7 Daftar Negara yang Telah Resmi Mengakui Bahasa Isyarat sebagai Bahasa Nasional, Ada Indonesia?

Nisrina Salsabila | Beautynesia
Jumat, 31 Jan 2025 13:00 WIB
5. Korea Selatan
Bahasa Isyarat Korea/Foto: Instagram.com/korean_sign_language

Bahasa isyarat adalah bahasa yang menggunakan gerakan tangan, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh sebagai alat komunikasi bagi penyandang tunarungu dan tunawicara. Menurut World Federation of the Deaf, ada sekitar 300 ragam bahasa isyarat di seluruh dunia yang berkembang natural berdasarkan budaya masing-masing negara. Meski Bahasa Isyarat Internasional (International Sign Language/ISL) digunakan dalam situasi internasional, tetapi di tingkat nasional, setiap negara memiliki bahasa isyaratnya sendiri.

Mengacu World Atlas, dari 195 negara di dunia, saat ini hanya 41 negara yang mengakui bahasa isyarat secara resmi sebagai bahasa nasional. Perlu diketahui, bahasa nasional ialah bahasa standar yang secara resmi mewakili identitas suatu negara seperti halnya bahasa Indonesia, bahasa Inggris, atau bahasa Prancis. Dengan diakuinya bahasa isyarat sebagai bahasa nasional, harapannya hak-hak tunarungu dan tunawicara di segala bidang kehidupan akan semakin terjamin. 

Berikut ini tujuh negara di antaranya yang telah mengakui bahasa isyarat nasional.

1. Filipina

Sekolah bahasa isyarat di Filipina/Foto: Instagram.com/benildedeafschool

Filipina telah mengakui Filipino Sign Language (FSL) sebagai bahasa isyarat nasionalnya melalui Undang-Undang (UU) Republik No. 11106 pada 30 Oktober 2018. Sejak pengesahan UU FSL tersebut, semakin banyak lembaga, perusahaan, media penyiaran, dan individu yang mempertimbangkan cara untuk bersikap lebih ramah dan inklusif terhadap para Tunarungu.

Bahasa Isyarat Filipina (FSL) dibuat dan digunakan oleh masyarakat Tuli di Filipina dengan tata bahasa yang mencerminkan budaya Filipina. Mengutip laman Department of Linguistics University of the Philippines Diliman, FSL menggunakan sistem bahasa campuran antara isyarat tradisional serta daerah, Bahasa Isyarat Amerika (American Sign Language/ASL), dan Bahasa Inggris Berkode secara Manual (Manually-Coded English/MCE). 

2. Afrika Selatan

Penerjemah Bahasa Isyarat Afrika Selatan/Foto: Instagram.com/andi_signs

Pada Juli 2023, mengutip Reuters, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menandatangani undang-undang yang mengakui bahasa isyarat sebagai bahasa resmi ke-12 negara itu, bersama dengan bahasa Inggris, bahasa Zulu, bahasa Afrika, dan bahasa lainnya. Hal ini dilakukan untuk membantu melindungi hak-hak kaum Tunarungu dan mempromosikan inklusivitas.

Saat ini, di Afrika Selatan sudah ada sekitar 40 sekolah Tunarungu dan satu lembaga pendidikan tinggi yang sepenuhnya dapat diakses oleh para Tunarungu.

3. Uganda

Bahasa Isyarat Uganda/Foto: Instagram.com/nadbuganda

Uganda merupakan negara pertama di dunia yang mengakui secara hukum bahasa isyaratnya pada 8 Oktober 1995. Menurut African Sign Languages Resource Center, Ugandan Sign Language (UgSL) diciptakan berakar pada Bahasa Isyarat Amerika (ASL), Bahasa Isyarat Inggris (BSL), dan Bahasa Isyarat Kenya.

Variasi UgSL dengan pengaruh dialek lokal ditemukan dekat dengan perbatasan. Di negara tersebut, UgSL digunakan sejak dulu dalam pendidikan.

