuanmu mengaplikasikannya di resumemu.
Di samping itu, perekrut pun dapat mengenali kebohongan-kebohongan yang ada di resume pelamar kerja. Jadi, usahakan untuk mempromosikan dirimu di resume sejujur mungkin ya, Beauties.
5. Gaji adalah Prioritasmu
Gaji adalah prioritasmu/Foto: Pexels/
Semua orang menginginkan gaji yang lebih baik, tetapi ketika kamu melamar kerja dan isi wawancara hanya berfokus pada pertanyaan mengenai berapa gaji dan tunjangan yang ditawarkan perusahaan untukmu, itu dapat memberikan kesan yang kurang baik. Kandidat yang hanya berfokus pada uang akan terkesan hanya ingin pendapatan dan tidak ingin mengutamakan kemajuan perusahaan di tangannya.
6. HRD Masih Menunggu Masukan
HRD masih menunggu masukan/Foto: Pexels/Edmond Dantes
Dikutip dari Optim Careers, besar kemungkinan ada banyak pemangku kepentingan yang terlibat dalam proses perekrutan. Ini berarti masukan harus dikumpulkan dari semuanya sebelum membuat keputusan.
Mungkin saja tidak semua orang setuju dengan satu kandidat dan diskusi memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan bagi tim untuk membuat keputusan perekrutan. Mungkin juga pewawancara menunggu masukan dari anggota tim atau manajer lain. Yang artinya, keputusan bukan hanya berada di tangan HRD atau calon user-mu saja.
7. Perubahan Kebutuhan yang Mendadak
Perubahan kebutuhan yang mendadak/Foto: Pexels/Edmond Dantes
Setelah membuka lowongan pekerjaan, bukan tidak mungkin perusahaan berpikir lagi untuk memaksimalkan potensi dari karyawan yang sudah ada untuk mengisi posisi yang dibutuhkan. Artinya, jobdesc yang dibutuhkan dari pelamar dialihkan ke karyawan yang sudah ada. Sehingga, pelamar tidak lagi dihubungi apalagi direkrut.
Hal ini bisa terjadi karena adanya perubahan internal perusahaan, atau tidak ada kandidat yang cocok dengan kebutuhan perusahaan. Mereka tidak menghubungimu lagi agar tidak malu dan menghindari konflik denganmu sebagai pelamar kerja di sana.
Apa yang Harus Dilakukan Bila Tidak Dihubungi oleh Rekruter?
Yang harus dilakukan setelah wawancara kerja/Foto: Pexels/Mareklevak
Mengutip Optim Careers, ada dua hal yang perlu kamu lakukan jika kamu mengalami hal ini.
Pertama, janganlah berasumsi buruk tentang perusahaan tersebut. Melainkan, perhatikanlah apakah salah satu dari beberapa hal yang telah kita bahas di atas mungkin terjadi di perusahaan incaranmu atau kamu lakukan saat wawancara?
Santailah dalam menunggu panggilan ulang sembari memahami bahwa banyak alasan mengapa mereka tidak menghubungimu kembali. Sangat sedikit ternyata yang berhubungan dengan kemampuan dirimu atau penilaian mereka saat mewawancaraimu.
Kedua, tentunya tindaklanjuti kabar selanjutnya di hari berikutnya. Jagalah ucapan dan cara berkomunikasimu agar tetap profesional dan sopan.
Tetap semangat ya, Beauties!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!