Balasan Harvard Atas Larangan Terima Mahasiswa Internasional, Pernyataan dan Gugatan Baru Dilayangkan

Dimitrie Hardjo | Beautynesia
Senin, 26 May 2025 17:15 WIB
Balasan Harvard Atas Larangan Terima Mahasiswa Internasional, Pernyataan dan Gugatan Baru Dilayangkan
Foto: harvard.edu

Universitas Harvard beri balasan atas kebijakan pemerintahan AS terbaru yang larang universitasnya menerima mahasiswa asing. Mereka kembali menggugat Presiden Donald Trump atas kebijakan pelarangan tersebut.

Diberitakan dalam laman The Harvard Gazette, gugatan tersebut disetujui pengadilan federal Massachusetts, Beauties. Hari Jumat (23/5), hakim federal mengeluarkan perintah penahanan sementara yang memblokir pemerintahan Trump dari mencabut kemampuan Harvard untuk menerima mahasiswa internasional dan mensponsori akademisi internasional. Presiden Harvard, Alan Garber, mengatakan sidang ditetapkan pada hari Kamis untuk menentukan apakah perintah penahanan akan diperpanjang.

Pernyataan Universitas Harvard Terhadap Kebijakan Pemerintahan Trump

Ilustrasi Harvard

Kampus Harvard/ Foto: Unsplash.com/Somesh Kesarla Suresh

Melalui situs resmi Harvard Office of The President, Presiden Alan M. Garber, beri pesan ditujukan untuk komunitas sekaligus pernyataan resmi terkait kebijakan pelarangan menerima mahasiswa asing. “Kami mengutuk tindakan yang melanggar hukum dan tidak beralasan ini. Tindakan ini membahayakan masa depan ribuan mahasiswa dan akademisi di Harvard dan menjadi peringatan bagi banyak orang di perguruan tinggi dan universitas di seluruh negeri yang datang ke Amerika untuk melanjutkan pendidikan dan mewujudkan impian mereka,” tulisnya.

“Selagi kami menempuh upaya hukum, kami akan melakukan segala daya kami untuk mendukung para pelajar dan akademisi kami”.

Pernyataan juga menerangkan klaim kebijakan pemerintah AS tersebut dikeluarkan karena Universitas Harvard menolak untuk menaati permintaan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS. “Faktanya, Harvard menanggapi permintaan Departemen tersebut sebagaimana diharuskan oleh hukum,” lanjutnya.

Pembekuan Dana hingga Kontrol yang Tidak Wajar

Ilustrasi Harvard

Kampus Harvard/ Foto: Pexels.com/Gu Bra

Presiden Donald Trump telah menyoroti universitas-universitas ternama di AS dan ambil tindakan destruktif, seperti menahan pendanaan untuk mereka, Beauties. Sikap ini dipicu maraknya demonstrasi atas genosida yang terjadi di Palestina oleh para mahasiswa. 

Universitas Harvard jadi salah satu yang paling ditekan. Masih dilansir dari situs resminya, pemerintah tidak hanya menginvestigasi operasional universitas, tapi juga membekukan dana awal sebesar 2,2 miliar USD dan mempertimbangkan untuk membekukan dana hibah tambahan sebesar 1 miliar USD.

Selain itu, Garber turut menjelaskan permintaan pemerintah yang diajukan pada 11 April “bertujuan untuk mengendalikan siapa yang kita rekrut dan apa yang kita ajarkan”. Permintaan tersebut berkaitan dengan kontrol atas kurikulum, fakultas, dan badan mahasiswa. 

“Kami menjunjung tinggi kebenaran bahwa perguruan tinggi dan universitas di seluruh negeri dapat menjalankan dan menghormati kewajiban hukum mereka serta menjalankan peran penting mereka di masyarakat dengan sebaik-baiknya tanpa campur tangan pemerintah yang tidak semestinya,” tegas Garber. Penolakan Harvard untuk beri celah campur tangan pemerintah atas dasar mengukuhkan independensi akademis itulah yang mendorong kebijakan pelarangan mahasiswa asing.

“Kami mendukung kebenaran bahwa perguruan tinggi dan universitas di seluruh negeri dapat menjalankan dan menghormati kewajiban hukum mereka serta memenuhi peran penting mereka di masyarakat dengan sebaik-baiknya tanpa campur tangan pemerintah yang tidak patut”.

Langkah Harvard dalam Menangani Intoleransi

Ilustrasi Harvard

Kampus Harvard/ Foto: Unsplash.com/Emily Karakis

Surat tertanda Presiden Harvard itu juga menerangkan bagaimana universitasnya menindak tegas aksi intoleransi dalam kampusnya. Mulai dari membuat perubahan pada sistem disiplin untuk memastikan mahasiswa, fakultas, dan star bertanggung jawab atas tindakannya sampai melakukan penyesuaian dalam membangun komunitas dengan fokus terhadap individu dan karakter uniknya dibandingkan ras.

Harvard juga akan merilis laporan dari Gugus Tugas Pemberantasan Antisemitisme dan Bias Anti-Israel, serta Gugus Tugas Pemberantasan Bias Anti-Muslim, Anti-Arab, dan Anti-Palestina. “Saya membentuk kelompok-kelompok ini tahun lalu sebagai bagian dari upaya kami untuk mengatasi intoleransi di komunitas kami,” lanjut Garber.

“Tidak seorang pun di komunitas kita yang mengalami bias, intoleransi, atau kefanatikan. Kami percaya penerapan rekomendasi dan tindakan lain akan sangat membantu dalam memberantas kejahatan tersebut di kampus kita”.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE