7 Kecerdasan Emosional yang Wajib Ditingkatkan untuk Bisa Memengaruhi Orang Lain

Kecerdasan emosional atau emotional intelligence (EQ) adalah kemampuan untuk memantau, mengidentifikasi, memahami, dan mengelola emosi kamu serta orang-orang di sekitar. Biasanya, orang-orang yang memiliki EQ tinggi cenderung lebih sukses dalam kehidupan dibandingkan orang-orang dengan EQ rendah. Istilah kecerdasan emosional sendiri diciptakan pada tahun 1995 ketika penulis dan jurnalis sains, Daniel Goleman, menerbitkan sebuah buku tentang konsep tersebut.

Tidak hanya bisa memengaruhi orang lain untuk melakukan apa yang kamu inginkan, kecerdasan emosional juga dapat membantu kamu mengurangi tekanan mental, membangun rasa percaya diri, dan membantu kamu menjadi lebih kuat secara emosional.

Berikut beberapa trik kecerdasan emosional yang wajib ditingkatkan untuk dapat memengaruhi orang lain seperti yang dilansir dari Science of People.

Kesadaran Diri

Ilustrasi kesadaran diri/Foto: Unsplash.com/Delmaine Donson

Kesadaran diri mengacu pada kapasitas seseorang untuk lebih memahami mengapa mereka merasakan apa yang mereka rasakan. Berfokus pada diri sendiri sangat membantu karena kamu akan dapat lebih memahami motivasi dan tindakan kamu sendiri, serta kamu juga bisa melihat situasi dengan lebih objektif.

Orang dengan tingkat kesadaran diri yang tinggi biasanya mengetahui kekuatan dan keterbatasan mereka, memiliki rasa yang baik terhadap nilai-nilai moral dan tujuan, serta lebih mudah mengendalikan pikiran dan perilaku mereka. Sedangkan orang dengan tingkat kesadaran diri yang rendah cenderung terjebak di zona kesenangan orang lain serta mengalami kesulitan menerima dan mendengar umpan balik dari orang lain.

Pengaturan Diri

Ilustrasi pengaturan diri/Foto: Unsplash.com/Geber86

Pengaturan diri mengacu pada kemampuan untuk mengendalikan emosi, pikiran, dan impuls yang berbahaya. Tidak seperti kesadaran diri, pengaturan diri berada sedikit lebih jauh dalam mengendalikan pikiran dan emosi.

Pemimpin yang secara aktif mengatur diri mereka sendiri cenderung tidak menyerang karyawan atau individu secara verbal. Orang-orang dengan tingkat pengaturan diri yang tinggi biasanya mampu mengendalikan pikiran dan tindakannya, lebih fleksibel dengan perubahan, dan menganggap diri mereka secara pribadi bertanggung jawab atas hal-hal yang salah.

Motivasi

Ilustrasi motivasi/Foto: Unsplash.com/Chinnapong

Pada dasarnya, motivasi adalah dorongan yang mendasari tiap individu untuk bekerja dengan baik dan mencapai tujuan dalam hidup. Orang-orang dengan tingkat motivasi yang tinggi biasanya sering memikirkan tujuan mereka, dapat menyelesaikan tugasnya tepat waktu, serta merasa positif dan bersemangat untuk mencapai tujuan mereka. Sedangkan orang yang memiliki tingkat motivasi rendah cenderung mengalihkan diri dengan hal-hal yang tidak perlu, serta mengalami kesulitan untuk fokus pada tugas-tugas penting.

Empati dan Kesadaran Sosial Juga Wajib Ditingkatkan

Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/BartekSzewczyk

Empati

Ilustrasi empati/Foto: Freepik.com/nirat.phix

Empati adalah kemampuan untuk memahami atau terhubung dengan perasaan individu lain. Orang-orang dengan empati tinggi biasanya sering memperhatikan orang lain dan mendengarkan pendapat mereka, secara aktif mendengarkan dalam percakapan daripada mencoba untuk ikut campur, dan lebih mampu memahami emosi mereka sendiri. Sedangkan orang yang tingkat empatinya rendah cenderung memandang emosi sebagai tanda kelemahan, serta bisa digambarkan sebagai pribadi yang kasar dan sombong.

Kesadaran Sosial

Ilustrasi kesadaran sosial/Foto: Freepik.com/Rawpixel.com

Kesadaran sosial mengacu pada kemampuan seseorang untuk secara akurat membaca dan menafsirkan isyarat sosial, serta berkomunikasi dengan orang lain secara efektif. Orang-orang yang memiliki kesadaran sosial tinggi biasanya tahu cara keluar dari percakapan tanpa menyinggung, pandai menghindari pertengkaran, dan mampu mengontrol alur percakapan. Sedangkan orang-orang yang memiliki tingkat kesadaran sosial rendah cenderung merasa canggung dan jarang diajak bergaul dengan orang lain.

Pola Pikir Analitis

Ilustrasi pola pikir analitis/Foto: Freepik.com/jcomp

Orang-orang yang memiliki kecerdasan emosional ini dapat berpikir secara mendalam dan menganalisis berbagai informasi yang datang kepada mereka. Dari informasi ini, mereka menggali cara untuk memperbaiki diri dengan memecahkan masalah kompleks seperti merenungkan akar penyebab masalah dan mengembangkan keinginan yang sehat untuk memperbaikinya.

Orang-orang dengan pola pikir analitis tinggi selalu terbuka terhadap ide dan strategi baru untuk perbaikan diri. Selain itu, mereka juga pandai meneliti dan menemukan informasi yang relevan, membuat keputusan yang lebih baik, serta fokus pada angka dan statistik daripada emosi.

Memahami Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan

Ilustrasi perbedaan kebutuhan dan keinginan/Foto: Freepik.com/Memedozaslan

Orang yang cerdas secara emosional memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Orang yang kebutuhan dan keinginannya selaras dapat dengan mudah membedakan hal-hal yang mereka inginkan dan memprioritaskan hal-hal yang mereka butuhkan. Orang-orang yang memiliki tingkat memahami perbedaan kebutuhan dan keinginan tinggi biasanya lebih bijaksana dalam menggunakan uang mereka dan lebih tangguh secara finansial.

Kecerdasan emosional bukan hanya tentang bersikap baik, tapi tentang belajar memanfaatkan emosi untuk membuat kamu lebih mungkin mencapai tujuan. Dengan meningkatkan kecerdasan emosional, orang lain akan menganggap kamu sebagai sosok yang inspiratif dan bisa memengaruhi mereka. Orang-orang yang memiliki kecerdasan emosional biasanya cocok sebagai pemimpin.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!