Aksi Anggota Parlemen Swedia Kecam Uni Eropa soal Genosida Israel di Palestina: HAM Punya Warna Kulit
Anggota Parlemen Swedia Abir Al Sahlani mengecam Uni Eropa karena tidak berbuat secara maksimal untuk menghentikan genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina. Sebagai bentuk protes dan kekecewaannya, Al Sahlani mengangkat tangannya yang dicat merah dan menutup mulutnya pada sesi Parlemen Eropa soal situasi Gaza, Selasa (27/2).
Selama beberapa saat, ia terdiam sembari melakukan aksinya. Ketua parlemen kemudian bertanya kepada Al Sahlani, "Apakah Anda ingin menggunakan waktu berbicara Anda? Jika tidak, saya mohon Anda meninggalkan podium agar pembicara berikutnya dapat melakukan intervensi."
Tak lama, Al Sahlani memberikan komentarnya, "Tidak ada kata-kata lagi yang bisa diucapkan tentang apa yang terjadi di Gaza."
"Tidak ada lagi hukum yang dilanggar. Tidak ada lagi permohonan yang dapat kita lakukan terhadap apa yang sedang terjadi. Kemunafikan terlihat jelas. Kemanusiaan kolektif kita telah gagal," lanjutnya.
Abir Al Sahlani: HAM Punya Warna Kulit
Aksi Abir Al Sahlani/Foto: Tangkapan Layar/X
Al Sahlani mengungkapkan bahwa mereka telah gagal berulang kali untuk membantu Palestina. Perempuan kelahiran Irak itu juga mengomentari hak asasi manusia yang nampaknya bergantung dari warna kulit seseorang.
“Kami bilang kami tidak akan gagal, tapi kami gagal lagi. Hak asasi manusia memiliki warna kulit, dan semakin gelap warna kulit Anda, semakin sedikit hak asasi manusia yang Anda miliki. Kami telah dicoba untuk dibungkam,” ujarnya.
Melalui media sosialnya, Al Sahlani menulis, "Tidak sulit untuk berdiri bahkan ketika sendirian, untuk berbicara ketika suara Anda bergetar demi hak asasi manusia. Tidak ada seorang pun yang bebas sampai kita semua bebas.”
Anggota Parlemen Prancis dan Spanyol Juga Kecam Uni Eropa
Serangan Israel di Palestina/Foto: SOPA Images/LightRocket via Gett/SOPA Images
Senada dengan Al Sahlani, anggota parlemen Prancis Manon Aubry juga mendesak Uni Eropa untuk segera mengambil tindakan untuk membantu Palestina.
"Saat kita berbicara di sini, 1,5 juta orang tahu bahwa mereka akan mati di (kota) Rafah jika kita tidak melakukan apa pun (untuk menghentikan serangan Israel)," pungkasnya, dilansir dari The Palestine Chronicle.
“Orang-orang sekarat karena kita menyediakan peralatan militer ke Israel untuk membunuh ribuan warga Palestina,” katanya.
“Mereka sekarat karena Uni Eropa memilih menutup mata terhadap hal ini dan memilih memperbarui perjanjian kemitraan dengan Israel demi sedikit keuntungan,” tambahnya.
Sementara itu, anggota parlemen Spanyol Miguel Urban Crespo mengatakan Israel sedang mengorganisir Nakba baru dengan keterlibatan pemerintah Eropa.
Menyinggung kunjungannya baru-baru ini ke perbatasan Rafah, ia berkata, “Ada orang-orang yang memenuhi area tersebut hanya beberapa meter jauhnya. Sementara 600 truk (bantuan) harus lewat dalam sehari, hanya lima yang boleh lewat. Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang.”
Hampir 30 Ribu Warga Palestina Terbunuh Sejak Serangan Israel 7 Oktober 2023
Hampir 30 Ribu Warga Palestina Terbunuh Sejak Serangan Israel 7 Oktober 2023/Foto: Anadolu via Getty Images/Anadolu Agency
Sejak serangan Israel pada 7 Oktober 2023, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan hingga kini 29.954 ribu warga Palestina telah terbunuh, dan 79.325 terluka. Genosida yang dilakukan Israel di Gaza telah mendorong 85 persen penduduknya mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, menurut PBB.
Selain itu, setidaknya 7.000 orang belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.
Organisasi-organisasi Palestina dan internasional mengatakan bahwa mayoritas dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!