Manusia dan sampah seperti dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Setiap hari, volumenya semakin bertambah dan tak kunjung teratasi. Apalagi untuk jenis plastik sampah sachet atau plastik multilayer, dan sampah HDPE (High-density polyethylene). Sama seperti sampah plastik lainnya, ketiga sampah tersebut memiliki tantangan tersendiri untuk mengolahnya.
Tantangan tersebut antara lain proses penguraian yang sulit pada plastik multilayer dan tidak ada nilai ekonomi untuk sampah HDPE. Masalah dan tantangan tersebut rupanya menggerakkan P&G Indonesia untuk meluncurkan program Conscious Living sebagai bentuk pertanggungjawaban atas dampak bisnis terhadap lingkungan.
"Program ini bertujuan untuk melestarikan lingkungan dengan mencegah sampah plastik sachet atau multilayer dan HDPE dari produk P&G berakhir di TPA. Hal ini, merupakan bukti komitmen kami sebagai perusahaan barang konsumen dalam berupaya untuk mempertanggungjawabkan dampak bisnis kami terhadap lingkungan," jelas Asrini Suhita, selaku P&G Indonesia Sales Senior Director & Sustainability Leader.
Menurutnya, P&G merupakan pelopor dalam menerapkan proses pengolahan sampah plastik sachet multilayer dan plastik HDPE yang saat ini belum memiliki nilai, sehingga dapat memiliki nilai ekonomi yang dapat memberikan manfaat untuk masyarakat.
P&G Menggandeng Octopus Indonesia
Dalam menjalani misi mulia ini, P&G tidak berjalan sendiri. Mereka menggandeng start up Octopus Indonesia, aplikasi pengumpul dan pemilah sampah, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat untuk bekerja sama. Dipilihnya provinsi Jawa Barat karena provinsi ini yaitu sebagai bentuk dukungan pada pemerintah Jawa Barat dalam merencanakan kota Bandung bebas tempat pembuangan akhir (TPA) di 2023.
Mulanya, program ini berawal dari internal P&G di 2020 dalam bentuk pemilihan sampah dari para karyawan P&G Indonesia selama work from home. Hasil pengumpulan sampah tersebut, terkumpul 5,1 ton sampah rumah tangga untuk didaur ulang.
Bagaimana Cara Ikut Program Conscious Living?
Kamu bisa berpartisipasi dalam program ini dengan mengunduh aplikasi Octopus Indonesia untuk dilakukan penjemputan oleh pelestari, sebutan bagi pengumpul sampah. Kemudian, pelestari datang ke rumahmu dan mengambil sampah kemasan produk yang sudah dikumpulkan dan dipilah oleh konsumen.
Lalu, sampah tersebut diserahkan kepada pengusaha pengolah sampah atau pengepul, dan sampah ini akan diolah menjadi sumber energi terbarukan sehingga tidak sampai ke Tempat Pembuangan Akhir.
"Kami senang sekali, karena melalui program Conscious Living ini permasalahan sampah sachet atau plastik multilayer, dan plastik HDPE dapat ditangani. Selama ini, sampah jenis-jenis ini selalu dianggap sebagai sampah yang tidak memiliki nilai," ujar Moehammad Ichsan, Co-Founder dan CEO Octopus Indonesia.
Pernyataan serupa juga dilontarkan Dr. Ir. Prima Mayaningtyas, M.Si, selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat menyambut dengan antusias saat diluncurkannya program ini. "Kami mewakili pemerintah provinsi Jawa Barat mendukung penuh program ini, karena program ini sejalan dengan program pengelolaan lingkungan pemerintah provinsi kami," kata Dr. Ir. Prima Mayaningtyas.
Ingin menjadi bagian dari program ini? Yuk, pilih sampahmu dan unduh aplikasi Octopus Indonesia lalu tunggu pelestari datang ke rumahmu.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!