7 Cara Cerdas Menghadapi Tindakan Agresif Orang yang Sedang Marah

Yemima Prasetya Christiana Putri | Beautynesia
Jumat, 14 Nov 2025 10:00 WIB
1. Pahami Sumber dan Bentuk Agresi
Ilustrasi saat mencoba memahami situasi/Foto: pexels.com/timur-weber

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tak jarang berhadapan dengan orang yang sedang marah dan menunjukkan perilaku agresif. Situasi seperti ini sering kali membuat kita merasa tidak nyaman, bingung, bahkan tertekan.

Namun, menghadapi kemarahan orang lain dengan cara yang reaktif justru dapat memperburuk keadaan. Oleh karena itu, diperlukan sikap cerdas dan tenang agar konflik tidak semakin memanas serta hubungan tetap terjaga.

Berikut 7 cara cerdas menghadapi tindakan agresif orang yang sedang marah dengan lebih tenang, tegas, dan berempati. Simak!

1. Pahami Sumber dan Bentuk Agresi

Ilustrasi saat mencoba memahami situasi/Foto: pexels.com/timur-weber

Langkah pertama untuk menghadapi seseorang yang sedang marah atau bersikap agresif adalah memahami dari mana kemarahan itu berasal. Agresi tidak selalu muncul dalam bentuk teriakan atau kekerasan, bisa juga berupa sindiran halus, diam yang disengaja, atau komentar yang menjatuhkan.

Dengan mengenali tanda-tandanya sejak awal, kita bisa mencegah diri ikut terbawa emosi dan tetap berpikir jernih. Kesadaran ini membantu kita memisahkan antara perilaku orang lain dan nilai diri sendiri.

2. Sadari Dampaknya Terhadap Diri Sendiri

Sering kali, kita menoleransi perilaku agresif karena tidak menyadari dampak psikologisnya. Padahal, menerima perlakuan seperti ini terus-menerus dapat menurunkan harga diri, memicu stres, dan membuat hubungan menjadi tidak sehat.

Penting untuk jujur pada diri sendiri saat perilaku tersebut membuat kita merasa cemas, takut, atau tidak nyaman. Dengan menyadari dampaknya, kita akan lebih mudah menentukan batas dan langkah berikutnya secara rasional.

3. Kendalikan Emosi dan Hindari Reaksi Spontan

Ilustrasi saat memberi jeda sejenak/Foto: pexels.com/karola-g

Ketika seseorang marah atau menyerang, dorongan untuk membalas tentu sangat kuat. Namun, reaksi spontan justru akan memperburuk keadaan.

Daripada melawan dengan nada tinggi atau sarkasme, lebih baik tarik napas dalam-dalam dan beri jeda sejenak sebelum merespons. Tindakan ini bukan tanda kelemahan, tetapi bentuk kendali diri yang matang. Dengan tetap tenang, tunjukkan sisi kedewasaan emosionalmu demi mencegah konflik berkembang menjadi pertengkaran yang lebih hebat lagi.

4. Sampaikan Perasaan dan Batas Secara Jelas

Komunikasi yang terbuka dan jujur adalah kunci menghadapi perilaku agresif. Gunakan kalimat yang fokus pada perasaan dan kebutuhanmu, bukan menyalahkan pihak lain.

Misalnya, dengan kalimat, “Kamu selalu membuat aku marah,” diganti dengan, “Aku merasa tidak nyaman ketika dibentak.” Pendekatan ini mengurangi sikap defensif dari lawan bicara dan membuka ruang dialog yang lebih sehat.

Jelaskan juga batasanmu dengan tenang, “Aku akan bicara lagi kalau suasananya sudah lebih tenang.”

5. Jangan Berusaha Mengubah Orang Lain

Ilustarsi saat mencoba mengendalikan diri/Foto: pexels.com/ketut-subiyanto

Salah satu kesalahan umum adalah berusaha menyembuhkan atau mengubah orang yang agresif. Padahal, perilaku mereka adalah tanggung jawab pribadi mereka, bukan kita.

Fokuslah pada hal yang bisa kita kendalikan seperti, merespons dan melindungi diri. Menerima bahwa kita tidak bisa mengubah orang lain bukan berarti menyerah, tetapi melepaskan beban yang bukan milik diri kita.

6. Tetapkan Batasan dan Jaga Kesejahteraan Diri

Batasan (boundaries) adalah bentuk perlindungan diri yang sehat. Jika seseorang terus menunjukkan perilaku agresif atau kasar, penting untuk menegaskan batas dengan konsisten.

Kita bisa memilih untuk menjaga jarak, membatasi waktu interaksi, atau bahkan menjauh sepenuhnya bila perilaku itu berulang. Ingat, menjaga jarak bukan berarti tidak peduli, tetapi memilih untuk menjaga kesehatan mental dan emosional kita.

7. Cari Dukungan Profesional Jika Diperlukan

Ilustrasi mencari dukungan profesional/Foto: pexels.com/shvets-production

Jika situasi sudah terlalu berat, misalnya terjadi dalam hubungan keluarga, pasangan, atau lingkungan kerja, jangan ragu mencari bantuan dari psikolog atau konselor.

Bantuan profesional dapat membantu memahami dinamika perilaku agresif dengan lebih dalam, memberi strategi komunikasi, dan perlindungan diri yang efektif. Langkah ini bukan tanda kelemahan, melainkan keputusan cerdas untuk menjaga keseimbangan emosi dan kesehatan mental.

Menghadapi orang yang sedang marah atau bersikap agresif memang tidak pernah mudah. Namun, dengan pemahaman yang tepat, pengendalian diri, dan komunikasi yang sehat, kita dapat meredam konflik tanpa kehilangan harga diri maupun ketenangan batin.

Ingatlah bahwa respon yang tenang sering kali jauh lebih kuat daripada reaksi yang keras. Dengan menerapkan langkah-langkah cerdas ini, kamu tidak hanya melindungi diri dari dampak negatif perilaku agresif, tetapi juga menumbuhkan kedewasaan emosional dalam setiap hubungan.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE