Dampak Bias Gender Terhadap Perempuan dalam Aspek Karier: Pikul Beban Ganda hingga Alami Diskriminasi
Perbedaan fungsi organ reproduksi antara pria dan perempuan memiliki dampak yang signifikan bagi masyarakat secara awam dalam memahami fungsi dan peran gender. Perempuan yang secara biologis mengemban fungsi reproduksi hamil dan melahirkan serta menyusui dianggap cukup hanya untuk mengemban tugas pengasuhan dan perawatan di wilayah domestik semata. Stereotip gender ini mengakibatkan sebagian perempuan kesulitan untuk meraih karier yang mereka inginkan.
Padahal, dalam sebuah studi yang dilakukan oleh University of California, Berkeley Haas School of Business yang dikutip dalam artikel berjudul “What is Gender Bias in the Workplace?” yang dimuat dalam laman Built In, menunjukkan bahwa perusahaan dengan lebih banyak perempuan di dewan direksi, maka perusahaan tersebut lebih cenderung menjadi perusahaan yang memiliki program, pedoman, dan kebijakan yang jelas untuk menghindari transaksi bisnis yang korup, memiliki jaringan kemitraan yang kuat, dan memiliki kinerja tinggi.
Ilustrasi/Foto: Freepik.com |
Jika perempuan memutuskan untuk bekerja di sektor publik untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun berkarya, perempuan juga dituntut untuk mampu membagi waktu dengan tugas pengasuhan dan perawatan di wilayah domestik dengan maksimal.
Sedangkan pria, baik yang menjadi pencari nafkah utama maupun tidak, seolah tidak memiliki kewajiban untuk tugas pengasuhan dan perawatan di wilayah domestik. Bahkan jika pria melakukan tugas-tugas domestik, hal tersebut seperti menjadi di luar kewajaran dan dianggap melakukan pekerjaan yang tidak memiliki kompetensi.
Stereotip Gender dalam Pendidikan, Pekerjaan, dan Karier
Ilustrasi/Foto: freepik.com/freepik |
Perempuan yang dipersiapkan dalam tugas pengasuhan dan perawatan di wilayah domestik terkadang dianggap sebagai individu yang tidak memiliki kompetensi, bahkan jika ia memiliki tingkat pendidikan yang baik dan mampu bersaing dengan pria dalam sebuah kompetensi karir.
Bahkan akibat stereotip gender, seorang perempuan yang hendak memilih jalur pendidikan yang akan menunjang kariernya, kerap dihadapkan dengan pilihan dan saran dari asumsi masyarakat tentang pilihan pendidikan yang seharusnya ia tempuh. Hal ini tentu akan berdampak pada masa depan karir dan pekerjaannya.
Dampak Bias Gender Terhadap Perempuan dalam Aspek Karier: Pikul Beban Ganda hingga Alami Diskriminasi
Dampak Bias Gender Terhadap Perempuan dalam Aspek Karier: Pikul Beban Ganda hingga Alami Diskriminasi/Foto: Getty Images/LumiNola
Sebagian masyarakat masih menganggap bahwa perempuan hanya boleh bekerja di bidang tertentu, misalnya di sektor pengasuhan dan perawatan, seperti perawat, babysitter, pengasuh lansia, pengasuh daycare, guru sekolah pendidikan usia dini, guru sekolah Taman Kanak-Kanak dan guru sekolah dasar, serta aneka pekerjaan di sektor kuliner dan boga. Padahal, semua pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang baik serta mulia dan dapat dikerjakan oleh semua gender.
![]() Perempuan Perlu Didukung untuk Memilih Jalur Karir dan Bisnisnya/Foto: Freepik.com |
Namun stereotip dan bias gender mengakibatkan persoalan di mana pria cenderung lebih bebas memilih pendidikan apapun dan bentuk pekerjaan apapun yang diminati. Bahkan saat perempuan memiliki pekerjaan yang membuatnya berkompetisi dengan pria, pria lebih memiliki peluang untuk dianggap kompeten dibanding perempuan.
Memutus Siklus Ketidakadilan Gender Dengan Melibatkan Pria Dalam Tugas Domestik
Mendukung peluang pendidikan dan karier merupakan hal penting untuk mengurangi kondisi bias gender dalam sektor karier dan bisnis. Selain itu, perlu adanya dukungan terhadap peluang kepemimpinan dan pengembangan profesional dalam tiap-tiap lembaga maupun perusahaan agar tidak terjadi persoalan bias gender di tempat kerja. Hal ini dapat berdampak pada pemerataan kesejahteraan.
![]() Perlu Adanya Dukungan Terhadap Peluang Kepemimpinan dan Pengembangan Profesional untuk Mendukung Perempuan Berkembang di Sektor Bisnis dan Karir/Foto: Freepik.com |
Jauh sebelum mendukung peluang pendidikan, karier, kepemimpinan, dan pengembangan profesional, hal lain yang perlu dilakukan adalah melibatkan pria dalam kegiatan pekerjaan domestik. Hal ini dapat memberikan pemahaman bahwa pekerjaan di wilayah domestik bukanlah pekerjaan yang tidak kompeten dan hanya dilakukan secara natural oleh perempuan semata.
Jika memberi dukungan pada perempuan untuk berkarier, namun tidak melibatkan pria pada tugas domestik, maka hal tersebut akan menciptakan persoalan berupa beban ganda bagi perempuan. Beban ganda tersebut akan mempertahankan siklus ketidakadilan gender terus terjadi karena beban ganda dianggap sebagai bentuk konsekuensi dan kewajaran jika perempuan memilih bekerja, berbisnis dan berkarier.
Bagaimana menurutmu, Beauties?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Ilustrasi/Foto: Freepik.com
Ilustrasi/Foto: freepik.com/freepik