4. Kanada

American Sign Language/Foto: Getty Images

Negara paling utara di Benua Amerika ini telah mengakui Bahasa Isyarat Amerika (ASL) dan Bahasa Isyarat Quebec/la Langue des Signes Quebecoise (LSQ) sebagai dua bahasa isyarat utama yang sah.

Kanada juga mengakui bahasa Inggris dan bahasa Prancis sebagai bahasa kedua yang memiliki status sekunder dalam pembelajaran bahasa isyarat. Pengakuan hukum tersebut berlaku sejak 11 Juli 2019 melalui undang-undang disabilitas.

5. Korea Selatan

Bahasa Isyarat Korea/Foto: Instagram.com/korean_sign_language

Bahasa Isyarat Korea (KSL), atau sering disebut su-eo (한국 수어), menjadi salah satu bahasa resmi di Korea Selatan, setelah bahasa Korea. KSL disahkan menjadi bahasa nasional setelah diberlakukannya Undang-Undang Dasar Bahasa Isyarat Korea pada 31 Desember 2015.

Mengutip Owlcation, KSL secara historis telah digunakan sejak tahun 1913 oleh Sekolah Asrama Jesaengwon untuk Siswa Tunarungu dan Tunanetra. Dan karena sejarah kolonialnya, Bahasa Isyarat Korea masih memiliki pengaruh kuat dari Bahasa Isyarat Jepang.

Uniknya, penggunaan KSL tak hanya dipakai oleh komunitas Tuli.  KSL juga dimanfaatkan oleh militer Korea Selatan sebagai metode komunikasi mereka ketika interaksi berbasis suara dan komputer tidak memungkinkan, serta di lingkungan rumah sakit di dalam ruang operasi. Negara ini juga memiliki universitas yang semua mata kuliahnya diajarkan dalam KSL dan didedikasikan untuk pelatihan guru KSL. 

6. Selandia Baru

Selandia Baru/Foto: Instagram.com/deafaotearoa

Bahasa Isyarat Selandia Baru alias New Zealand Sign Language (NZSL) merupakan bahasa utama komunitas Tuli di Selandia Baru. NZSL menjadi bahasa resmi ketiga setelah Bahasa Inggris dan Maori pada 6 April 2006 di bawah Undang-Undang Bahasa Isyarat Selandia Baru 2006.

NZSL berakar pada Bahasa Isyarat Britania (BSL) dan diciptakan oleh dan untuk komunitas Tuli sehingga mereka dapat belajar, berkomunikasi, dan berpartisipasi dalam masyarakat. Dikutip via Healthify, bahasa ini menggunakan lebih banyak pola bibir bersama-sama dengan gerakan tangan dan wajah untuk memberi isyarat.

7. Meksiko

Bahasa Isyarat Meksiko/Foto: Instagram.com/aslsmwithme

Bahasa Isyarat Meksiko (atau LSM untuk Lengua de Señas Mexicana) adalah bahasa yang dominan di kalangan masyarakat Tuli di Meksiko. Pada tahun 2005, negara ini menyatakan secara resmi Bahasa Isyarat Meksiko sebagai bahasa nasional, bersama dengan bahasa Spanyol dan bahasa daerah, untuk digunakan dalam pendidikan Tuli. LSM memiliki kosakata serta tata bahasa yang rumit dan sangat berbeda dari Spanyol dan negara-negara Amerika Latin lainnya, dikutip dari laman The Instituto Lingüístico de Verano.

Lantas, bagaimana dengan Indonesia?

Indonesia menerapkan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) yang dibakukan melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 30 Juni 1994. SIBI disusun oleh pemerintah Indonesia sesuai dengan tata bahasa Indonesia, dan digunakan dalam pembelajaran sekolah luar biasa (SLB) dan acara resmi. Meski demikian, belum ada pengakuan hukum berupa undang-undang atas bahasa isyarat nasional di Indonesia.

Di sisi lain, kebanyakan komunitas Tuli memakai Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) yang lebih praktis dalam interaksi sehari-hari, dibandingkan SIBI yang dianggap terlalu formal. BISINDO muncul secara alami di kalangan komunitas Tuli dan lebih mencerminkan kebutuhan serta budaya mereka.

****
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE