PBB Ungkap Perempuan Palestina yang Disandera Israel Alami Penyiksaan hingga Pelecehan Seksual

Nadya Quamila | Beautynesia
Rabu, 21 Feb 2024 17:00 WIB
PBB Ungkap Perempuan Palestina yang Disandera Israel Alami Penyiksaan hingga Pelecehan Seksual
PBB Ungkap Perempuan Palestina yang Disandera Israel Alami Penyiksaan hingga Pelecehan Seksual/Foto: Europa Press via Getty Images/Europa Press News

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan kekhawatiran atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia terhadap perempuan dan anak perempuan Palestina di Gaza dan Tepi Barat sejak Israel melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023.

Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin (19/2) bahwa mereka telah menerima informasi perempuan dan anak perempuan Palestina "dilaporkan telah dieksekusi secara sewenang-wenang di Gaza, sering kali bersama dengan anggota keluarga mereka, termasuk anak-anak mereka", sebagaimana dilansir dari Al Jazeera.

Menurut OHCHR, perempuan dan anak perempuan di Gaza mengalami pembunuhan di luar proses hukum, penahanan sewenang-wenang, perlakuan yang merendahkan martabat, pemerkosaan, dan kekerasan seksual.

Para ahli PBB mengatakan mereka terkejut dengan laporan mengenai penargetan yang disengaja dan pembunuhan di luar proses hukum terhadap perempuan dan anak-anak Palestina di tempat-tempat di mana mereka mencari perlindungan atau ketika melarikan diri. Beberapa dari mereka dilaporkan memegang kain putih ketika mereka dibunuh oleh tentara Israel.

Perempuan Palestina yang Disandera Alami Perlakuan Tidak Manusiawi dari Tentara Israel

18 November 2023, Palestinian Territories, Gaza City: A woman carries a baby as Palestinian families flee Gaza City and other parts of northern Gaza towards the southern areas amid ongoing battles between Israel and the Palestinian Hamas Group.. Photo: Mohammed Talatene/dpa (Photo by Mohammed Talatene/picture alliance via Getty Images)

PBB Ungkap Perempuan Palestina yang Disandera Israel Alami Penyiksaan hingga Pelecehan Seksual/Foto: dpa/picture alliance via Getty I/picture alliance

Para ahli PBB khawatir atas penahanan sewenang-wenang terhadap ratusan perempuan dan anak perempuan Palestina, termasuk pembela hak asasi manusia, jurnalis, dan pekerja kemanusiaan di Gaza dan Tepi Barat.

Banyak di antara mereka yang dilaporkan menjadi sasaran perlakuan tidak manusiawi. Misalnya tidak diberikan pembalut saat menstruasi, makanan dan obat-obatan, serta menderita pemukulan yang parah, kata OHCHR.

Bahkan, perempuan Palestina yang ditahan di Gaza oleh pasukan Israel diduga dikurung di dalam kandang di tengah hujan dan kedinginan, tanpa diberikan makanan.

“Kami sangat tertekan dengan laporan bahwa perempuan dan anak perempuan Palestina yang ditahan juga menjadi sasaran berbagai bentuk kekerasan seksual, seperti ditelanjangi dan digeledah oleh petugas tentara pria Israel. Setidaknya dua tahanan perempuan Palestina dilaporkan diperkosa sementara yang lain dilaporkan diancam dengan pemerkosaan dan kekerasan seksual,” kata para ahli PBB, dikutip dari Al Jazeera.

Mereka mencatat bahwa foto-foto tahanan perempuan dalam kondisi yang direndahkan juga dilaporkan diambil oleh tentara Israel dan diunggah secara online.

Banyak Perempuan dan Anak Perempuan di Gaza Dilaporkan Hilang

GAZA CITY, GAZA - OCTOBER 26: A woman holds his 3 year-old son, Ekrem Salih Abu Shemale who died after the Israeli airstrikes that continues in Gaza City, Gaza on October 26, 2023. (Photo by Abed Zagout/Anadolu via Getty Images)

PBB Ungkap Perempuan Palestina yang Disandera Israel Alami Penyiksaan hingga Pelecehan Seksual/Foto: Anadolu via Getty Images/Anadolu Agency

Tak hanya kekerasan, sejumlah perempuan dan anak-anak Palestina, termasuk anak perempuan, dilaporkan hilang setelah kontak dengan tentara Israel di Gaza, kata para ahli.

“Ada laporan yang meresahkan mengenai setidaknya satu bayi perempuan yang dipindahkan secara paksa oleh tentara Israel ke Israel, dan anak-anak yang dipisahkan dari orang tuanya, yang keberadaannya masih belum diketahui,” kata mereka.

PBB menyerukan penyelidikan yang independen, tidak memihak dan efektif terhadap tuduhan tersebut dan agar Israel bisa bekerja sama.

“Secara keseluruhan, dugaan tindakan ini mungkin merupakan pelanggaran berat terhadap hukum hak asasi manusia dan kemanusiaan internasional, dan merupakan kejahatan serius berdasarkan hukum pidana internasional yang dapat dituntut berdasarkan Statuta Roma,” kata para ahli.

“Mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan yang nyata ini harus dimintai pertanggungjawaban dan para korban serta keluarga mereka berhak atas ganti rugi dan keadilan penuh," tutupnya.

Sejak serangan Israel pada 7 Oktober 2023, lebih dari 29 ribu warga Palestina tewas. Menurut laporan UN Women, 70 persen dari mereka yang terbunuh adalah perempuan dan anak-anak.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE